Jumat, 08 April 2011

Triduum Ayam Berkokok

Pekalongan, kota Batik.
Persiapan menyambut Paska dapat diisi dengan berbagai kegiatan seperti latihan-latihan peryaaan liturgi entah latihan misdinar, latihan koor, latihan petugas liturgi laiinya. Biasanya Gereja menjadi rame aktifitasnya karena menjelang puncak perayaan Paska. Selain persiapan itu ada juga kegiatan olah kerohanian. Umat beriman tidak hanya lancar dan terampil dalam mempersiapkannya melainkan juga batin umat mendapat perhatian. Antara lain dengan kegiatan pendalaman iman, rekonsiliasi dan rekoleksi.
Salah satu kegiatan yang baru saja dilaksanakan sebagai kegiatan pokok olah rohani adalah triduum ayam berkokok. Acara yang digelar sejak Selasa, 5 April berakhir Kamis, 7 April. Setiap hari kegiatan dimulai pukul 04.30 dan berakhir 06.30. Bertempat di gereja, kegiatan ini mengajak umat untuk bersyukur. Syukur atas karya penggembalaan, syukur atas persekutuan dan syukur atas perutusan. Selama tiga hari ini, secara bergantian para romo yang berkarya di paroki mengisi permenungan.
Hari pertama, tema syukur atas penggembalaan dipandu oleh rm ag dwiyantoro, dengan menunjukkan sejarah perjalanan penggembalaan para romo yang mampu menghadirkan pula karya-karya dari satu arah menjadi multiarah. Dengan ulasan Perintah Yesus kepada Petrus untuk menggembalakan, umat diajak mesyukuri karya para penggembala bukan sebagai pribadi semata. Selain itu diajak untuk menghargai karya para penggembala dengan terlibat dalam mendukung benih panggilan. Kemudian hari kedua, Rm Mardi Usmanto menghantar umat untuk mesyukuri persekutuan. Dengan ulasan Mukjizat 5 roti dan 2 ikan umat diajak untuk terlibat dalam persekutuan dalam berbagai aspek kehidupan menggereja. Kesediaan untuk berbagi menjadi persembahan berkat kesediaan Kristus sendiri. Akhirnya rm Bambang menutup permenungan hari ketiga dengan mengajak umat menyadari perutusan.
Triduum kali ini diikuti sekitar 250 umat. Pukul 04.00 sebagian umat sudah mendatangi gereja untuk mempersiapkan dalam doa pribadi. Selanjutnya triduum tiap hari diakhiri dengan perayaan ekaristi. Lebih semarak lagi, setelah triduum ada sajian teh dan nasi megono serta roti.