Kamis, 31 Juli 2014

GEREJA KATOLIK BERSILATURAHMI LEBARAN

Dinamika lebaran di pesisir Pantura, tepatnya di Gereja St. Petrus Pekalongan, pun sangat terasa auranya. Sejak semalam jelang idul fitri langit di Pekalongan penuh taburan bintang yang kerlap-kerlip bergantian dibarengi suara letusan dan iringan takbir. Pada paginya umat muslim sedikit dikecutkan semangatnya dalam bershalat id karena hujan yang akhirnya membasahi tanah-tanah di sekitarnya. Lapangan Jetayu (samping gereja, depan masjid) yang biasanya ramai umat untuk bershalat id. Pagi ini lengang. Satu dua umat tampak sesekali terlihat berlari-lari kecil agar cepat sampai ke masjid (kulihat sepulang misa dari susteran). Kendati begitu, corong-corong masjid terus menyuarakan takbir dgn semarak yang tetap menjaga rasa dan suasana idul fitri. Dari bilik kamar, saya mendengar kyai berdakwah tentang hakekat penciptaan manusia, makna idul fitri dan kontekstualisasi hidup dalam menghayat-hidupi Al-quran. Dalam tausiahnya, beliau mengatakan pentingnya memahami, merenung, dan melaksanakan Al-quran tidak hanya sampai katam, mengulang membaca sampai katam, lagi dan lagi tetapi hidupnya "amburadul" tidak mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-quran.

Silaturahmi di hari Lebaran

Pukul 08.30, kami para romo Paroki St. Petrus Pekalongan mengadakan kunjungan silaturahmi ke beberapa tokoh di kotamadya dan kabupaten Pekalongan. Kami membagi dalam dua rombongan.

Pertama, Rombongan Romo RD. Michael Sheko Swandi M bersilaturahmi ke Kabupaten didampingi Bapak Mario dan umat dari Stasi Karanganyar, antara lain Bapak Petrus dan istri, Ibu Dyah, dkk. Mereka bersilaturahmi lebaran di pendopo kabupaten. Dalam kisahnya, Rombongan dari Gereja Katolik Pekalongan disambut sangat hangat oleh Bapak Antono, Bupati Pekalongan beserta jajarannya. Suasana hangat sungguh terasa dalam kebersamaan yang fitri. Romo Sheko bersama rombongan pun sempat menikmati hidangan yang disajikan. Sesudah bersilaturahmi, Romo Sheko menyempatkan diri berkunjung menengok gereja stasi ditemani beberapa umat yang turut serta dalam silaturahmi tadi


Kedua, Rombongan RD. Tri Kusuma bersilaturahmi ke beberapa tokoh di wilayah Kota Madya Pekalongan. Romo Tri ditemani Bapak Prapto, Bapak Edi, dan 2 suster SND. Kunjungan pertama ke rumah dinas Walikota. Sesampai di sana, rupanya bapak walikota dan jajarannya belum ada di tempat. Para tamu termasuk kami harus menunggu sesaat. Di tengah penantian itu, kami menikmati hidangan-hidangan yang telah disiapkan sembari ngobrol dengan beberapa orang lainnya. Setelah walikota dan jajarannya tiba di ruangan, kami turut antri bersama umat lain untuk bersilaturahmi dengan walikota, Bapak Ba'Asyir beserta jajarannya.


Silaturahmi lebaran bersama Habib Lutfi. Dok. edy
 
Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah Habib Lutfi. Di rumah Habib Lutfi kami disambut hangat. Meski Habib sedang berada di tengah para tamunya yang datang bersilaturahmi, Habib langsung berdiri dan menyongsong kedatangan kami. Sontak kami pun terharu karenanya. Sesekali kami berbincang, sesekali kami melihat Habib menyapa tamu lain dan mendengar cerita-ceritanya. Kami sendiri diminta tetap disampingnya...(yo wes melu salam-salaman juga dgn para tamu lainnya). Tidak lama kemudian, kami mengundurkan diri untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Perjalanan yang terakhir adalah ke rumah Bapak Marzuki (daerah Buaran). Beliau adalah ketua FKUB kotamadya Pekalongan. Ini kali pertama kami berkunjung ke rumahnya. Beberapa bulan yang lalu, Gereja St. Petrus Pekalongan menjadi tuan rumah perjumpaan tokoh lintas agama yang terwadahi dalam FKUB. Sebagai tindak lanjut hubungan antarumat beragama ini, kami menyempatkan diri untuk bersilaturahami ke ketua FKUB-nya.
Rumah Bapak Marzuki ternyata mblusuk. Untuk mencapai rumahnya, kami harus parkir mobil di lahan kosong di dalam lokasi perumahan yang padat. Di tempat itu, beliau menunggu kami. kami berjalan melewati jalan-jalan kecil. Sesekali masyarakat yang berpapasan tampak melihat aneh bahwa ada orang berjubah putih berjalan bersama Bapak Marzuki. Mereka menyapa dengan tampilan wajah yang seolah bertanya-tanya, "Ini siapa?" (mungkin kaya ngana...). Bapak Marzuki pun sesekali menjawab, "Ini romo dr gereja. Ini kegiatan lintas agama," sembari terus berjalan menuju rumahnya.  Sesampai di rumah, kami disambut dengan hangat oleh keluarga besarnya yang kebetulan sedang berkumpul. Kami duduk di ruang tengah untuk ngobrol santai ditemani Bapak Marzuki dan istri. Obrolan yang keluar berkisar pemilu presiden dan wakil, dinamika kebersamaan intern muslim, konflik yang pernah terjadi di daerah Buaran, dll. Semua kisah itu berujung pada pemaknaan akan urgentnya penghargaan  hidup dalam kebersamaan di tengah perbedaan.

Mengakhiri silaturahmi ini, Pak Marzuki menyampaikan bahwa kunjungan dari Gereja Katolik ke rumah (atas nama fkub) adalah yang pertama. Itu disampaikan karena sebelumnya Bapak Prapto bertanya, "Apakah dari tokoh agama lain ada yang sudah bersilaturahmi?" Bapak Marzuki menjawab, "Belum. Gereja Katolik yang pertama."

Inilah akhir dari silaturahmi kami di hari penuh suci. Para romo dan umat dari Gereja Katolik St. Petrus Pekalongan mengucapkan selamat ber-Idul Fitri.

Salam dari kami Komunitas St. Petrus Pekalongan,

Mo Sheko yang berlibur di pastoran
Mo Maryoto yang kuliah di Jakarta
Mo Tri yang mudik ke Purbalingga


-trikusumapr-

 
 
 

Tidak ada komentar: