Kamis, 31 Juli 2014

GEREJA KATOLIK BERSILATURAHMI LEBARAN

Dinamika lebaran di pesisir Pantura, tepatnya di Gereja St. Petrus Pekalongan, pun sangat terasa auranya. Sejak semalam jelang idul fitri langit di Pekalongan penuh taburan bintang yang kerlap-kerlip bergantian dibarengi suara letusan dan iringan takbir. Pada paginya umat muslim sedikit dikecutkan semangatnya dalam bershalat id karena hujan yang akhirnya membasahi tanah-tanah di sekitarnya. Lapangan Jetayu (samping gereja, depan masjid) yang biasanya ramai umat untuk bershalat id. Pagi ini lengang. Satu dua umat tampak sesekali terlihat berlari-lari kecil agar cepat sampai ke masjid (kulihat sepulang misa dari susteran). Kendati begitu, corong-corong masjid terus menyuarakan takbir dgn semarak yang tetap menjaga rasa dan suasana idul fitri. Dari bilik kamar, saya mendengar kyai berdakwah tentang hakekat penciptaan manusia, makna idul fitri dan kontekstualisasi hidup dalam menghayat-hidupi Al-quran. Dalam tausiahnya, beliau mengatakan pentingnya memahami, merenung, dan melaksanakan Al-quran tidak hanya sampai katam, mengulang membaca sampai katam, lagi dan lagi tetapi hidupnya "amburadul" tidak mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-quran.

Silaturahmi di hari Lebaran

Pukul 08.30, kami para romo Paroki St. Petrus Pekalongan mengadakan kunjungan silaturahmi ke beberapa tokoh di kotamadya dan kabupaten Pekalongan. Kami membagi dalam dua rombongan.

Pertama, Rombongan Romo RD. Michael Sheko Swandi M bersilaturahmi ke Kabupaten didampingi Bapak Mario dan umat dari Stasi Karanganyar, antara lain Bapak Petrus dan istri, Ibu Dyah, dkk. Mereka bersilaturahmi lebaran di pendopo kabupaten. Dalam kisahnya, Rombongan dari Gereja Katolik Pekalongan disambut sangat hangat oleh Bapak Antono, Bupati Pekalongan beserta jajarannya. Suasana hangat sungguh terasa dalam kebersamaan yang fitri. Romo Sheko bersama rombongan pun sempat menikmati hidangan yang disajikan. Sesudah bersilaturahmi, Romo Sheko menyempatkan diri berkunjung menengok gereja stasi ditemani beberapa umat yang turut serta dalam silaturahmi tadi


Kedua, Rombongan RD. Tri Kusuma bersilaturahmi ke beberapa tokoh di wilayah Kota Madya Pekalongan. Romo Tri ditemani Bapak Prapto, Bapak Edi, dan 2 suster SND. Kunjungan pertama ke rumah dinas Walikota. Sesampai di sana, rupanya bapak walikota dan jajarannya belum ada di tempat. Para tamu termasuk kami harus menunggu sesaat. Di tengah penantian itu, kami menikmati hidangan-hidangan yang telah disiapkan sembari ngobrol dengan beberapa orang lainnya. Setelah walikota dan jajarannya tiba di ruangan, kami turut antri bersama umat lain untuk bersilaturahmi dengan walikota, Bapak Ba'Asyir beserta jajarannya.


Silaturahmi lebaran bersama Habib Lutfi. Dok. edy
 
Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah Habib Lutfi. Di rumah Habib Lutfi kami disambut hangat. Meski Habib sedang berada di tengah para tamunya yang datang bersilaturahmi, Habib langsung berdiri dan menyongsong kedatangan kami. Sontak kami pun terharu karenanya. Sesekali kami berbincang, sesekali kami melihat Habib menyapa tamu lain dan mendengar cerita-ceritanya. Kami sendiri diminta tetap disampingnya...(yo wes melu salam-salaman juga dgn para tamu lainnya). Tidak lama kemudian, kami mengundurkan diri untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Perjalanan yang terakhir adalah ke rumah Bapak Marzuki (daerah Buaran). Beliau adalah ketua FKUB kotamadya Pekalongan. Ini kali pertama kami berkunjung ke rumahnya. Beberapa bulan yang lalu, Gereja St. Petrus Pekalongan menjadi tuan rumah perjumpaan tokoh lintas agama yang terwadahi dalam FKUB. Sebagai tindak lanjut hubungan antarumat beragama ini, kami menyempatkan diri untuk bersilaturahami ke ketua FKUB-nya.
Rumah Bapak Marzuki ternyata mblusuk. Untuk mencapai rumahnya, kami harus parkir mobil di lahan kosong di dalam lokasi perumahan yang padat. Di tempat itu, beliau menunggu kami. kami berjalan melewati jalan-jalan kecil. Sesekali masyarakat yang berpapasan tampak melihat aneh bahwa ada orang berjubah putih berjalan bersama Bapak Marzuki. Mereka menyapa dengan tampilan wajah yang seolah bertanya-tanya, "Ini siapa?" (mungkin kaya ngana...). Bapak Marzuki pun sesekali menjawab, "Ini romo dr gereja. Ini kegiatan lintas agama," sembari terus berjalan menuju rumahnya.  Sesampai di rumah, kami disambut dengan hangat oleh keluarga besarnya yang kebetulan sedang berkumpul. Kami duduk di ruang tengah untuk ngobrol santai ditemani Bapak Marzuki dan istri. Obrolan yang keluar berkisar pemilu presiden dan wakil, dinamika kebersamaan intern muslim, konflik yang pernah terjadi di daerah Buaran, dll. Semua kisah itu berujung pada pemaknaan akan urgentnya penghargaan  hidup dalam kebersamaan di tengah perbedaan.

Mengakhiri silaturahmi ini, Pak Marzuki menyampaikan bahwa kunjungan dari Gereja Katolik ke rumah (atas nama fkub) adalah yang pertama. Itu disampaikan karena sebelumnya Bapak Prapto bertanya, "Apakah dari tokoh agama lain ada yang sudah bersilaturahmi?" Bapak Marzuki menjawab, "Belum. Gereja Katolik yang pertama."

Inilah akhir dari silaturahmi kami di hari penuh suci. Para romo dan umat dari Gereja Katolik St. Petrus Pekalongan mengucapkan selamat ber-Idul Fitri.

Salam dari kami Komunitas St. Petrus Pekalongan,

Mo Sheko yang berlibur di pastoran
Mo Maryoto yang kuliah di Jakarta
Mo Tri yang mudik ke Purbalingga


-trikusumapr-

 
 
 

Minggu, 27 Juli 2014

Minggu Biasa XVII -A

DOA PADA SAAT AWAL ADORASI

Tuhanku dan Allahku,
Pada saat yang lalu, Engkau memanggil orang-orang pilihan-Mu di tengah kesibukan mereka, yaitu para hamba-Mu Musa, Elia, Yohanes Pembaptis, Maria dari Nazareth, Maria dari Bethani, saudaranya Martha dan Lazarus- untuk menyediakan waktu untuk berdoa.
Adorasi di Kapel St. Petrus Pekalongan
Sekarang, Tuhan, Engkau memanggil aku, untuk menyediakan waktu bagi-Mu dan bersama-Mu, untuk bersyukur atas segala rahmat-Mu yang ajaib yang Engkau berikan kepadaku. Untuk bersyukur kepada-Mu terutama karena Engkau telah memberikan Diri-Mu sendiri di dalam sakramen Maha Kudus ini, untuk bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mengundang aku untuk menghabiskan jam ini bersama Engkau.

Tuhan, Engkau telah memberikan saat ini kepadaku. Aku mempersembahkan waktu ini untuk Engkau, dan untuk-Mu saja. Kuduskanlah waktu ini dari segala kebisingan yang adal di dalamku. Kuduskanlah waktu ini dari segala yang dapat menggangguku dari ketenangan. Semoga tempat ini menjadi tempat yang penuh berkat bagiku. Semoga waktu ini yang telah Engkau kuduskan oleh karena kehadiran-Mu, menjadi  waktu di mana aku menanti Engkau, Tuhanku, Allahku, Sahabatku.
Semoga damai sejahtera menyelimuti aku, dan menjangkau juga mereka semua yang kukasihi, dan semua orang di seluruh dunia. Semoga semua kuasa gelap dipatahkan, dan tak dapat mengganggu di saat ini yang telah dipenuhi dengan kekudusan-Mu.

Bantulah aku, ya Tuhan, untuk menyingkirkan semua yang dapat menyebabkan aku gelisah dan izinkanlah aku untuk melalui saat ini sepenuhnya dalam kehadiran-Mu yang agung dan mulia.
Tuhan, semoga doaku Engkau persatukan dengan doa semua orang percaya di seluruh dunia, yang menghormati-Mu dalam kedamaian dan keheningan. Maka kami semua akan menggabungkan pujian kemuliaan bagi-Mu dalam keheningan ini.
Dalam nama-Mu Yesus aku berdoa, dalam persatuan dengan Roh Kudus dan demi kemuliaan Allah Bapa.
Amin

Sumber : http://katolisitas.org/2681/doa-sebelum-dan-sesudah-adorasi

Minggu Biasa XVII-A

ADORASI
Berkaitan dengan libur lebaran, selama Sabtu, 26 Juli sd Minggu, 3 Agustu di Kapel Adorasi tidak ada pentahtaan Sakramen Mahakudus. Ini disebabkan banyak petugas jaga doa yang berhalangan untuk mudik.
Namun demikian, Sakramen Mahakudus tetap disimpan dalam tabernakel kapel Adorasi sehingga umat tetap bias berdoa pribadi di kapel tersebut.
Sakramen Mahakudus akan ditahtakan kembali Senin, 4 Agustus, 06.00 WIB dengan petugas jaga sesuai jadwal. Jadwal Pentahtaan kembali seperti semula pkl 06.00 - 08.00 dan 15.00 - 24.00 wib


KERAHIMAN ILAHI
Jumat, 1 Agustus sesudah misa akan diadakan DOA ROSARIO KERAHIMAN di gereja oleh Paguyuban Kerahiman Ilahi. Dimohon kehadiran saudara seiman.


PRODIAKON
Pertemuan prodiakon, Jumat, 1 Agustus sesudah misa


PENDAFTARAN BANTUAN BEASISWA
Pendaftaran ini diperuntukkan bagi anak Katolik yang akan dilaksanakan pada 1 - 15 Agustus 2014 dengan menggunakan formulir yang tersedia di Sekretariat Pastoran. Setelah dilengkapi dengan syarat yang dituntut, silahkan segera dikembalikan. Permohonan akan diseleksi oleh tim PSE.
* Jika persyaratan tidak lengkap, permohonan tidak akan dibahas
* Anak yang tahun pelajran lalu mendapatkan bea siswa dan masih membutuhkan silakan daftar ulang
* Satu keluarga hanya boleh mengajukan untuk satu permohonan bea siswa


JUMAT PERTAMA
Jumat, 1 Agustus adalah JUMAT PERTAMA. Perayaan ekaristi dilanjutkan ADORASI Sakramen Mahakudus.
* Gereja Paroki pada pukul 17.00 wib
* Gereja Stasi Karanganyar pada pukul 18.00 wib


SABTU IMAM
Sabtu, 2 Agustus adalah hari SABTU IMAM. Umat diundang hadir dalam perayaan ekaristi Sabtu Imam untuk mendoakan para imamnya pada pukul 05.30 wib



Sabtu, 26 Juli 2014

Sakramen Perkawinan Bagian II Pencatatan Sipil

dok. internet
Setelah mempelai menikah secara agama, mereka harus segera melaporkan diri ke Catatan Sipil agar pernikahan itu diakui oleh Negara. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar pencatatan perkawinan ke Catatan Sipil dapat berjalan dengan baik.

2. URUSAN PENCATATAN SIPIL
  1. Berkaitan urusan Catatan Sipil, segala sesuatu harus diurus sendiri di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota ataupun Kabupaten Pekalongan. Untuk sementara, dalam mempersiapkan berkas-berkasnya, bisa meminta bantuan petugas Gereja. Sekarang ini, berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sudah tidak ada P4 (Petugas Pembantu Pencatat Perkawinan) yang dulu ada di beberapa Gereja. Petugas dari Gereja berfungsi membantu menguruskan, bukan sebagai petugas Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil.
  2. Masing-masing daerah (kota maupun kabupaten) seringkali memiliki peraturan yang berbeda-beda dan mudah berubah-ubah. Maka, gereja mengharapkan calon mempelai mengurus dan mencari sendiri informasi yang dibutuhkan dengan datang ke Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil di tempat masing-masing. Proses ini sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan proses pengurusan nikah Gereja, yaitu 3 bulan sebelum hari perkawinan.
  3. Syarat-syarat Pencatatan Perkawinan Sipil
    1. Copy Surat Nikah Gereja kedua mempelai. Copy Surat Permandian (Surat Baptis) kedua mempelai
    2. Copy Akta Kelahiran atau Surat Kenal Lahir kedua mempelai yang masih berlaku dan sudah dilegalisir.
    3. Surat Keterangan Desa/Kelurahan model N-1 s.d N–4 kedua mempelai yang telah dilegalisir kecamatan
    4. Copy KTP dan Kartu Keluarga kedua mempelai
    5. Fotocopy KTP dua orang saksi
    6. Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) bagi WNI Keturunan, atau jika belum memiliki sendiri, SBKRI orangtua.
    7. Surat Keterangan Ganti Nama dari yang bersangkutan dan kedua orangtua bagi WNI Keturunan.
    8. Copy Akta Perkawinan Orangtua kedua mempelai yang dilegalisir.
    9. Copy Akta Kematian bagi WNI Keturunan yang orang tuanya sudah meninggal.
    10. Surat Keterangan Dokter dari RSU/DKK atau PUSKESMAS
    11. Surat Keterangan Imunisasi bagi mempelai perempuan dari dokter RSU/DKK/ PUSKESMAS.
    12. Surat Pernyataan Belum atau Sudah pernah menikah yang dibubuhi meterai Rp. 6.000,oo dan diketahui oleh desa/kelurahan dan kecamatan.
    13. Bagi yang belum berusia 21 tahun harus memberikan Surat Ijin Orangtua yang diketahui oleh desa/kelurahan.
    14. Surat Pernyataan Pindah Agama bila calon mempelai berbeda agama, diketahui oleh pemuka agama yang meresmikan perkawinan tersebut.
    15. Surat Ijin Pengadilan Negeri bagi calon mempelai yang masih dalam ikatan perkawinan bila hukum agamanya mengijinkan.
    16. Akta Perceraian atau Akta Kematian Pasangan bagi mempelai yang berstatus duda/janda.
    17. Surat Ijin dari atasan bila mempelai adalah anggota TNI atau POLRI.
    18. dok. internet
      Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak dua buah. Kedua calon berdampingan dengan posisi perempuan di sebelah kiri laki-laki. Syarat-syarat ini dapat berubah sesuai aturan Kantor Pencatatan Sipil. Untuk lebih jelasnya, silakan ditanyakan langsung pada sekretariat pastoran
  4. Biaya Pengurusan sampai Penerbitan Akta Perkawinan Catatan Sipil. Biaya ini bisa berubah sewaktu-waktu. Untuk lebih jelasnya silakan hubungi kantor Pencatatan Sipil secara langsung.
    1. Biaya ini berbeda-beda sesuai jenis pelayanan yang diberikan:
      1. Pelayanan pada jam kerja di hari biasa dan di tempat kerja (kantor)
      2. Pelayanan pada jam kerja di hari biasa tetapi di luar tempat kerja
      3. Pelayanan pada hari libur (di luar jam kerja) dan di luar kantor
    2. Biaya tambahan selain yang ditentukan berkaitan dengan pelayanan petugas Catatan Sipil di luar jam kerja dan atau di luar kantor seperti dijelaskan di atas, dikenakan juga untuk beberapa hal berikut:
      1. Dispensasi Perkawinan karena keterlambatan pendaftaran perkawinan melebihi 15 hari sebelum hari perkawinan sebesar Rp. 20.000,oo
      2. Ijin Perkawinan di bawah usia 21 tahun sebesar Rp. 27.000,oo
      3. Untuk mempelai yang mengundang petugas dari Kantor Catatan Sipil ke gereja harus menyiapkan uang tambahan untuk 2 petugas yang akan datang masing-masing Rp. 100.000,oo
      4. Untukjasa pelayanan petugas dari Gereja sifatnya sukarela, terserah keiklasan dan kemampuan mempelai.
  5. Beberapa Catatan Khusus
  6. dok. internet
    1. Mempelai yang mengundang petugas Kantor Catatan Sipil ke gereja untuk melaksanakan pencatatan sipil setelah perkawinan Gerejani harap memberitahu sekretariat pastoran minimal seminggu sebelumnya.
    2. Mempelai harus sudah siap di depan pintu utama gereja paling lambat 10 menit sebelum waktu yang ditentukan. Untuk itu, mohon diperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk rias penganten serta upacara-upcara adat/tradisi yang seringkali menyertai upacara pernikahan, misalkan upacara panggih/temon, sungkeman pada orang tua, dll.
    3. Perlu diperhatikan pula model pakaian mempelai (teristimewa bila mengenakan pakaian adat) agar tidak meninggalkan norma-norma kesopanan pada umumnya dan juga kaidah liturgi Gereja.
    4. Orangtua, wali, keluarga dan kerabat yang tidak bergama Katolik atau yang belum baptis perlu diberitahu liturgi Gereja, khususnya berkait-an dengan syarat penerimaan komuni serta sopan santun dan tata tertib liturgy.
    5. Buku panduan perayaan pernikahan Gereja hendaknya dikonsultasikan lebih dulu dengan pastor yang akan memberkati, termasuk pemilihan doa dan bacaan serta urutan upacaranya.
    6. Lagu-lagu liturgi hendaknya mengindahkan aturan dan kaidah liturgy yang berlaku, tidak asal bagus, meriah atau ngetrend. Perhatikan ketentuan yang berlaku sesuai buku “Tata Perayaan Perkawinan” yang diterbitkan Komisi Liturgi KWI tahun 2011 lalu.
 
Apa yang tertulis di atas merupakan sarana bantu untuk mempermudah umat yang akan mengurus perkawinan mereka secara katolik. Silahkan dibaca, dicermati.

 

Sumber : Pedoman Pelayanan Pastoral Paroki St. Petrus Pekalongan

HUT IMAMAT

Bulan Juli adalah bulan penuh rahmat bagi para imam Diosesan Purwokerto sebab banyak diantara mereka dimateraikan hidupnya dengan menerima rahmat Allah melalui Sakramen Tahbisan. Kedua imam kita, RD. MB. Sheko Swandi Marlindo dan RD. Martinus Maryoto, merayakan penuh syukur rahmat tahbisan mereka dengan merayakan ekaristi pagi bersama umat.

Pada hari Kamis, 24 Juli 2014, Umat Paroki St. Petrus Pekalongan turut bergembira dalam doa untuk perayaan Ulang Tahun Imamat kedua imamnya. RD. MB. Sheko Swandi Marlindo merayakan ulang tahun imamat yang ke-11 pada tanggal 23 Juli. Sementara RD. Martinus Maryoto merayakan ulang tahun imamat ke-12. Ekaristi pagi dirayakan secara konselebrasi yang dipimpin oleh RD. Martinus Maryoto. Dalam homilinya, Romo Maryoto mengisahkan sepenggal pengalamannya dalam menghayat-hidupi imamatnya. Beliau mensyukuri rahmat Tuhan yang ada padanya. Tahbisan menjadi berkat istimewa yang beliau hidupi dengan menjalankan dan mencintai tugas perutusan yang diberikan Allah melalui Uskup kepadanya.


Sebelum berkat penutup, RD. Tri Kusuma mengajak seluruh umat yang hadir dalam perayaan ekaristi untuk menyanyikan lagu Happy Birthday bagi kedua imam yang merayakan ulang tahun imamatnya lantas mereka diminta meniup lilin dan memotong kue yang telah disiapkan oleh umat. Kesederhaan pesta terasakan pagi itu. Setelah kue dipotong, mereka berdua diminta untuk memberikan satu bundelan kata/kalimat atas perayaan ulang tahun imamat mereka. Dengan sukacita mereka mengungkapkan satu kalimat yang diambil dari motto tahbisan mereka masing-masing.

Sesudah perayaan ekaristi, para imam dan umat mengadakan syukuran sederhana di parkiran gereja. Semoga para imam kita semakin setia melayani Tuhan dan umat yang dipercayakan kepadanya dengan sepenuh cinta.

Tuhan memberkati,
-trikusumapr-
 
 
 
 
 
 
 

Perkawinan Katolik Bagian I

Siapa yang dapat melangsungkan perkawinan? Tentu saja jawabannya mudah, Siapa saja dapat melangsungkan perkawinan. Tetapi bagi gereja Katolik, semua orang dapat melangsungkan perkawinan sejauh tidak dilarang hukum (KHK Kan. 1058). Perkawinan orang-orang katolik, meskipun hanya satu pihak yang katolik, diatur tidak hanya oleh hukum ilahi, melainkan juga oleh hokum kanonik, dengan tetap berlaku kewenangan kuasa sipil mengenai akibat-akibat yang sifatnya semata-mata sipil dari perkawinan itu (KHK Kan. 1059).
 
dok.indocell
Mereka yang hendak menikah menurut tata cara Gereja Katolik hendaknya memahami dengan benar arti dari Sakramen Perkawinan. Menurut Kitab Hukum Kanonik, Sakramen Perkawinan ialah Perjanjian perkawinan, dengannya seorang laki-laki dan seorang perempuan membentuk antara mereka persekutuan seluruh hidup, yang menurut ciri kodratinya terarah pada kesejahteraan suami-istri serta kelahiran dan pendidikan anak, antara orang-orang yang dibaptis, oleh Kristus Tuhan diangkat ke martabat sakramen. (Lih. KHK Kan. 1055 § 1). Perkawinan itu berciri unitas (kesatuan) dan indissolubilitas (sifat tak -dapat-diputuskan), yang dalam perkawinan kristiani memperoleh kekukuhan khusus atas dasar sakramen. (Lih. KHK Kan. 1056).
 
Maka secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan pernikahan meliputi Perayaan saling menerimakan sakramen perkawinan, yaitu antara dua orang baptis dan perayaan nikah Gerejani atau Pemberkatan Nikah antara orang-orang Katolik dengan non-Katolik. Perayaan tersebut dapat dirayakan dengan penjelasan sebagai berikut :
  • Perayaan Ekaristi Perkawinan hanya bagi mereka yang saling menerimakan sakramen perkawinan
  • Perayaan saling menerimakan sakramen perkawinan di luar perayaan Ekaristi perkawinan baik upacara penerimaan komuni maupun tidak
  • Perayaan pernikahan Gerejani yang bukan sacramental, baik dengan upacara penerimaan komuni maupun tidak. (Lih. Pedoman Pelayanan Pastoral Paroki St. Petrus Pekalongan, 44).

Ada dua hal penting yang saling berkaitan dalam mengurus perkawinan, yaitu
1. Urusan Pelayanan Gerejani
2. Urusan Pencatatan Sipil

Kita akan melihatnya per-point berikut ini :
  1. Urusan Pelayanan Gerejani
    1. Syarat-Syarat Administrasi Gereja
    2. dok. sacredheartvd
      1. Surat Baptis terbaru (tidak lebih dari 6 bulan sampai saat pernikahan)
      2. Surat Pengantar Calon Perkawinan dari Ketua Lingkungan/Stasi
      3. Sertifikat Persiapan Pendampingan Hidup Berkeluarga/Kurusus Persiapan Perkawinan
      4. Pas foto berwarna ukuran 4x6 (2 lbr). Kedua calon berdampingan dengan posisi perempuan di sebelah kiri laki-laki
      5. Fotocopy KTP 2 orang saksi perkawinan yang beragama Katolik
      6. Menghadap pastor selambat-lambatnya 3 bulan sebelum hari perkawinan yang direncanakan untuk :
        1. Menentukan waktu yang pasti untuk pelaksanaan perkawinan dan pencetakan undangan
        2. Menentukan waktu pelaksanaan penyelidikan kanonik
        3. Menentukan hal-hal lain berkaitan pelaksanaan perkawinan
        4. memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkan dispensasi/ijin uskup jika perkawinan menuntut hal tersebut.
      7. Menemui sekretaris paroki dan atau petugas yang mengurus perkawinan untuk membicarakan hal-hal praktis tentang pelaksanaan perkawinan, termasuk latihannya serta untuk dibantu mengurus syarat-syarat perkawinan secara sipil.
    3. Kursus Persiapan Hidup Berkeluarga
      1. Di Paroki Pekalongan, kursus regular diadakan 2 kali setahun, yaitu bulan Januari/Februari dan bulan Juli/Agustus.
      2. Kursus dilaksanakan dalam bentuk week-end, mulai Jumat sore-malam, Sabtu pagi-siang, dan Minggu pagi-siang, atau menyesuaikan waktu liburan.
      3. Semua calon mempelai wajib mengikuti kursus yang dimaksud untuk menyiapkan calon mempelai dalam memasuki hidup berkeluarga
      4. Sertifikat akan diberikan setelah kursus selesai diikuti
      5. Kursus terbuka bagi semua orang, termasuk mereka yang belum menentukan saat pernikahan atau belum punya pasangan tetap.
      6. Kursus tidak harus diikuti di paroki Pekalongan tetapi dapat diikuti dimanapun
      7. Diharapkan kursus diikuti oleh calon mempelai bersama-sama, namun jika hal ini sulit dipenuhi, diijinkan untuk mengikuti kursus secara terpisah
      8. Biaya kursus ditanggung oleh peserta
      9. Dalam kasus tertentu yang menyebabkan perkawinan harus dilaksanakan mendadak, kursus dapat dilayani secara privat sesuai kebijakan pastor paroki
      10. Materi dan pemberi kursus dapat ditanyakan kepada Tim Kerasulan Pendampingan Keluarga dalam Dewan Pastoral Paroki
      11. Mereka yang sudah pernah mengikuti Kursus ini, tidak perlu mengikuti kursus lagi saat akan menikah
      12. Peserta kursus mengisi formulir pendaftaran yang tersedia di secretariat dan menyerahkan kembali dalam map yang berisi pretest yang sudah dikerjakan, copy surat Baptis terbaru, copy surat pengantar dari ketua lingkungan/stasi, pas foto masing-masing 2 lembar ukuran 4 x 6, dan biaya kursus yang akan ditentukan sesuai sitausi dan kondisi pelaksanaan kursus.
    4. Saksi-Saksi dalam Perayaan Perkawinan
      1. Saksi harus orang Katolik dewasa yang sudah baptis dan tidak sedang terkena hukuman Gerejani
      2. Saksi bukan orangtua sendiri
      3. Saksi boleh diambil dari kedua pihak, masing-masing satu orang, atau keduanya hanya dari satu pihak saja.
      4. Saksi boleh laki-laki semua, perempuan semua, atau laki-laki dan perempuan, bahkan boleh juga yang suami-istri.
    5. Perkawinan Beda Agama dan Beda Gereja diperlukan 2 saksi lain yang harus dihadirkan pada waktu penyelidikan kanonik. Saksi ini tugasnya memberikan jaminan dan kesaksian di bawah sumpah bahwa calon yang bukan Katolik benar-benar belum pernah menikah sehingga masih memiliki status bebas. Saksi ini tidak harus Katolik, tetapi harus yang mengenal sungguh pihak bukan katolik. jika saksi ini orang Katolik, sejauh memenuhi syarat, bisa sekaligus jadi saksi perkawinan.
    6. Biaya administrasi Gereja
      1. Biaya blangko Penyelidikan Kanonik dan Map adalah sukarela
      2. Biaya pemakaian listrik gereja bagi yang menggunakan fasilitas AC dan atau untuk video shooting dan sound system tambahan. Besarnya biaya ditentukan berdasar pemakaian listrik dan pembicaraan dengan petugas perkawinan di secretariat paroki
      3. Biaya pemakaian aula dan segala fasilitasnya sesuai ketentuan yang berlaku bagi yang menggunakan fasilitas aula gereja.
      4. Biaya surat nikah Gereja adalah sukarela
    7. Waktu pelaksanaan Perkawinan
        1. Senin-Sabtu, 09.00 - 13.00
        2. Minggu, 09.00-14.00
        3. Dalam kasus khusus ada 3 mempelai pada hari tersebut (selain Sabtu), diberi tambahan kemungkinan pkl 14.00
        4. Di luar waktu tersebut, harap dikomunikasikan dengan pastor paroki.
    8. Beberapa hal lain
    9. dok. internet
      1. Umat Paroki Pekalongan mendapatkan prioritas pelayanan apabila terjadi permintaan dari umat paroki lain yang akan melangsungkan pernikahan dalam waktu yang bersamaan
      2. Bila pada waktu yang sama ada dua atau lebih pasangan yang menghendaki perakwinan, ada dua tawaran :
        1. Kedua mempelai disatukan dalam satu perayaan perkawinan
        2. jika tidak mau disatukan, pasangan yang mendaftar belakangan harus mencari waktu yang lain
      3. Besarnya iura stolae untuk imam peneguh perkawinan diserahkan kepada keiklasan, niat dan kemampuan keluarga. Pemberian dua amplop (untuk Gereja sebagai iura stolae dan untuk pribadi imam) tidak diwajibkan tetapi diperbolehkan kalau mempelai memang dengan ikhlas mau dan mampu memberikannya. Iura stolae harus selalu dimasukkan dalam kas pastoran
      4. Berkaitan dengan hiasan altar, fotographer, dan video shooting, penempatannya mohon memperhatikan kepentingan liturgy agar tidak mengganggu upacara perkawinan itu sendiri serta harus mengindahkan kaidah liturgy Gereja. Panti imam paling atas tidak boleh digunakan oleh petugas non liturgis
      5. Hiasan altar hendaknya jangan terlalu mewah, mengingat dan memperhatikan prinsip kesederhanaan
      6. Untuk perkawinan yang diadakan pada hari Minggu, dihimbau agar hiasan altar dibcarakan dengan petugas penghias altar yang sudah dijadwalkan oleh paroki.
      7. Ucapan dan ungkapan terima kasih untuk kelompok kor, misdinar, petugas lain diserahkan pada kebijakan dan kemampuan masing-masing mempelai
      8. Mempelai boleh memberi ucapan dan ungkapan terima kasih kepada koster dan petugas lain tetapi hal itu tidak wajib
      9. Rasanya baik kalau mempelai memperhatikan keseimbangan antara besarnya sumbangan yang diberikan untuk Gereja dan kemewahan serta kemeriahan perayaan perkawinan, dll
      10. Umat yang mengetahui adanya halangan hukum Gereja atas suatu perkawinan mempunyai kewajiban untuk memberitahukannya kepada pastor paroki dengan disertai bukti-bukti dan informasi yang memadai untuk ditindaklanjuti dan dapat dipertanggungjawabkan.
      11. Syarat-syarat perkawinan juga berlaku untuk janda/duda cerai atau ditinggal mati. Hanya untuk janda/duda mati diperlukan surat kematian dari pasangan sebelumnya. Sementara untuk janda/duda cerai harus menyertakan surat cerai dan surat pemutusan perkawinan dari pengadilan Gereja bila mereka telah menikah secara hukum gereja Katolik
      12. Untuk mempelai yang akan melangsungkan perkawinan dengan mengundang room tamu, hendaknya memberitahukan rencana itu sejak saat kanonik karena imam tamu membutuhkan adanya surat dispensasi dari pastor paroki. Hal yang sama berlaku untuk mempelai yang akan melangsungkan perkawinan di gereja lain di luar paroki Pekalongan.
Sumber : Buku Pedoman Pelayanan Pastoral Paroki St. Petrus Pekalongan
 
 
 

 


to be continued....


 

Jumat, 25 Juli 2014

SMA Bernadus Juara I Lomba Vocal Groups



Ketekunan kami untuk berlatih tanpa henti adalah sebuah usaha yang menyiratkan pengharapan di dalam hati. Sejak kami diikutsertakan dalam perlombaan Vocal Group tingkat Kota Pekalongan, kami memantapkan diri untuk berjerih lelah mempersiapkan perlombaan itu. Kami mengawali latihan dengan tidak mudah. Kerap kami mengalami kesulitan, entah terkait cara kami bernyanyi maupun dalam kami menghayati isi lagu. Untunglah, kami memiliki Ibu There yang tekun mendampingi selama latihan. Profesionalitas dan totalitasnya membuat kami semangat dalam berlatih. Kendati kami mengalami kesulitan, kami tidak menjadi patah arang sebab keterlibatan Ibu There memberikan semangat bagi kami.
SMA Bernardus juara I lomba Vocal Groups Tingkat SMA

Pada hari Sabtu, 31 Mei 2014 bertempat di SMP N 7 Pekalongan, kami beradu kemampuan dengan para wakil sekolah se-kota Pekalongan. Kami, Fransiska Intan, Laurensia Vanesalli, Ivani Valentina, Veren Christianti berusaha tenang dan percaya diri agar kami bisa menampilkan suara secara berkualitas, sementara Yakub Setiawan fokus ada gitar akustiknya untuk mengiringi penampilan kami.

Dalam perlombaan itu, kami menampilkan dua lagu, yaitu “Aku Bisa dan Gethuk”. Awalnya kami merasa deg-degan tetapi saat kami berada di depan juri dan penonton, kami berpikir bahwa kami pasti bisa. Syair lagu yang kami nyanyikan menjadi inspirasi yang mengobarkan semangat kami dalam perlombaan ini. “Kami berusaha tampil dengan maksimal selebihnya kami serahkan kepada Allah. Biarlah Allah yang menyempurnakan kekurangan-kekurangan kami.” Ungkap Intan dengan penuh keyakinan.

Setelah semua peserta lomba menampilkan kebolehannya, ada rentang waktu bagi kami untuk menunggu hasil dari para juri. Kami menanti dengan hati berdebar dan penuh harap. Semoga Allah memberikan yang terbaik bagi kami. Tidak lama berselang, perwakilan dewan juri membacakan hasil penilaiannya, “Juara Pertama diraih oleh vocal group siswa/i SMA Bernardus.” Sontak kami meluapkan kegembiraan kami setelah mendengar keputusan dewan juri. Kami sangat bahagia sebab kami telah mempersiapkannya jauh-jauh hari dengan latihan keras dan doa, akhirnya berbuah keberhasilan. Kami sungguh bersyukur kepada Allah atas berkat yang kami terima. Semoga pengalaman keberhasilan ini memacu kami untuk terus mengembangkan bakat dan kemampuan kami sebagaimana telah Allah percayakan kepada kami.

“Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” (Yak 1:4) – Fransiska Intan/ SMA Bernardus -

 

Kamis, 10 Juli 2014

CAHAYA PASKAH YANG MENERANGI HIDUP

dok. R. Edy
Perayaan Malam Paskah di Gereja St. Petrus Pekalongan diadakan dua kali. Malam Paskah pertama pukul 18.00 wib dengan menggunakan bahasa Jawa. Kemeriahan Malam Paskah terlihat melalui dekorasi dan pakaian yang dikenakan oleh umat. Mereka menggunakan pakaian jawa dengan dandanan yang menawan. Perayaan ekaristi menggunakan bahasa jawa dengan iringan gamelan. Umat yang hadir berlimpah. Umat memenuhi seisi gereja bahkan meluber ke aula gereja. Perayaan Malam Paskah Jawa dipimpin oleh Sheko Swandi, Pr didampingi Tri Kusuma, Pr. Sheko Swandi, Pr mengajak seluruh umat untuk merayakan Paskah, Kebangkitan Tuhan, dengan kesediaan diri membarui diri.


dok. R. Edy
Malam Paskah kedua dirayakan pukul 21.00 wib yang dipimpin oleh Tri Kusuma, Pr didampingi oleh Sheko Swandi, Maryoto, Pr, Yeppy, Pr, dan dua frater. Sukacita malam paskah 2014 ditampakkan melalui baptisan sejumlah 24 orang dan 1 penerimaan dari gereja kristen. Sakramen baptis bagi ke-24 orang dilayani oleh Yeppy, Pr sementara penyerahan kain putih dan lilin menyala oleh Tri Kusuma, Pr dan Maryoto, Pr. Sebelum berkat penutup, para romo dan frater menyanyikan lagu “Ku mau cinta Yesus” di depan altar yang semakin menambah semarak malam paskah 2014. Ekaristi Malam Paskah dan baptisan selesai pukul 00.00 wib. 

Keistimewaan Paskah terjadi di Stasi Karanganyar. Untuk kali pertama mereka merayakan Malam Paskah yang dimulai pukul 18.00 wib. Dengan persiapan yang sederhana, mereka beruaha menyiapkan malam paskah dengan baik. Perayaan Malam Paskah di Stasi Karanganyar dipimpin oleh Maryoto, Pr. Sementara di Stasi Wiradesa, perayaan malam paskah dipimpin oleh Yeppy, Pr yang berlangsung khidmat dan khusyuk.


dok. R. Edy
Keesokan paginya, kemeriahan paskah kian terasa. Umat berbondong-bondong merayakan ekaristi paskah pagi dan sore dengan semangat. Suasana gereja sangat hidup. Demikian pula dinamika menggereja di stasi ikut hidup dengan berbagai persiapan yang terjadi sebelumnya. Salah satu stasi lain yang turut merasakan kegembiraan Paskah adalah Stasi Sragi. Umatnya tidak banyak pun usia mereka sebagian besar telah tua. Dengan menggunakan tempat doa yang sederhana, umat merayakan paskah dengan gembira. Umat yang hadir cukup berlimpah berbeda dari hari minggu biasa. Sesudah perayaan ekaristi, seluruh umat merayakannya dengan makan bersama di ruang belakang. Umat merasakan sukacita paskah. Inilah cahaya paskah yang sungguh memberi terang kegembiraan bagi setiap orang. Selamat Paskah!! (trikusumapr)

Senin, 07 Juli 2014

MEMAKNAI KAMIS PUTIH: PUTIHNYA CINTA YESUS

dok. R. Edy
Perayaan Kamis Putih di Paroki Santo Petrus Pekalongan diadakan di dua tempat yang bersamaan, yaitu di paroki dan stasi. Kemegahan dan kesyahduan kamis putih didukung dengan pernak-pernik serba putih dan umat yang mengenakan pakaian (kebanyakan) putih. Umat merayakan kamis putih di paroki pukul 17.00 dan pukul 20.00 wib.  Sementara stasi Sragi dan Karanganyar mengadakan misa Kamis Putih pukul 17.00, dan stasi Wiradesa pukul 20.00 wib. Perayaan ekaristi kamis putih dilayani oleh empat romo. Selebran utama adalah Sheko Swandi, Pr yang didampingi oleh Maryoto, Pr, Tri Kusuma, Pr dan E. Yeppy, Pr serta dua frater seminari tinggi yang sedang berasistensi yaitu Fr Rendy (Tk. 3) dan Fr. Raymond (KAM). Perayaan Kamis Putih paroki dan stasi berlangsung khusyuk dan meriah. 

Jauh hari sebelumnya, para romo dan seluruh petugas liturgi mempersiapkan pekan suci dengan semangat. Setiap sore sampai dengan malam umat berkegiatan di gereja. Ada yang latihan koor, Putra-putri Altar, Persekutuan doa, dan lain sebagainya. Aktifitas umat yang padat membuat Gereja sungguh hidup. Inilah perwujudan dari sebuah Gereja organisme yang lebih dari sekedar bangunan.
dok. R. Edy
Kematangan seluruh pihak dalam mempersiapkan pekan suci menghasilkan buah sukacita. Umat dapat merayakan setiap perayaan dengan khusyuk. Melalui perayaan Kamis Putih umat merenung, mengenang, dan merayakan Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama para murid. Di dalam perayaan itu, Yesus meninggalkan kisah keteladanan yang hendaknya dihidupi oleh setiap orang yakni Pembasuhan kaki para murid. Kini Perjamuan Malam Terakhir Yesus selalu kita kenang dan rayakan dalam Ekaristi setiap harinya. Di dalam Ekaristi kita melihat Yesus sebagai roti hidup yang diambil, dipecah dan dibagikan bagi kita. Pengalaman diambil, dipecah, dan dibagikan tidak jarang menimbulkan sakit dan terluka. Oleh karena itu, bersama Yesus yang mengadakan perjamuan dan pembasuhan kaki para murid kita menghidupi keutamaan kerendahan hati di dalam kehidupan. Pengorbanan dan kerendahan hati Yesus kepada setiap orang menunjukkan putihnya cinta Yesus bagi kita.

Berjaga Bersama Yesus

dok. R. Edy
Sesudah perayaan Perjamuan Malam Terakhir usai, kita diundang berjaga bersama Yesus memasuki kisah kehidupanNya yang lain. Kisah sengsara dan penderitaan-Nya telah menanti. Prosesi perarakan Sakramen Mahakudus dipimpin oleh Sheko Swandi, Pr berlangsung dengan hening. Umat menyatukan hati dalam keheningan dan kekudusan memandang Sakramen Mahakudus yang diarak menuju tempat pentahtaan. Kepulan asap pendupaan mewarnai ruangan gedung gereja menjadi putih dan harum karenanya. 
Sakramen Mahakudus ditahtakan di dalalam Kapel Adorasi Paroki St. Petrus Pekalongan. Ini adalah kali pertama Sakramen Mahakudus di tahtakan di Kapel Adorasi St.Petrus. Kapel Adorasi ini baru selesai dibangun. Tujuan dari pembangungan Kapel Adorasi ialah menjaga dan kian menumbuhkan kehidupan doa (iman) umat melalui penghormatan Sakramen Mahakudus. Sejenak umat diajak merelakan waktu berjaga bersama Yesus dalam keheningan dan puji-pujian. Mereka bertekun setia di hadapan Sakramen Mahakudus sampai tuguran selesai pukul 00.00 wib. (trikusumapr)

Minggu, 06 Juli 2014

MEMAKNAI BELADA KISAH SENGSARA: YESUS MENCINTAIKU

dok. R. Edy
Tahun ini SMA Bernardus melibatkan diri dalam kegiatan pekan suci di Gereja Santo Petrus Pekalongan dengan mendramakan kisah Sengsara Yesus. Kisah sengsara dipentaskan pada Jumat, 18 April 2014 pukul 07.00 WIB menggantikan jalan salib. Salah satu siswa yang terlibat dalam drama itu adalah Tri Sulistyo Nugroho. Dia berperan sebagai Yesus. Bagi dia dan pemain lainnya, permenungan kisah sengsara Yesus dengan tablo adalah kali yang pertama. Tidak heran mereka mengalami ketakutan, keragu-raguan dan kecemasan. “M. Maryoto, pr sebagai pamong di SMA Bernadus tidak henti-hentinya memotivasi kami agar semakin percaya diri,” ungkap Tri Sulistyo alias Halus.  

Para siswa menyiapkan drama kisah sengsara sejak bulan Februari yang diawali dengan menonton video Kisah Sengsara Yesus. Melalui video itu mereka dibantu untuk menemukan karakter setiap peran di dalam kisah itu. “Aku sangat sedih saat melihat Yesus disiksa, dicambuk oleh para prajurit. Aku seolah merasakan apa yang dirasakan Yesus pada saat itu,” ungkap Halus. 

Dalam setiap latihan mereka didampingi oleh Bang Billy. Dia adalah guru seni (teater) yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seni di SMA Bernardus. Di tengah persiapan mereka terkadang merasa getir dan takut seandainya tidak bisa mengingat naskah dengan baik. Akan tetapi melalui dukungan dan perhatian para romo, guru dan keluarga mereka mencoba menepis ketakutan dan kegetirannya dengan mempersembahkan yang terbaik.
dok. R. Edy

Sejak pukul 05.00, para pemain bersiap di ruang make-up untuk didandani. Jelang pukul 07.00, umat mulai berdatangan memenuhi seluruh gereja. Dekorasi sederhana mengubah altar menjadi panggung sengsara.

Kisah Sengsara Yesus berlangsung khusyuk. Umat menyaksikan adegan demi adegan dengan penuh perhatian bahkan tidak sedikit dari mereka terhanyut dalam kesedihan rohani sampai meneteskan air mata kasih yang mendalam. “Aku sangat bersyukur telah berperan sebagai Yesus. Rasa sakit dan memar yang kurasakan rasanya belum seberapa berat dengan apa yang dialami Yesus. Aku terharu betapa dalam pengorbanan Yesus bagiku. Yesus sangat mencintaiku. Dia mencintai dengan darah dan kematian demi kebahagiaan kekal.” Ungkap Halus mengakhiri sharingnya. (Tri Sulistyo Nugroho/SMA Bernardus)

PEMBERSIHAN DIRI DARI DOSA

dok. hidupkatolik
Pekan suci menjadi pekan yang istimewa bagi seluruh umat Katolik. Setelah perayaan minggu Palma, umat memasuki masa suci yang mengisahkan perjalanan hidup Yesus memasuki kota Yerusalem, penderitaan dan kematianNya di kayu salib. Sebelum memasuki pekan suci, imam dan seluruh umat menyiapkan batin dengan menerima sakramen pengakuan dosa. Jumlah peniten di paroki Santo Petrus Pekalongan bertambah dari 756 menjadi 795 peniten. Peningkatan jumlah peniten kian menunjukkan kesadaran umat dalam memaknai sakramen pengakuan dosa sebagai sarana pemulihan hidup rohani di hadapan Allah yang maharahim. Penerimaan Sakramen pengakuan dosa dilayani oleh para romo paroki St. Petrus Pekalongan dan melibatkan para romo dari paroki terdekat, Pemalang dan Batang. (trikusumapr)

Sabtu, 05 Juli 2014

TRIDUUM AYAM BERKOKOK

PAGUYUBAN MURID-MURID YESUS MENURUT INJIL SINOPTIK

dok. Internet
Kata Triduum berasal dari bahasa Latin yang berarti tiga hari. Triduum merupakan waktu khusus selama tiga hari sebagai persiapan batin (olah rohani) menjelang suatu perayaan besar. Hari ini para romo dan umat Paroki St. Petrus Pekalongan (kurang lebih 250-300 umat) mengakhiri triduum yang telah dimulai hari Selasa, 2 April 2014 yang lalu. 

Selama tiga hari berturut-turut (Selasa-Kamis, 2-4 April 2014) umat berolah rohani merenungkan "Paguyuban Murid-Murid Yesus menurut Injil Sinoptik." Tema ini diselaraskan dengan dinamika Gereja Keuskupan Purwokerto yang mengolah "Tahun Pemberdayaan Paguyuban." Permenungan triduum difasilitasi oleh ketiga romo paroki St. Petrus Pekalongan. Triduum dimulai pukul 04.45 - 06.00 dirangkai dengan ekaristi harian. Sesudah perayaan ekaristi, seluruh umat menikmati "tea and coffee morning" di aula paroki.  

Hari pertama triduum dibuka oleh Sheko Swandi M, Pr yang merenungkan tema panggilan para murid pertama menurut Injil Markus. Umat  melihat latar belakang penginjil, konteks hidup, dan gambaran komunitas/paguyuban menurut Markus. Permenungan tentang komunitas disarikan dari para murid yang "menyertai dan tinggal bersama Yesus." Tujuan dari hidup dan tinggal bersama Yesus ialah agar para murid dapat menyesuaikan cita-cita, semangat hidup mereka dgn cita-cita, semangat dan hidup Yesus. Mereka TERLIBAT SEPENUH dan SEUTUHNYA dengan hidup Yesus. Inilah semangat kemuridan yang Yesus tawarkan kepada kita. Permenungan di hari pertama ditutup dengan ekaristi oleh Tri Kusuma, pr.

Hari kedua triduum difasilitasi oleh M. Maryoto, Pr yang mengambil inspirasi dari Injil Matius (Injil Gerejawi). Melalui Injil Matius, Maryoto, pr mengajak umat melihat komunitas (Gereja) sebagai organisme. Penginjil Matius menggunakan kata 'gereja' (ekklesia, Mat 16:18; 18:17) di dalam tulisannya. Bahan-bahan yang digunakan Matius pun bersentuhan dengan organisasi gereja dan katekese gereja yang disusun dalam bentuk lima kotbah. Bersama Matius, umat merenungkan pusat hidup gereja yang selalu merayakan karya penyelamatan Tuhan dalam ibadah. Permenungan hari kedua ditutup dengan ekaristi oleh Sheko Swandi M, pr
dok. Internet

Sementara hari ketiga triduum difasilitasi oleh Tri Kusuma, pr dengan mengambil inspirasi dari Injil Lukas. Refleksi di hari ketiga lebih menekankan bagaimana Gereja menjadi sakramen, tanda dan sarana keselamatan Allah. Menurut refleksi Ig. Suharyo, pr, Lukas menggambarkan Gereja sebagai buah Roh Kudus yang dicurahkan oleh Kristus yang bangkit; didirikan atas dasar para rasul, yang adalah saksi-saksi berwibawa atas kebangkitan Yesus Kristus, pewarta injil yang setia yang dengan berani memberitakan keselamatan (Kis 1-12). Kehadiran Gereja sebagai sakramen diwujudkan melalui sikap inklusif dan kepedulian terhadap situasi aktual di sekitarnya. Kehadiran Yesus ke dunia membawa misi keselamatan yang ditawarkan kepada semua orang khususnya mereka yang miskin, menderita, dan tertindas. Gereja Lukas adalah Gereja yang terbuka terhadap realitas dunia. Gereja bukanlah lembaga atau persekutuan yang berjarak dengan sekitarnya melainkan Gereja yang mau turun ke bawah, berjumpa dengan orang miskin dan menderita. Dalam permenungan hari ketiga, umat diajak untuk menyatukan misi hidupnya dengan misi Yesus sendiri, "Mewartakan kabar gembira kepada semakin banyak orang." Permenungan ini ditutup dengan ekaristi yang dipimpin oleh Sheko Swandi M, pr.

Pengolahan rohani selama tiga hari diharap membekali umat dalam membangun komunitas kemuridan di Gereja St. Petrus Pekalongan. Komunitas yang mengenal Yesus secara mendalam, komunitas yang berkumpul-berdoa, dan komunitas yang bermisi selaras dengan misi Yesus sendiri. Selain itu, triduum menjadi kesempatan umat untuk mempersiapkan hati dalam memasuki dan merayakan pekan suci. (trikuspr)