Sabtu, 29 November 2008

RENUNGAN MINGGU ADVEN I dari Rm A. Galih

Tanggap dan waspada
Adven 1, 30 Nov 2008

Bulan Oktober lalu ada sekitar 1 juta warga California berpartisipasi dalam kegiatan tanggap bencana gempa bumi. Mulai dari siswa sekolah, pegawai, polisi, pemadam kebakaran, serta pihak rumah sakit. Kegiatan ini dilaksanakan di tengah kota yang penuh kepadatan. Pemadam kebakaran dikoordinasi sungguh untuk berlatih mengantisipasi kebakaran pada gedung-gedung tinggi, mengevakuasi orang yang terjebak di bawah reruntuhan, serta memetakan tempat-tempat untuk evakuasi.
DI Negara kita, tiap tahun banjir datang, longsor selalu ada, gempa juga sudah langganan. Namun belum semua pihak tanggap pada persoalan management of disaster. Syukurlah bahwa Carito sudah punya pengalaman dalam soal disaster management sehingga bisa membantu warga Sidareja yang kebanjiran.
Bagaimana kisah-kisah diatas dilihat dari kacamata pengalaman iman? Yesus mengingatkan para pengikutnya untuk “waspada dan berjaga-jagalah, karena kamu tak tahu saat kapan anak manusia datang”.
Kecenderungan umum manusia, biasanya bereaksi setelah ada kejadian. Jarang sekali kita mendengar ada pelatihan tanggap bencana yang melibatkan seluruh masyarakat, dan dikoordinasi secara baik. Akibatnya, ketika bencana tiba, barulah kita kalang kabut karena ternyata persiapan dan antisipasi kurang. Kewaspadaan tak ada.
Waspada dan berjaga-jaga sangat berkaitan dengan spiritualitas hati yang siap siaga, dan mengantisipasi, tidak lengah! Orang yang siap siaga dan berjaga-jaga adalah orang yang tahu dan siap akan segala kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Karenanya, siap siaga ini juga berkaitan dengan kebijaksanaan dan visioner. Kebijaksaanan akan memampukan orang mengambil sikap yang tepat demi langkah di masa depan. Sedang visioner, didapatkan karena orang mampu melihat dan memprediksi segala kemungkinan di masa depan.
Kalau dihubungkan dengan Advent, maka masa advent ini mengajak kita untuk membangun semangat “antisipatif dan tanggap”. Kita diajak lebih peka menangkap tanda kehadiran Tuhan dalam hidup ini, bukan hanya siap-siap menyambut Natal saja. Namun, bagaimana hati yang peka itu bisa memandang Allah yang hadir dalam sesama, dalam kejadian-kejadian alam, serta dalam kehidupan lumrah harian.
Hanya orang yang tanggap dan peka saja, akan mampu melihat Dia yang tidak kelihatan menjadi nyata dalam kehidupan ini, sehingga melihat sejarah manusia menjadi sejarah Allah yang turut bekerja dan hadir dalam hidup kita.
Selamat menyiapkan diri
Tanggap dan waspada

Galih

Tidak ada komentar: