Selasa, 28 April 2009

Para Tokoh Umat Turut Merayakan Maulud Nabi

Maulid Nabi Muhammad SAW terkadang Maulid Nabi atau Maulud saja adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kata maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Ungkapan kegembiraan dan penghormatan tersebut sungguh terlahir dalam doa-pujian bersama yang diadakan Senin, 27 April 2009 di rumah Bp. KH Mustofa Bakrie. Berjubel umat muslim berpakaian putih dengan alat "terbang" di tangan bershalawat dengan mantap sementara di sisi lain ada kelompok vokal yang memimpin shalawat sehingga bisa tampak lebih teratur dan tertata. Dalam acara Maulud Nabi tersebut diundang beberapa perwakilan tokoh agama yang ada di kota Pekalongan ini sebut saja Rm. P. Bambang Widiatmoko, Pr beserta umat dari Gereja Katolik St. Petrus, Bp. Herman wakil dari Kong Hu Chu, Buddha, dan beberapa tokoh masyarakat lain yang turut hadir dalam perayaan hari lahir Muhammad tersebut.

Perayaan Maulud Nabi disemarakkan oleh Habib M Luthfi yang telah lama di nanti-nanti oleh umat sekalian. Dalam ceramahnya beliau menyuarakan permenungan tentang kebangsaan, kesatuan dalam perbedaan, dan al-amin. Setelah ceramah acara dilanjutkan dengan sambutan panitia, doa penutup, dan makan bersama seluruh umat. Acara selesai pukul 00.00 WIB.

Ada permenungan lain dibalik perayaan Maulud Nabi SAW, bahwa rupanya keanekaragaman bukanlah batas atau penghalang dalam berelasi tetapi keanekaragaman sungguh menjadi pelangi yang indah. Keanekaragaman yang tercipta atas dasar saling menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi kesatuan rupanya menciptakan tatanan komunikasi yang sambung satu dengan yang lain. Komunikasi yang sambung terlihat dari nyamannya relasi antar tokoh umat beragama yang terlihat dalam perayaan Maulud nabi malam ini. Semoga kebersamaan dalam keanekaragaman dapat terbina terus-menerus (frtri)

Senin, 27 April 2009

Pembukaan 75 th SND di Indonesia

75 tahun lalu 5 orang suster misionaris SND datang ke Pekalongan untuk memulai misi. Dengan berkarya di RS pemerintah, lalu mendirikan RS sendiri yang kemudian menjadi rampasan jepang dan milik pemerintah RI, tetapi kemudian menbangun BKIA, RS Bersalin dan RSU Budi Rahayu, serta karya pendidikan dasar dan menengah, tarekat para Suster SND telah menebarkan benih-benih kehidupan menjadi saksi Kristus.
Syukur atas misi ini dirayakan sepanjang 1 th. Perayaan syukur tersebut dibuka dengan Ekaristi di GEreja Paroki St Petrus. Minggu 26 April 2009 pk 07.00. Dalam perayaan ekaristi tersebut yang semua ditangani oleh para suster baik petugas koor yang diambil dari anak-anak didik baik SD maupun SMP dengan iringan band-harmonika dan anglung- maupun petugas liturgi lektor, pembagi komuni, maupun dekorasi. Anak-anak TK dengan seragam khas daerah dimana para suster SND berkarya dan berasal seperti tapanuli, flores, jawa, dsb digandeng oleh para suster. Dalam perayaan ekaristi ini ada simbolisasi pembukaan tahun dengan penarikan agenda perayaan seperti pengobatan gratis, seminar, rekoleksi, bimbingan, dsb yang dilakukan oleh Provinsial yaitu Sr M Virgo SND.
Setelah Ekaristi ada pelepasan burung merpati yang melambangkan 75 th di halaman Gereja. Umat yang hadir setelah ekaristi mengikuti perayaan tersebut. 3 burung pertama dilepaskan oleh Sr Provinsial, Sr Marga dan Sr Bernardin selaku ketua panitia dan sekaligus yayasan. 4 burung dilepaskan oleh romo paroki, wakil dewan paroki, mitra SND dan donatur, sedangkan 5 lagi oleh perwakilan dari TK St Yosep, SD Pius, SMP Pius, RS Budi Rahayu dan Karya sosial.
DAlam renungannya romo paroki yang didampingi oleh Rm Johny Luntungan MSC selaku pendamping rohani para suster SND mengajak umat untuk belajar bagaimana iman kebangkitan yang dialami secara berbeda-beda mendorong setiap orang untuk menjadi saksi. Kehadiran tarekat juga menjadi kehadiran Gereja (paroki) karena itu patutlah bila perayaan dilaksanakan di paroki.
Setelah pembukaan tersebut, ada peletakan batu pertama pembangunan RSU Budi Rahayu tahap pertama yaitu R Dapur dan R Cuci di kompleks RSU Budi Rahayu. Acara peletakan dilakukan oleh Sr Virgo selaku provinsial dengan doa berkat oleh romo paroki. Kemudian syukuran potong tumpeng.
Berkah Dalem/in finem omnia/ tr

Kamis, 16 April 2009

Semua Karena Cinta

"Apa yang kita rayakan dalam Hari Raya Paskah?", pertanyaan itu terlontar dari salah seorang frater kepada anak-anak dalam suatu ekaristi paskah anak-anak. Dengan suara lantang dan cepat anak-anak langsung menjawab, "Hari kebangkitan Tuhan". "Bagus...bagus...bagus...", ungkap frater tampak gembira mendengar jawaban anak-anak itu.

Paskah adalah hari kebangkitan Tuhan. Ia telah mengatakan bahwa "pada hari ketiga Aku akan bangkit dari antara orang mati", dan Ia sungguh menepatinya. Demikian kita diajak untuk mengalami rahmat kebangkitan itu dalam hidup kita. Yesus telah bangkit, menampakkan kemuliaan-Nya sebagai Allah. Dan kita semua diundang untuk turut merasakan dan mengalami kebangkitan itu pula.

Kebangkitan yang kita alami adalah tanda bahwa kita diselamatkan oleh Allah. Tanda cinta Allah kepada kita semua manusia. Dalam kesempatan itu pula, Rm. Mardi dan Mba Ningrum mempersembahkan sebuah lagu yang indah. Mereka berduet dengan apik, suara mereka merdu menghanyutkan dan menghipnotis umat hingga terpukau tanpa henti. Lagu ini mau mengungkapkan tentang cinta Allah kepada manusia. Apa yang Allah lakukan bagi manusia adalah "Karena Cinta". Untuk itu, mereka mempersembahkan lagu "Karena Cinta".

Kesadaran cinta Allah dalam hidup mengajak kita untuk bersyukur bersyukur bahwa keselamatan itu ada dan dialami oleh kita semua. Ungkapan syukur itu dapat terungkap dengan berbagai cara. Salah satu bentuk ungkapan syukur itu adalah seperti yang dilakukan oleh anak-anak sekolah minggu dan PIR. Mereka mengadakan paskahan bersama di aula Gereja St. Petrus. Mereka berbagi kegembiraan paskah satu dengan yang lain dengan berbagai hiburan yang ada. Tidak lupa "telor" sebagai tanda khusus saat paskah turut mewarnai perayaan syukur ini. Anak-anak diajak untuk menghias telor. Mereka terbagi dalam 2 kelompok yaitu sekolah minggu dan PIR. Kreatifitas dan semangat anak-anak sungguh terlihat dari aneka hiasan telor paskah yang dihasilkan. Sembari mereka menghias telor, beberapa anak mengisi acara dengan nyanyian-nyanyian, yaitu renata. Suara merdunya mengalir mengajak umat yang ada di aula mengangguk-anggukkan kepada mengikuti gerak lagu yang ada. Selamat paskah !!!! (Fr. Tri)

Kamis Putih-Tuguran

"Inilah Tubuh-Ku, yang dikurbankan bagimu, lakukanlah ini dan kenangkanlah Aku. Lalu Ia mengambil piala lalu bersabda, Inilah piala Perjanjian baru, yang diikat dalam darah-Ku. Setiap kali ini kamu minum, kenangkanlah Aku".

Inilah yang disebut Gereja sebagai kata-kata institusi. Kata-kata yang diungkapkan Yesus saat perjamuan malam terakhir, sebelum akhirnya Ia menderita, dan wafat. Perjamuan malam terakhir yang Yesus lakukan sungguh dapat kita alami dan rasakan pada saat perjamuan Ekaristi setiap harinya. Bahwa Ekaristi adalah suatu perayaan dimana di dalamnya terungkap suatu kebersamaan, keterlibatan/partisipiasi semua umat beriman, kontekstual, serta ekaristi adalah partisipasi umat beriman yang sadar dan aktif.

Dalam perjamuan malam terakhir ini pula, kita semua diajak untuk merenungkan makna pelayanan dalam hidup kita. Ada satu peristiwa yang sangat ditekankan oleh Yesus dalam kehidupan-Nya yaitu memberikan pelayanan kepada orang lain. Sikap pelayanan itu sungguh tercermin dalam peristiwa 'pembasuhan kaki yang Ia lakukan kepada para rasul', dan kini diteruskan oleh Gereja dengan pembasuhan kedua belas rasul oleh imam.

"Yesus berdiri, menanggalkan jubah-Nya, lalu mengikatkan sehelai kain pada pinggang-Nya. Di tuangkan-Nya air ke dalam sebuah bejana dan Ia mulai membasuh kaki para murid-Nya serta mengusapnya dengan kain, yang terikat pada pinggang-Nya". Yesus adalah Sang pemimpin sejati, tetapi Ia mau menjadi pelayan dengan membasuh kaki para murid-Nya. Demikian Ia mengajari kita untuk senantiasa rendah hati dan senang hati melayani orang lain, berbagi kasih satu dengan yang lain.

Pada akhir ekaristi Kamis Putih, umat mendapatkan kesempatan untuk berdoa di hadapan sakramen mahakudus (tabernakel kosong-persiapan Jumat Agung) dengan tuguran. Sebelum tuguran, Sakramen Mahakudus diarak ke seluruh sisi gereja oleh imam, dan akhirnya di tahtakan di aula gereja (tempat yang telah disediakan).

Tuguran dihadiri oleh segenap umat yang terbagi dalam kring-kring. Umat cukup antusias dengan hadir dan berdoa di hadapan sakramen mahakudus, berjaga hingga fajar. Tuguran ditutup oleh Rm. Ag. Dwiyantoro, Pr dengan berkat dan sakramen dipindahkan ke kapel kecil (fr.Tri)

Tablo Kisah Sengsara

Jumat pagi, 10 April 2009 Gereja ramai. Beberapa orang sudah mulai sibuk memilih-milih kostum yang hendak ia pakai, sementara di sisi lain beberapa ibu mulai membuka peralatan make up untuk merias para pemain.

Pagi ini, Gereja St. Petrus akan mengadakan visualisasi Kisah Sengsara Yesus Kristus yang mengambil tempat di dalam gedung gereja. Visualisasi kisah sengsara di mulai pukul 07.00 WIB maka tidak heran apabila 1 jam sebelumnya, beberapa ruang di lt. 2 telah penuh dengan orang yang hendak "dandan".

Visualisasi Kisah sengsara ini baru diadakan tahun ini, 2009, setelah beberapa tahun lalu sepi. Ini menjadi suatu jawaban atas kerinduan umat yang ingin merenungkan kisah sengsara Yesus Kristus secara lain. Dengan berbagai keterbatasan, waktu latihan, sulitnya mencari pemain, mereka berusaha untuk mempersembahkan diri secara maksimal. Selain itu kami bersyukur pula bahwa banyak umat yang turut terlibat dalam proses persiapan visualisasi ini sehingga visualisasi dapat berjalan dengan lancar. Kisah Sengsara Yesus Kristus menjadi suatu permenungan amat dalam yang mengantar kita untuk bertolak lebih dalam pada suatu kekelaman derita. Bahwa dalam kekelaman derita itu ternyata ada keselamatan. Keselamatan itu datang dari Allah melalui Yesus Kristus yang menjadi manusia, hidup setaraf manusia, dan dengan kesediaan yang dalam Ia merelakan diri mati di salib demi mengangkat kita semua manusia berdosa. Inilah kegetiran yang dialami oleh Yesus sewaktu berdoa di taman Getsemani,

"Bapa telah Kujalani hingga hari ini semua yang Kau rencanakan untuk-Ku. Sejak Kau kirim Aku ke rahim perempuan itu hingga Aku lahir sebagai anak manusia yang miskin dan lugu. Telah Kulakukan pula berbagai pekerjaan ajaib demi nama-Mu sebab tetap Ku pegang seutuhnya janji-Ku untuk setiap sampai Kurampungkan semua itu dipuncak Golgota. Tapi malam ini Kusaksikan akhir yang mengenaskan terbayang dibawah cahaya bulan. Ku raba tubuhKu yang fana, “Aku ini manusia dengan daging yang mudah luka”. Genggam jantung-Ku dan hitung denyutnya sebanyak itulah ketakutanKu pada salib dan siksa. Tapi Aku sudah tidak mungkin lagi tidak peduli. Aku telah mengenal dengan baik kehidupan manusia dengan lembah-lembah duka yang menganga serta lekak-liku yang paling gulita dari hidup mereka. Telah Kupercayakan mereka yang Kubawa pada cahaya. Maka, seperti lahir di puncak Golgota akan Kuhadirkan cahaya di hati mereka hingga tubuh-Ku habis menguap dan lenyap di udara".

Semoga kita diteguhkan untuk semakin setia mengikuti-Nya, berani memikul salib, dan berani mempersembahkannya bagi Allah, serta mempersatukan-Nya dengan kehendak Allah, Sang Sumber Hidup (frtri)

Senin, 06 April 2009

Tablo Kisah Sengsara

Mari datang dan berdoalah. Mari kita merenungkan kembali peristiwa derita yang telah dialami oleh Yesus Sang Juruselamat kita. Ia telah menanggung segala beban hidup kita, Ia telah mengurbankan nyawa bagi penebusan dosa manusia, dan kematian-Nya di salib adalah bukti cinta dan kasih-Nya kepada manusia....

Tablo Kisah Sengsara Yesus akan diadakan pada hari Jumat, 10 April 2009 pada pukul 07.00 WIB di Gereja St. Petrus Pekalongan.

Mari kita merenungkan Yesus yang telah menjadi Korban
Karna cinta kasih-Nya kepada kita semua.

Jumat, 03 April 2009

Kerja Bakti buat Greja

Berkah Dalem,
Kerja bakti untuk Gereja diawali tiap hari Jumat pada bulan April ini. Kelompok kring bertugas secara bergiliran. Ada yang membersihkan halaman, ada bangku-bangku gereja, sampah-sampah, dan kaca serta tempat-tempat lain. Kerja bakti ini diharapkan memotivasi umat untuk memiliki perhatian akan perawatan gedung gereja. Dalam rangka menjalankan pertobatan maka kerja bakti ini dimulai. Meskipun partisipasi umat belum maksimal tetapi tetap dirasakan ada optimisme asalkan kontinyu. Demikian harapan Dewan Pastoral paroki.

dian/