Sabtu, 05 Juli 2014

TRIDUUM AYAM BERKOKOK

PAGUYUBAN MURID-MURID YESUS MENURUT INJIL SINOPTIK

dok. Internet
Kata Triduum berasal dari bahasa Latin yang berarti tiga hari. Triduum merupakan waktu khusus selama tiga hari sebagai persiapan batin (olah rohani) menjelang suatu perayaan besar. Hari ini para romo dan umat Paroki St. Petrus Pekalongan (kurang lebih 250-300 umat) mengakhiri triduum yang telah dimulai hari Selasa, 2 April 2014 yang lalu. 

Selama tiga hari berturut-turut (Selasa-Kamis, 2-4 April 2014) umat berolah rohani merenungkan "Paguyuban Murid-Murid Yesus menurut Injil Sinoptik." Tema ini diselaraskan dengan dinamika Gereja Keuskupan Purwokerto yang mengolah "Tahun Pemberdayaan Paguyuban." Permenungan triduum difasilitasi oleh ketiga romo paroki St. Petrus Pekalongan. Triduum dimulai pukul 04.45 - 06.00 dirangkai dengan ekaristi harian. Sesudah perayaan ekaristi, seluruh umat menikmati "tea and coffee morning" di aula paroki.  

Hari pertama triduum dibuka oleh Sheko Swandi M, Pr yang merenungkan tema panggilan para murid pertama menurut Injil Markus. Umat  melihat latar belakang penginjil, konteks hidup, dan gambaran komunitas/paguyuban menurut Markus. Permenungan tentang komunitas disarikan dari para murid yang "menyertai dan tinggal bersama Yesus." Tujuan dari hidup dan tinggal bersama Yesus ialah agar para murid dapat menyesuaikan cita-cita, semangat hidup mereka dgn cita-cita, semangat dan hidup Yesus. Mereka TERLIBAT SEPENUH dan SEUTUHNYA dengan hidup Yesus. Inilah semangat kemuridan yang Yesus tawarkan kepada kita. Permenungan di hari pertama ditutup dengan ekaristi oleh Tri Kusuma, pr.

Hari kedua triduum difasilitasi oleh M. Maryoto, Pr yang mengambil inspirasi dari Injil Matius (Injil Gerejawi). Melalui Injil Matius, Maryoto, pr mengajak umat melihat komunitas (Gereja) sebagai organisme. Penginjil Matius menggunakan kata 'gereja' (ekklesia, Mat 16:18; 18:17) di dalam tulisannya. Bahan-bahan yang digunakan Matius pun bersentuhan dengan organisasi gereja dan katekese gereja yang disusun dalam bentuk lima kotbah. Bersama Matius, umat merenungkan pusat hidup gereja yang selalu merayakan karya penyelamatan Tuhan dalam ibadah. Permenungan hari kedua ditutup dengan ekaristi oleh Sheko Swandi M, pr
dok. Internet

Sementara hari ketiga triduum difasilitasi oleh Tri Kusuma, pr dengan mengambil inspirasi dari Injil Lukas. Refleksi di hari ketiga lebih menekankan bagaimana Gereja menjadi sakramen, tanda dan sarana keselamatan Allah. Menurut refleksi Ig. Suharyo, pr, Lukas menggambarkan Gereja sebagai buah Roh Kudus yang dicurahkan oleh Kristus yang bangkit; didirikan atas dasar para rasul, yang adalah saksi-saksi berwibawa atas kebangkitan Yesus Kristus, pewarta injil yang setia yang dengan berani memberitakan keselamatan (Kis 1-12). Kehadiran Gereja sebagai sakramen diwujudkan melalui sikap inklusif dan kepedulian terhadap situasi aktual di sekitarnya. Kehadiran Yesus ke dunia membawa misi keselamatan yang ditawarkan kepada semua orang khususnya mereka yang miskin, menderita, dan tertindas. Gereja Lukas adalah Gereja yang terbuka terhadap realitas dunia. Gereja bukanlah lembaga atau persekutuan yang berjarak dengan sekitarnya melainkan Gereja yang mau turun ke bawah, berjumpa dengan orang miskin dan menderita. Dalam permenungan hari ketiga, umat diajak untuk menyatukan misi hidupnya dengan misi Yesus sendiri, "Mewartakan kabar gembira kepada semakin banyak orang." Permenungan ini ditutup dengan ekaristi yang dipimpin oleh Sheko Swandi M, pr.

Pengolahan rohani selama tiga hari diharap membekali umat dalam membangun komunitas kemuridan di Gereja St. Petrus Pekalongan. Komunitas yang mengenal Yesus secara mendalam, komunitas yang berkumpul-berdoa, dan komunitas yang bermisi selaras dengan misi Yesus sendiri. Selain itu, triduum menjadi kesempatan umat untuk mempersiapkan hati dalam memasuki dan merayakan pekan suci. (trikuspr)

Tidak ada komentar: