Minggu, 25 April 2010

Motivasi dan Sosialisasi Tahun Keprihatinan Pertanian Keuskupan Purwokerto

Selepas misa minggu pagi 25 April 2010, di aula Paroki St. Petrus Pekalongan diadakan Motivasi dan Sosialisasi Tahun Keprihatinan Pertanian bersama Romo Blasius Slamet Lasmunadi, Pr. Dalam paparannya, Romo Slamet mengajak umat untuk mengubah paradigma yang keliru tentang pertanian dan mengajak untuk lebih menghargai pertanian. Image bahwa pertanian identik dengan sesuatu yang kotor dan tidak berharga harus dibuang jauh-jauh karena sesungguhnya pertanian adalah suatu hal yang vital bagi kehidupan umat manusia. Umat diajak untuk menyadari manfaat pertanian bagi kehidupan manusia juga perlunya pembangunan di sektor pertanian serta pentingnya memperkenalkan pertanian sejak dini kepada anak-anak, terutama bagi anak-anak yang tinggal di kota.
Tahun Keprihatinan Pertanian merupakan karya pastoral Keuskupan Purwokerto untuk tahun 2010-2011, yang akan dimulai pada 1 Juni 2010 yang akan datang. Setelah selama setahun umat di Keuskupan Purwokerto diajak untuk berbelarasa terhadap Kaum Miskin, melalui Tahun Keprihatinan Kemiskinan, maka selanjutnya umat diajak untuk bersolidaritas terhadap pertanian sebagai wujud kepedulian Gereja terhadap pembangunan pertanian yang bersahabat, bermartabat, dan berkeadilan dengan seluruh ciptaan.
Tahun Keprihatinan Pertanian di Paroki Pekalongan baru akan dicanangkan pada akhir tahun 2010 ini dan dilaksanakan sepanjang tahun 2011 mendatang, karena saat ini di Paroki Pekalongan sepanjang tahun 2010 ini masih berjalan Tahun Keprihatinan Kemiskinan.(JHN)

Senin, 12 April 2010

Pesta Kerahiman


Pesta Kerahiman Ilahi yang berpuncak dalam perayaan liturgi minggu Paska II, dirayakan oleh para penggiat doa Kerahiman ilahi. Hadir 40 hari dalam acara syukuran atas pesta Kerahiman ilahi. Setelah perayaan ekaristi minggu pagi, 11 April dan pemberkatan benda-benda rohani kerahiman seperti rosario, gambar kerahiman, para penggiat doa berkumpul bersama untuk mendoakan litani kerahiman dan doa koronka.
Rangkaian acara ini memuncaki kegiatan doa yang dilakukan secara pribadi sejak Jumat agung sd hari Sabtu, 10 April.
Setelah doa selesai, romo paroki meberikan masukan dan permenungan berkaitan dengan kegiatan doa. Ada tiga pesan yaitu tiap orang bisa mempunyai pengalaman iman dan menemukan rumusan doa sendiri. Belajar dari Sr Faustina yang memiliki hidup rohani mendalam dan bentuk penghayatan doa yang akhirnya melahirkan doa kerahiman,tiap umat dapat melatih doa dan memperkembangkan keberanian untuk berdoa sampai yakin tentang coanya sendiri. Kedua, tiap umat beriman diajak untuk menjadi pewarta, berani meneruskan keselamatan yang didapatkan berkat kerahiman. Ketiga, tiap umat beriman diharapkan dapat mencintai sakramen gereja. Melalui kerahiman ilahi yang digambarkan dengan lambung Yesus tertusuk tombak yang mengeluarkan air dan darah, melambangkan sakramen baptis dan ekaristi, maka tiap umat beriman yang aktif berdoa akan makin terdorong untuk mencintai sakramen terutama ekaristi. Maka ekaristi harian sebisa mungkin juga diikuti.
Dari pengalaman ini ada beberapa orang memberi kesaksian tentang pentingnya mencintai sakramen gereja.
Kegiatan pesta kerahiman berakhir dengan makan bersama.