Minggu, 06 Juli 2014

MEMAKNAI BELADA KISAH SENGSARA: YESUS MENCINTAIKU

dok. R. Edy
Tahun ini SMA Bernardus melibatkan diri dalam kegiatan pekan suci di Gereja Santo Petrus Pekalongan dengan mendramakan kisah Sengsara Yesus. Kisah sengsara dipentaskan pada Jumat, 18 April 2014 pukul 07.00 WIB menggantikan jalan salib. Salah satu siswa yang terlibat dalam drama itu adalah Tri Sulistyo Nugroho. Dia berperan sebagai Yesus. Bagi dia dan pemain lainnya, permenungan kisah sengsara Yesus dengan tablo adalah kali yang pertama. Tidak heran mereka mengalami ketakutan, keragu-raguan dan kecemasan. “M. Maryoto, pr sebagai pamong di SMA Bernadus tidak henti-hentinya memotivasi kami agar semakin percaya diri,” ungkap Tri Sulistyo alias Halus.  

Para siswa menyiapkan drama kisah sengsara sejak bulan Februari yang diawali dengan menonton video Kisah Sengsara Yesus. Melalui video itu mereka dibantu untuk menemukan karakter setiap peran di dalam kisah itu. “Aku sangat sedih saat melihat Yesus disiksa, dicambuk oleh para prajurit. Aku seolah merasakan apa yang dirasakan Yesus pada saat itu,” ungkap Halus. 

Dalam setiap latihan mereka didampingi oleh Bang Billy. Dia adalah guru seni (teater) yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seni di SMA Bernardus. Di tengah persiapan mereka terkadang merasa getir dan takut seandainya tidak bisa mengingat naskah dengan baik. Akan tetapi melalui dukungan dan perhatian para romo, guru dan keluarga mereka mencoba menepis ketakutan dan kegetirannya dengan mempersembahkan yang terbaik.
dok. R. Edy

Sejak pukul 05.00, para pemain bersiap di ruang make-up untuk didandani. Jelang pukul 07.00, umat mulai berdatangan memenuhi seluruh gereja. Dekorasi sederhana mengubah altar menjadi panggung sengsara.

Kisah Sengsara Yesus berlangsung khusyuk. Umat menyaksikan adegan demi adegan dengan penuh perhatian bahkan tidak sedikit dari mereka terhanyut dalam kesedihan rohani sampai meneteskan air mata kasih yang mendalam. “Aku sangat bersyukur telah berperan sebagai Yesus. Rasa sakit dan memar yang kurasakan rasanya belum seberapa berat dengan apa yang dialami Yesus. Aku terharu betapa dalam pengorbanan Yesus bagiku. Yesus sangat mencintaiku. Dia mencintai dengan darah dan kematian demi kebahagiaan kekal.” Ungkap Halus mengakhiri sharingnya. (Tri Sulistyo Nugroho/SMA Bernardus)

Tidak ada komentar: