Senin, 07 Juli 2014

MEMAKNAI KAMIS PUTIH: PUTIHNYA CINTA YESUS

dok. R. Edy
Perayaan Kamis Putih di Paroki Santo Petrus Pekalongan diadakan di dua tempat yang bersamaan, yaitu di paroki dan stasi. Kemegahan dan kesyahduan kamis putih didukung dengan pernak-pernik serba putih dan umat yang mengenakan pakaian (kebanyakan) putih. Umat merayakan kamis putih di paroki pukul 17.00 dan pukul 20.00 wib.  Sementara stasi Sragi dan Karanganyar mengadakan misa Kamis Putih pukul 17.00, dan stasi Wiradesa pukul 20.00 wib. Perayaan ekaristi kamis putih dilayani oleh empat romo. Selebran utama adalah Sheko Swandi, Pr yang didampingi oleh Maryoto, Pr, Tri Kusuma, Pr dan E. Yeppy, Pr serta dua frater seminari tinggi yang sedang berasistensi yaitu Fr Rendy (Tk. 3) dan Fr. Raymond (KAM). Perayaan Kamis Putih paroki dan stasi berlangsung khusyuk dan meriah. 

Jauh hari sebelumnya, para romo dan seluruh petugas liturgi mempersiapkan pekan suci dengan semangat. Setiap sore sampai dengan malam umat berkegiatan di gereja. Ada yang latihan koor, Putra-putri Altar, Persekutuan doa, dan lain sebagainya. Aktifitas umat yang padat membuat Gereja sungguh hidup. Inilah perwujudan dari sebuah Gereja organisme yang lebih dari sekedar bangunan.
dok. R. Edy
Kematangan seluruh pihak dalam mempersiapkan pekan suci menghasilkan buah sukacita. Umat dapat merayakan setiap perayaan dengan khusyuk. Melalui perayaan Kamis Putih umat merenung, mengenang, dan merayakan Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama para murid. Di dalam perayaan itu, Yesus meninggalkan kisah keteladanan yang hendaknya dihidupi oleh setiap orang yakni Pembasuhan kaki para murid. Kini Perjamuan Malam Terakhir Yesus selalu kita kenang dan rayakan dalam Ekaristi setiap harinya. Di dalam Ekaristi kita melihat Yesus sebagai roti hidup yang diambil, dipecah dan dibagikan bagi kita. Pengalaman diambil, dipecah, dan dibagikan tidak jarang menimbulkan sakit dan terluka. Oleh karena itu, bersama Yesus yang mengadakan perjamuan dan pembasuhan kaki para murid kita menghidupi keutamaan kerendahan hati di dalam kehidupan. Pengorbanan dan kerendahan hati Yesus kepada setiap orang menunjukkan putihnya cinta Yesus bagi kita.

Berjaga Bersama Yesus

dok. R. Edy
Sesudah perayaan Perjamuan Malam Terakhir usai, kita diundang berjaga bersama Yesus memasuki kisah kehidupanNya yang lain. Kisah sengsara dan penderitaan-Nya telah menanti. Prosesi perarakan Sakramen Mahakudus dipimpin oleh Sheko Swandi, Pr berlangsung dengan hening. Umat menyatukan hati dalam keheningan dan kekudusan memandang Sakramen Mahakudus yang diarak menuju tempat pentahtaan. Kepulan asap pendupaan mewarnai ruangan gedung gereja menjadi putih dan harum karenanya. 
Sakramen Mahakudus ditahtakan di dalalam Kapel Adorasi Paroki St. Petrus Pekalongan. Ini adalah kali pertama Sakramen Mahakudus di tahtakan di Kapel Adorasi St.Petrus. Kapel Adorasi ini baru selesai dibangun. Tujuan dari pembangungan Kapel Adorasi ialah menjaga dan kian menumbuhkan kehidupan doa (iman) umat melalui penghormatan Sakramen Mahakudus. Sejenak umat diajak merelakan waktu berjaga bersama Yesus dalam keheningan dan puji-pujian. Mereka bertekun setia di hadapan Sakramen Mahakudus sampai tuguran selesai pukul 00.00 wib. (trikusumapr)

Tidak ada komentar: