Selasa, 10 Februari 2009

RENUNGAN PERAYAAN HARI ORANG SAKIT SEDUNIA

Dipanggil pada Kegembiraan
berkat Kesatuan dengan Kristus
(disampaikan dalam Misa HOS 2009 dari Instruksi mengenai Doa dan Penyembuhan)

Manusia dipanggil pada kegembiraan, namun demikian setiap hari mereka mengalami banyak bentuk penderitaan dan kesakitan. Karena itu Tuhan dalam janji keselamatan mewartakan kegembiraan sepenuh hati yang datang dari pembebasan dan penderitaan. Dari aneka bentuk penderitaan yang hadir dalam sejarah manusia, selalu ada keinginan terdalam untuk bebas dari yang jahat. Dalam kisah Perjanjian lama pengalaman sakit amat terkait dengan dosa dan kejahatan seperti hukuman yang disampaikan oleh Tuhan terhadap ketidaksetiaan umat sakit menduduki tempat yang menonjol, demikian juga orang yang memohon penyembuhan kepada Tuhan mengakui bahwa telah secara adil dihukum oleh karena dosa-dosanya (Mzm 37, 40; 106: 17-21). Bahkan muncul pergulatan untuk dapat mengerti mengapa sakit menimpa orang benar seperti yang dialami oleh Ayub.
Pertanyaan mengapa orrang sakit menimpa orang benar mendapat jawaban dalam Perjanjian Baru. Perjumpaan Yesus dengan orang sakit dalam pelayananNya tidak menjadi peristiwa yang berdiri sendiri tetapi merupakan peristiwa pewartaan Kerajaan Allah, ” Yesus berkeliling ke semua kota dan desa mengajar di rumah-rumah ibadat memaklumkan Kerajaan Allah dan menyembuhkan setiap penyakit dan kelemahan. Penyembuhan ini menunjukkan kemenangan Kerajaan Allah atas setiap kejahatan dan menjadi simbol pemulihan kesehatan dan seluruh pribadi manusia, jiwa dan badan. Penyembuhan berfungsi untuk menunjukkan bahwa Yesus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa; penyembuhan merupakan tanda karya penyelamatan, sebagaimana nampak dalam penyembuhan orang lumpuh di kolam betesda dan penyembuhan orang yang lahir buta.
Sebagaimana dikisahkan dalam Perjanjian Baru pewartaan Injil yang pertama disertai dengan banyak penyembuhan ajaib yang menyatakan kausa pemakluman Injil. Hal ini merupakan janji Yesus yang bangkit dan komunitas hidup beriman pertama yang memberi kesaksian mengenai perwujudannya di tengah-tengah mereka: ”Tanda-tanda akan menyertai mereka yang percaya... mereka akan meletakkan tandan atas orang-orang sakit dan mereka akan sembuh (Mrk 16:17-18). Kotbah Filipus di Samaria disertai dengan penyembuhan ajaib. ”Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. (Kis 8:6-8).
Kemenangan mesianis atas sakit sebagaimana atas penderitaan manusiawi, tidak hanya terjadi melalui hilangnya sakit oleh penyembuhan ajaib tetapi juga karena penderitaan sukarela dan tak bersalah dari Kristus dalam sengsaranya memberikan setiap orang kemungkinan menyatukan diri dengan penderitaan Tuhan. Sesungguhnya, ”Kritus sendiri, kendati tanpa dosa, menderita dalam segala macam kesakitan dan siksaan sengsara, dan menjadikan penderitaan semua orang sebagai penderitaannya sendiri: Pada salib Kristus tidak hanya penebusan diselesaikan melalui penderitaan tetapi juga penderitaan manusia sendiri ditebus.
Gereja tidak hanya menyambut orang sakit sebagai penerima perawatannya yang penuh kasih tetapi juga mengakui bahwa mereka dipanggil untuk menghidupi panggilan manusiawi dan kristianinya dan untuk ikut serta dalam pertumbuhan Kerajaan Allah dalam cara yang baru dan bahka lebih bermakna. Seperti yang diyakini Paulus, ”dalam daginku aku menggenapkan apa yang kurang dalam penderitaan Kristus untuk tubuhNya yaitu Gereja” (Kol 1:24). Bahkan sampai pada kegembiaraan, ”Aku bersukacita dalam penderitaan karena kamu (Kol 1:24)
Semua orang yang memiliki keinginan untuk mengalami penyembuhan mengandaikan menerima kehendak Allah bila bentuk doa penuh kepercayaan disampaikan kepada Allah. Sirack menyerukan, ”Anakku, bila kamu sakit, janganlah menunda-nunda tetapi berdoa kepada Allah yang akan menyembuhkan kamu.” Bahkan orang berbondong-bondong baik langsung maupun melalui saudara-saudara dan teman-temannya mencari pemulihan kesehatan mereka. Tuhan menerima mereka dan tidan menunda-nunda bahkan tidak ada cela atas mereka. Bahkan Gereja melanjutkan penyembuhan bagi orang sakit melalui sakramen yang akan menguatkan mereka yang sedang dicoba oleh sakit. Dengan begitu pertolongan doa tidak mengecualikan tetapi bahkan mendorong orang untuk menjaga dan memulihkan kesehatan dan juga menuntun putra-putri Gereja untuk merawat orang sakit dan menolong mereka mengatasi sakit.
Dalam upaya berbagai penyembuhan ini terjadi melalui pekerja mujizat suci, tempat-tempat suci sperti St Martinus dari Tours, Katedral St Yakobus dari Copostelo, Lourdes, dsb. Tidak boleh dilupakan melalui doa-doa suci. Namun dalam doa suci seperti pentahtaan sakramen mahakudus atau rosario meriah orang diajak untuk menyadari bahwa perayaan tersebut bukanlah yang utama untuk mendapatkan penyembuhan melainkan misalnya penyembahan pada Sakramen mahakudua membwa umat beriman mengenali dalam Ekaristi kehadiran yang menakjubkan dari Kristus dan mengundang mereka pada persekutuan dengannya. Persekutuan yang memuncak pada komuni sakramentalnya.

Tidak ada komentar: