"Inilah Tubuh-Ku, yang dikurbankan bagimu, lakukanlah ini dan kenangkanlah Aku. Lalu Ia mengambil piala lalu bersabda, Inilah piala Perjanjian baru, yang diikat dalam darah-Ku. Setiap kali ini kamu minum, kenangkanlah Aku".
Inilah yang disebut Gereja sebagai kata-kata institusi. Kata-kata yang diungkapkan Yesus saat perjamuan malam terakhir, sebelum akhirnya Ia menderita, dan wafat. Perjamuan malam terakhir yang Yesus lakukan sungguh dapat kita alami dan rasakan pada saat perjamuan Ekaristi setiap harinya. Bahwa Ekaristi adalah suatu perayaan dimana di dalamnya terungkap suatu kebersamaan, keterlibatan/partisipiasi semua umat beriman, kontekstual, serta ekaristi adalah partisipasi umat beriman yang sadar dan aktif.
Dalam perjamuan malam terakhir ini pula, kita semua diajak untuk merenungkan makna pelayanan dalam hidup kita. Ada satu peristiwa yang sangat ditekankan oleh Yesus dalam kehidupan-Nya yaitu memberikan pelayanan kepada orang lain. Sikap pelayanan itu sungguh tercermin dalam peristiwa 'pembasuhan kaki yang Ia lakukan kepada para rasul', dan kini diteruskan oleh Gereja dengan pembasuhan kedua belas rasul oleh imam.
"Yesus berdiri, menanggalkan jubah-Nya, lalu mengikatkan sehelai kain pada pinggang-Nya. Di tuangkan-Nya air ke dalam sebuah bejana dan Ia mulai membasuh kaki para murid-Nya serta mengusapnya dengan kain, yang terikat pada pinggang-Nya". Yesus adalah Sang pemimpin sejati, tetapi Ia mau menjadi pelayan dengan membasuh kaki para murid-Nya. Demikian Ia mengajari kita untuk senantiasa rendah hati dan senang hati melayani orang lain, berbagi kasih satu dengan yang lain.
Pada akhir ekaristi Kamis Putih, umat mendapatkan kesempatan untuk berdoa di hadapan sakramen mahakudus (tabernakel kosong-persiapan Jumat Agung) dengan tuguran. Sebelum tuguran, Sakramen Mahakudus diarak ke seluruh sisi gereja oleh imam, dan akhirnya di tahtakan di aula gereja (tempat yang telah disediakan).
Tuguran dihadiri oleh segenap umat yang terbagi dalam kring-kring. Umat cukup antusias dengan hadir dan berdoa di hadapan sakramen mahakudus, berjaga hingga fajar. Tuguran ditutup oleh Rm. Ag. Dwiyantoro, Pr dengan berkat dan sakramen dipindahkan ke kapel kecil (fr.Tri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar