Sabtu, 28 Februari 2009

Suara GAmelan di Gereja St Petrus

Suara gamelan berdengung di gereja St Petrus Jumat kemarin. Sesekali tabuhan berhenti lalu terulang kembali dengan suara penyanyi. Ternyata suara gamelan yang dibatuh oleh beberapa umat untuk mempersiapkan misa paska. Tiap hari Jumat malam ada latian "nggendhing" mempersiapkan paska. Untuk kali kedua gamelan diusung di lokasi gereja dan masuk liturgi. MErupakan hal yang jarang terjadi. Meski momen ini insidentil namun dirasakan nuansa khas jawa.
Berhubung para penabuh tidak lengkap terutama pengedang maka romo paroki yang sedang mengunjungi langsung diminta mengisi bagian tersebut. Beberapa orang langsung menunjuk dan mengatakan "nah lengkaplah sudah". Kendang langsung distep, tali-tali dikencengi dan mulailah ditabuh mengikuti partitur gendhing yang dimainkan.
Lagu apa yang mau dinyanyikan romo? Ayo mainkan "menthog-menthog". Begitulah ajak umat yang ingin mengulang kidung yang dinyanyikan dalam misa paska lalu. Dengan guyonan romo menjawab, "lagunya ganti kepompong".
Begitulah semarak mempersiapkan Paska dengan mengusung gamelan dalam liturgi gereja,.

dw/st petrus

Kamis, 26 Februari 2009

Memulai Masa Prapaska

Penerimaan Abu pada Misa RAbu abu menjadi awal masa prapaska. Misa rabu Abu di paroki St Petrus dilaksanakan 3 kali. Selasa 24 Februari pk 17.00, Rabu 25 februari pk 05.30 dan 17.00. Sementara di stasi ada kesempatan penerimaan abu Selasa yaitu st Sragi dan Karanganyar.
Tidak seperti biasanya perayaan Rabu Abu pagi hari ternyata banyak pula dihadiri oleh umat. Sementara sore hari yang datang juga melimpah sampai gedung gereja tidak mencukupi untuk duduk umat. Beruntung bahwa aula sudah disiapkan tempat dan perangkat tambahan, lcd yang memancarkan kegiatan seputar altar dipasang sehingga membantu umat yang duduk di aula.
Di awal perayaan ini ajakan untuk berdoa, berpantang dan berderma menjadi kekuatan untuk menjalani masa prapaska.

berkah dalem/dian

Senin, 23 Februari 2009

Kebersamaan dalam Keberagaman

Kebersamaan dalam Keberagaman menjadi kekuatan membangun bangsa. Begitulah tema sarasehan bersama walikota di aula paroki St Petrus Pekalongan. Acara yang digelar sebagai tindaklanjut gerakan formalisme agama ini dihadiri oleh kalangan agama baik Konghucu, Hindu, Budha, Protestan dan Islam serta umat katolik St Petrus. Hadir sekitar 75 orang lintas agama.
Dalam kesempatan tersebut walikota Pekalongan mengingatkan proses demokratisasi bangsa yang terjadi dengan bisa menerima perbedaan baik suku, agama, golongan. Dalam pengalaman hidupnya dijumpai kekuatan untuk membangun kehidupan dengan kekuatan religius. Bila masyarakatnya religius niscaya keanekaragaman akan dihargai. Kekuatan itu ditunjukkan dengan membandingkan negara yang berpenduduk besar. CHina negara terbesar pertama memiliki mayoritas agama Budha, India memiliki Hindu, Amerika Serikat Kristen Protestan dan Indonesia dengan agama mayoritas Islam. Dengan kekuatan religius sebagai dasarnya terciptalah demokratisasi. Bahkan dirancang semangat agar kota pekalongan masyarakatnya LEBIH CEPAT RELIGIUS. Itulah visi yang akan dikembangkan.
Arah ini mengajak semua pihak lintas agama dan iman untuk bersama mewujukan kepedulian dalam gerakan Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Program pemerintah dengan pengentasan kemiskinan yang tertuang dalam perda ini memiliki arah pengentasan orang miskin untuk dapat bersekolah, dapat pelayanan kesehatan dasar, dapat berusaha, memiliki lembaga untuk mengentaskan dirinya sendiri dan memiliki lingkungan yang layak huni.
Di cita-citakan pula kondisi Pekalongan yang memiliki budaya pengelolaan sampah secarai baik, penghijauan dan kebersihan sungai. Cita-cita ini pula mendorong siapa saja untuk ikut berpartisipasi dalam mewujudkan cita-cita bersama.
Hal serupa ditegaskan dalam sambutan romo paroki bahwa kenyataan kemiskinan menjadi tantangan bersama. Dengan mengutip surat Gembala Bp Uskup Purwokerto memasuki Prapaskah ajakan mewujudkan gerakan bersama ini menjadi realisasi nyata dari hidup beragama dan beriman. SElain itu dukungan kepada negara diwujudkan dengan melakukan pemilihan tanpa menjadi anggota "golput".
Di acara tersebut juga disharingkan pengalaman berdinamika bersama dalam keberagaman. Sdr Subhan pelopor dan penggagas Forum Kerukunan Masyarakat Pekalongan menceritakan bahwa pada awalnya juga mengalami pertentangan baik dari diri sendiri maupun rekan-rekannya sendiri tetapi pengalaman perjumpaan dengan rm Mangunwijayalah yang dapat mengubah cara pandang sehingga bisa menerima perbedaan.
Acara saresehan ini berakhir pk 22.30. Bp Walikota yang datang pk 21.00 mendapat sambutan hangat dari umat lintas agama ini. Selanjutnya tinggal bagaimana mewujudkan kebersamaan dalam langkah yang nyata. Namun sekurang-kurangnya ini menjadi kesempatan untuk mendapatkan penyadaran/ konsientisasi dalam membangun keberagaman.

Berkah DAlem/dian

Minggu, 22 Februari 2009

Menyongsong APP 2009

Aksi Puasa Pembangunan (APP) merupakan kegiatan tahunan. Kali ini selain dibacakan surat gembala di perayaan ekaristi gereja paroki dan stasi, juga diadakan kegiatan sosialisasi APP. Kegiatan ini diikuti sekitar 50 orang dari kring stasi dan kelompok kategorial. Dalam kegiatan ini disampaikan pemikiran dasar APP, aksi solidaritas dengan kegiatan PSE, dan sosialisasi kegiatan tahun formalisme agama.
Bahan-bahan APP dibagikan kepada kelompok kring dan kategorial. Bahan ini mengajak umat merenungkan hidup beragama dan beriman yang nyata dengan menjalin kerjasama dengan semua orang lain yang berkehendak baik.
Selain itu umat diajak untuk mencermati surat gembala Uskup yaitu tentang kepedulian pada mereka yang lemah miskin dan terseingkir dengan memulai perilaku sederhana dalam sarana komunikasi dan transpotasi serta menggunakan hal suara. Bpa Uskup mengajak umat katolik tidak menjadi anggota "golongan putih".
Acara menyongsong APP ini dimulai pk 10.00 dan selesai pk 12.30 dengan mengambil tempat di aula paroki.

Berkah Dalem/dian

Selasa, 17 Februari 2009

Mempersiapkan Perkawinan

Kursus Perkawinan menjadi salah satu persiapan memasuki hidup berkeluarga. Mereka yang akan menikah dibekali dengan pengalaman dan wawasan tentang hidup berkeluarga baik kekuatan iman, kebersamaan dalam keluarga maupun menyelesaikan persoalan-persoalan bersama.
Kursus perkawinan ini dihadiri oleh 31 orang. Ada yang berpasangan ada yang single karena mengikuti kursus di tempat lain atau telah mengikutinya lebih dahulu. Dimulai hari senin, 16 Februari kursus ini berakhir hari Kamis, 19 februari. Pertemuan dilaksanakan sore hari pk 18.00 sd 21.00 dengan istirahat.

Berkah Dalem/dian

Senin, 16 Februari 2009

Memelihara gereja

Pembangunan gedung gereja St Petrus sudah selesai th 2005 lalu dan sampai sekarang sudah digunakan sebagai kegiatan umat. Bangunan yang menelan biaya lebih dari 8 M baik untuk gereja sebagai tempat beribadat maupun pastoran dan aula/ ruang pertemuan umat sekarang membutuhan pemeliharaan. Pemeliharaan ini dipikirkan serius setelah seluruh biaya yang ditanggung diselesaikan. Pada waktu itu untuk menyelesaikan pembangunan dana yang terkumpul belum mencukupi sehingga atas kemurahan ada yang meminjamkan dana. 2,5 M disupport untuk menyelesaikan pembangunan tersebut. Karena itu dalam perjalanan selama ini baru pada tanggal 14 Februari 2009 dana pinjaman dapat dikembalikan. pengembalian itu ada 2 tahap. PErtama pada awal 2007 sudah dikembalikan 1M dan kedua awal tahun 2009 ini.
SEhubungan dengan rampungnya pengembalian pinjaman ini, panitia pembangunan akan dibubarkan namun selanjutnya akan dibentuk panitia pemeliharaan gereja yang memikirkan secara serius pengelolaan dan perawatan gedung. Untuk itu sudah ada modal Rp 100.000.000 (seratus juta) dari pemberi pinjaman. Romo paroki mengucapkan terimakasih atas kesediaan dan usaha para panitia yang dengan jerih payah menyelesaikan pembangnan gereja. Romo paroki mewakili umat juga mengucapkan terima kasih kepada bp soleh DAhlan selaku ketua umum panitia pembangunan yang telah memberikan pinjaman dana untuk menyelesaikan pembangunan dan juga memberikan modal awal dana pemeliharaan.

BDifo/tr

RAT Perkumpulan Sosial Pangruktilaya

Rapat Anggota Perkumpulan Sosial Pangruktilaya (PSPL) St Yusuf berlangsung di aula paroki Minggu, 15 Februari 2009. Rapat ini merupakan rapat tahunan yang mengagendakan laporan pertanggungjawaban pengurus, rencana program th 2009 dan pemilihan pengurus baru.
Setelah ditunda 1 jam karena kehadiran anggota belum memenuhi kuorum rapat yang dipimpin ketua Bp Barlim akhirnya dimulai pk 10.00 WIB. Agenda rapat disetujui dan notulensi serta laporan disetujui para anggota. Dalam sambutannya romo paroki mengajak agar perkumpulan PSPL menjadi perkumpulan yang meneruskan misi YEsus mewartakan Kerajan Allah. SEtiap anggota diajak untuk melaksanakan kewajiban misi ini dan tidak hanya menuntut haknya saja. Selanjutnya diharapkan pengurus yang terpilih mampu menyelesaikan tugas-tugas dan harapan-harapan seperti mendorong pemerintah agar mengusahakan tanah makam bagi orang kristen, menggalang kerja sama dengan pihak lain agar makam kristen yang ada sekarang ini terawat dengan baik, meningkatkan jumlah anggota, dsb.
RAT ini pada akhirnya mengagendakan pemilihan pengurus baru. Melalui formatur yang telah disepakati dalam forum rapat RAT memilih ketua PSPL yang baru. Tim formatur yang terdiri dari 1 dewan penyantun, 1 pengurus lama, 2 wakil kring dan 1 wakil stasi dengan didampingi romo paroki memilih Bp SArtono menggantikan Bp Barlim yang sudah 3 x berturut-turut memimpin PSPL. DAlam waktu 2 minggu ketua yang baru diharapkan menyusun kepengurusan PSPL.
RAT akhirnya ditutup pada pk 13.30.

BDifo/tr

Minggu, 15 Februari 2009

Memaknai Kasih Sayang


Perayaan Hari Kasih Sayang dimaknai dengan belajar mandiri. OMK St Petrus menggelar kegiatan valentine day. Pada momen ini seluruh kegiatan diurusi oleh OMK baik isi acara dan koordinasinya. Dibuka dengan permainan-permainan serta band acara yang digelar di aula paroki ini berlangsung meriah. Sekitar 50 anak menghadiri acara ini hanyut dalam dinamika acara.
Acara juga dilanjutkan dengan santab malam bersama dan membakar sate B2. Orang muda st Petrus mengaku puas dan bangga dengan kegiatan ini terutama melatih kemandirian dalam menyelenggarakan kegiatan.

Berkah Dalem/dian

Rabu, 11 Februari 2009

Mendoakan Orang Sakit

Hari Orang sakit sedunia dirayakan khusus untuk mendoakan mereka yang menderita sakit. Hadir beberapa umat yang sedang sakit di gereja St Petrus Pekalongan. Bebeberapa yang lain adalah yang telah berusia lanjut selain para petugas pelayan kesehatan dan petugas liturgi. Perayaan ekaristi mendoakan orang sakit dipimpin oleh rm T Mardi Usmanto Pr. Ekaristi dimulai pukul 09.00 dan berakhir pk 11.00 dengan pengurapan minyak orang sakit. Harapan untuk mengalami kesatuan dengan Kristus yang berkenan menderita bagi penebusan menjadi kekuatan untuk menghadari penderitaan dan sakit.
Setelah perayaan ekaristi ada kesempatan untuk pemeriksaan kesehatan. Para lansia menggunakan kesempatan untuk cek dan kontrol konsultasi kesehatan mereka. Dengan dibantu perawat dari RSBR para dokter menangani mereka. SEorang ibu yang ikut duduk mengantri mengatakan, "Saya akan konsultasikan hasil lab saya." dengan menggenggam surat hasil lab ia lebih lanjut mengatakan, "Saya percaya tadi sudah disembuhkan oleh Yesus."
Perayaan ini sudah menjadi agenda rutin tiap tanggal 11 Februari di paroki. Namun kali ini dirayakan dua kali. Pagi dan sore hari. Untuk sore hari selain doa khusus bagi yang menderita sakit juga ada perayaan adorasi agar makin menyatukan dengan Kristus yang hadir dalam sakramen mahakudus.

Berkah DAlem, dian

Selasa, 10 Februari 2009

RENUNGAN PERAYAAN HARI ORANG SAKIT SEDUNIA

Dipanggil pada Kegembiraan
berkat Kesatuan dengan Kristus
(disampaikan dalam Misa HOS 2009 dari Instruksi mengenai Doa dan Penyembuhan)

Manusia dipanggil pada kegembiraan, namun demikian setiap hari mereka mengalami banyak bentuk penderitaan dan kesakitan. Karena itu Tuhan dalam janji keselamatan mewartakan kegembiraan sepenuh hati yang datang dari pembebasan dan penderitaan. Dari aneka bentuk penderitaan yang hadir dalam sejarah manusia, selalu ada keinginan terdalam untuk bebas dari yang jahat. Dalam kisah Perjanjian lama pengalaman sakit amat terkait dengan dosa dan kejahatan seperti hukuman yang disampaikan oleh Tuhan terhadap ketidaksetiaan umat sakit menduduki tempat yang menonjol, demikian juga orang yang memohon penyembuhan kepada Tuhan mengakui bahwa telah secara adil dihukum oleh karena dosa-dosanya (Mzm 37, 40; 106: 17-21). Bahkan muncul pergulatan untuk dapat mengerti mengapa sakit menimpa orang benar seperti yang dialami oleh Ayub.
Pertanyaan mengapa orrang sakit menimpa orang benar mendapat jawaban dalam Perjanjian Baru. Perjumpaan Yesus dengan orang sakit dalam pelayananNya tidak menjadi peristiwa yang berdiri sendiri tetapi merupakan peristiwa pewartaan Kerajaan Allah, ” Yesus berkeliling ke semua kota dan desa mengajar di rumah-rumah ibadat memaklumkan Kerajaan Allah dan menyembuhkan setiap penyakit dan kelemahan. Penyembuhan ini menunjukkan kemenangan Kerajaan Allah atas setiap kejahatan dan menjadi simbol pemulihan kesehatan dan seluruh pribadi manusia, jiwa dan badan. Penyembuhan berfungsi untuk menunjukkan bahwa Yesus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa; penyembuhan merupakan tanda karya penyelamatan, sebagaimana nampak dalam penyembuhan orang lumpuh di kolam betesda dan penyembuhan orang yang lahir buta.
Sebagaimana dikisahkan dalam Perjanjian Baru pewartaan Injil yang pertama disertai dengan banyak penyembuhan ajaib yang menyatakan kausa pemakluman Injil. Hal ini merupakan janji Yesus yang bangkit dan komunitas hidup beriman pertama yang memberi kesaksian mengenai perwujudannya di tengah-tengah mereka: ”Tanda-tanda akan menyertai mereka yang percaya... mereka akan meletakkan tandan atas orang-orang sakit dan mereka akan sembuh (Mrk 16:17-18). Kotbah Filipus di Samaria disertai dengan penyembuhan ajaib. ”Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. (Kis 8:6-8).
Kemenangan mesianis atas sakit sebagaimana atas penderitaan manusiawi, tidak hanya terjadi melalui hilangnya sakit oleh penyembuhan ajaib tetapi juga karena penderitaan sukarela dan tak bersalah dari Kristus dalam sengsaranya memberikan setiap orang kemungkinan menyatukan diri dengan penderitaan Tuhan. Sesungguhnya, ”Kritus sendiri, kendati tanpa dosa, menderita dalam segala macam kesakitan dan siksaan sengsara, dan menjadikan penderitaan semua orang sebagai penderitaannya sendiri: Pada salib Kristus tidak hanya penebusan diselesaikan melalui penderitaan tetapi juga penderitaan manusia sendiri ditebus.
Gereja tidak hanya menyambut orang sakit sebagai penerima perawatannya yang penuh kasih tetapi juga mengakui bahwa mereka dipanggil untuk menghidupi panggilan manusiawi dan kristianinya dan untuk ikut serta dalam pertumbuhan Kerajaan Allah dalam cara yang baru dan bahka lebih bermakna. Seperti yang diyakini Paulus, ”dalam daginku aku menggenapkan apa yang kurang dalam penderitaan Kristus untuk tubuhNya yaitu Gereja” (Kol 1:24). Bahkan sampai pada kegembiaraan, ”Aku bersukacita dalam penderitaan karena kamu (Kol 1:24)
Semua orang yang memiliki keinginan untuk mengalami penyembuhan mengandaikan menerima kehendak Allah bila bentuk doa penuh kepercayaan disampaikan kepada Allah. Sirack menyerukan, ”Anakku, bila kamu sakit, janganlah menunda-nunda tetapi berdoa kepada Allah yang akan menyembuhkan kamu.” Bahkan orang berbondong-bondong baik langsung maupun melalui saudara-saudara dan teman-temannya mencari pemulihan kesehatan mereka. Tuhan menerima mereka dan tidan menunda-nunda bahkan tidak ada cela atas mereka. Bahkan Gereja melanjutkan penyembuhan bagi orang sakit melalui sakramen yang akan menguatkan mereka yang sedang dicoba oleh sakit. Dengan begitu pertolongan doa tidak mengecualikan tetapi bahkan mendorong orang untuk menjaga dan memulihkan kesehatan dan juga menuntun putra-putri Gereja untuk merawat orang sakit dan menolong mereka mengatasi sakit.
Dalam upaya berbagai penyembuhan ini terjadi melalui pekerja mujizat suci, tempat-tempat suci sperti St Martinus dari Tours, Katedral St Yakobus dari Copostelo, Lourdes, dsb. Tidak boleh dilupakan melalui doa-doa suci. Namun dalam doa suci seperti pentahtaan sakramen mahakudus atau rosario meriah orang diajak untuk menyadari bahwa perayaan tersebut bukanlah yang utama untuk mendapatkan penyembuhan melainkan misalnya penyembahan pada Sakramen mahakudua membwa umat beriman mengenali dalam Ekaristi kehadiran yang menakjubkan dari Kristus dan mengundang mereka pada persekutuan dengannya. Persekutuan yang memuncak pada komuni sakramentalnya.

Minggu, 08 Februari 2009

TK St Yosep Meriahkan Ekaristi

Perayaan Ekaristi hari Minggu di Gereja St Petrus Pekalongan tampak berbeda dari biasanya. Kali ini petugas kor dari anak-anak TK dan Playgrup St Yosep. Dengan mengenakan seragam alba putih dan leher mengenakan kain ungu mereka mengiringi Ekaristi dengan nyanyian bergaya anak. Nyanyian keras untuk lagu-lagu yang hafalan membuat umat tidak beranjak memalingkan mata mereka.
"Mewartakan Yesus juga bisa melalui nyanyian" Begitu sambutan pemimpin misa. "Mereka menyanyi untuk meluhurkan Tuhan dan melayani umat. Pewartaan itu juga menjadi tugas panggilan setiap orang beriman melalui kesaksian hidup masing-masing" lanjutnya. Selanjutnya diperkenalkan suster-suster carmelite misionaris yang datang ikut dalam perayaan ekaristi dan mempromosikan tarekat mereka.
Seusai perayaan ekaristi dilakukan foto bersama anak2 dengan romo pemimpin misa. Selagi difoto itu anak-anak menyanyikan lagu "Aku diberkati". Lalu menerima berkat baik tanda salib di dahi maupun roti dan minuman.

BDifo/tr