Selasa, 08 Maret 2011

Puasa Kog, Katekese Puasa Paroki St Petrus Pekalongan

Katekese Puasa

1. Apa itu puasa dan pantang?
Bagi Gereja Katolik puasa adalah kegiatan wajib umat beriman sebagai tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda mempersatukan pengorbanan dengan Yesus di kayu salib sebagai silih atas dosa dan demi mendoakan keselamatan dunia.

2. Apa hubungannya pantang dan puasa dengan masa prapaska?
Masa prapaskah adalah masa mempersiapkan paska. Dalam mempersiapkan tersebut pantang dan puasa menjadi sikap yang perlu dijalani. Selain itu masa prapaska dikenal sebagai masa dimana para calon baptis (katekumen) berpuasa sebelum dibaptis dan menjadi masa setiap umat beriman mendampingi para katekumen yang akan dibaptis. Setiap umat beriman juga mempersiapkan pembaharuan janji baptis dengan pantang dan puasa sebagai pembaharuan hidup berimannya.

3. Mengapa ada Aksi Puasa Pembangunan (APP)
KWI menyatakan bahwa pertobatan menjadi tindakan yang nyata. Selama masa prapaska ini gerakan pertobatan bersama dijalani dengan menjalani pantang dan puasa, menguatkan iman dan doa serta membangun keprihatinan dalam solidaritas sesama. Maka ada aksi bersama untuk membangun kehidupan rohani dan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa

4. Kapan masa prapaska dimulai?
Masa prapaskah dimulai pada hari Rabu Abu dan berakhir pada Sabtu suci. Pada Rabu Abu semua umat beriman menerima abu pada dahi dengan menerima pesan sabda Tuhan, “Bertobatlah dan percayalah pada Injil”

5. Makna Penerimaan Abu dan siapa yang menerima?
Menerima abu di dahi mengingatkan manusia akan ketergantungan pada Allah. Manusia yang memiliki keterbatasan hanya bersandar pada belas kasih Allah. Penerimaan abu menjadi tanda pemurnian jiwa. Manusia yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah. Setiap umat beriman menerima abu mengawali masa prapaska.


6. Kapan waktu yang tepat untuk pantang dan puasa?
Gereja menganjurkan puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan 7 hari Jumat selama masa prapaska sampai Jumat Agung. Waktu lain diluar hari itu dianjurkan juga sebagai putusan atau niat tersendiri. Misalnya selama 40 hari dalam masa prapaska melakukan pantang dan puasa.

7. Cara berpuasa yang benar bagaimana?
Puasa berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang artinya tidak makan daging atau makanan lain. Untuk puasa makan kenyang 1 x sedangkan kesempatan lain bisa makan (snak, makan tidak porsi banyak). Bila mau serius makan 1x entah pagi, atau siang atau malam sementara yang lain tidak makan sama sekali.

8. Bagaimana dengan pantang?
Gereja menganjurkan setiap jumat adalah hari pantang daging. Hari Jumat dalam prapaska menjadi hari wajib pantang. Namun bila tidak biasa makan daging perlu mengganti makanan lain. Apa yang disenangi dan menjadi kebiasaan itu yang dipilih dihindari. Bisa berpantang garam, gula, gorengan, dsb. Atau pantang tontonan (TV), pantang menggunakan HP, rokok,kopi, dsb. Jadi intinya pantang tidak melakukan apa yang disenangi.

9. Apakah puasa sama dengan diet makanan?
Puasa Katolik berbeda dengan diet makanan. Kalau diet makanan itu menunjuk pada puasa jasmani misalnya untuk alasan kesehatan tidak makan daging, ikan, makan nasi, atau apa yang ditunjuk diet golongan darah. Kalau puasa katolik untuk jiwa dan raga. Bukan soal mengurangi makanan atau menghilangkan makanan tertentu melainkan menahan diri dari segala yang dilarang Allah.

10. Siapa yang berkewajiban pantang dan puasa?
Yang wajib pantang adalah yang sudah berusia 14 dan yang berpuasa adalah yang sudah dewasa sampai awal th ke-60. KWI menyatakan yang dewasa yang sudah berusia 18th. Namun bila di luar usia tersebut orang menjalankan pantang dan puasa sangat dianjurkan.

11. Apa tolok ukur keberhasilan pantang dan puasa?
Tolok ukur pantang dan puasa adalah pengendalian diri dan keinginan untuk merasakan sedikit penderitaan Kristus danmempersatukan pengorbanan kita denganNya di kayu salib demi keselamatan dunia. Jadi bukan kuantitas (jumlah makanan yang dikurangi atau kesenangan yang ditunda atau ditiadakan) melainkan kedekatan pada Tuhan dalam doa dan mendengarkan SabdaNya serta mencintai sesama dengan beramal (kualitas).

12. Kuantitas mudah kualitas sulit diukur?
Karena tujuan pantang puasa ada pada pertobatan maka tidak berhenti pada jumlahnya melainkan sikap dan niatnya. Maka kedewasaan pribadi yang ikut menentukan. Kalau sulit maka perlu dihayati yang standar atau yang diwajibkan menurut anjuran Gereja.

13.Puas diri dengan yang minimal?
Pantang dan puasa dalam Gereja Katolik adalah minimal. Maka perlu diiringi dengan langkah dan pilihan untuk semakin mencintai Yesus Kristus dan sesama. Perlu pula yang minimal itu dijalani dengan ketekunan seperti nasehat st Theresia dari Liseux, “Lakukanlah perbuatan-perbuatan yang kecil dan sederhana namun dengan kasih yang besar”.

14. Seperti apa puasa alkibatiah?
Puasa Musa yaitu 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 & Kel 34:28); Puasa Daud yaitu tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2Sam 12:16); Puasa Elia yaitu 40 hari 40 malam berjalan kaki (1Raj 19:8); Puasa Ester yaitu 3 hari 3 malam tidak makan dan minum; Puasa Ayub yaitu 7 hari 7 malam tidak bersuara (ayb 2:13), Puasa Daniel yaitu 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan 1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2); Puasa Yunus 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yun 1:17); Puasa Niniwe yaitu 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yun 3:7), Puasa Senin-Kamis adalah puasa orang Farisi (Luk 18:21); Puasa Yesus: 40 hari 40 malam di padang gurun dan melawan kuasa iblis dengan mendengarkan SabdaNya.

15. Apa jalan puasa yang relevan dalam mengikuti Yesus?
2 kor 3:18 mengatakan bahwa kita dipanggil untuk serupa dengan Kristus. Dalam kaitan itu ada 7 jalan puasa untuk menumbuhkembangkan kerohanian kita:
1). Jalan mistik yaitu banyak waktu untuk berdoa. 2)jalan kenosis –waktu untuk mengosongkan diri dengan menyangkal diri agar rahmat Allah berlimpah. 3) jalan metanoia – waktu untuk bertobat. 4)jalan rekonsiliasi – waktu untuk berdamai dengan mengampuni kesalahan orang. 5)jalan keadilan – untuk menegakkan keadilan. 6)jalan solidaritas – waktu untuk beramal dan 7)jalan pembebasan – waktu untuk membebaskan mereka yang terbelenggu baik secara batin maupun fisik dan membangun rahmat persaudaraan sejati bagi semua orang.

Tidak ada komentar: