Rabu, 29 Juli 2009

GERAH

Berkah Dalem,
Kendati bergulirnya tahun keprihatinan kemiskinan sebagai dinamika menggereja masih dalam perjalanan mendatang, paroki St Petrus Pekalongan tetap ikut serta guliran keprihatinan Keuskupan. Juni 2009 sd Mei 2010 menjadi tahun keprihatinan kemiskinan. Paroki menyadari bahwa keprihatinan tsb menjadi buah dari kepeduliaan akan kehidupan agama yang cenderung formal. Untuk merubah itu gerakan solidaritas menjadi buah dari guliran formalisme agama.
Sejak bulan Juli 2009 sd Mei 2010 (terhitung 11 bulan) paroki pekalongan ikut serta mendukung gerakan 100 rupiah. Dalam kesempatan pertemuan ketua kring bersama tim PSE paroki dan juga tim liturgi serta dewan (selasa, 28 juli) diutarakan salah satu prosedur pengumpulan dana solidaritas tsb. 5 orang anggota tim PSE membagi tugas mengumpulkan dana solidaritas tiap kring dan stasi. Dana dikumpulkan di ketua kring dengan rekap KK dan jiwa lalu diambil oleh tim PSE. tiap bulan tim akan mendatangi ketua kring untuk mendapatkan kumpulan dana solidaritas tsb.
Secara teknis lebih mudah namun demikian muncul pergulatan antara "praktis" maupun "spiritual". Dalam prakteknya umat lebih mudah menghitung 1 th dengan menyerahkan uang Rp 36.000 sekali jadi daripada rp 100 tiap hari. Tugas ketua kring juga jauh lebih mudah. belum lagi memikirkan tugas kor, tatib, kolekte, orang sakit, dsb. Andaikan terjadi demikian ada umat yang mengambil langkah demikian bagaimana? hal ini menjadi pembicaraan hangat dalam pertemuan ketua kring. Namun akirnya diingat bahwa tugas ketua kring juga mengingatkan akan nilai spiritualnya. Bahwa ternyata umat mengambil langkah praktis itu menjadi keputusan umat. "Ketua kring mestinya ngomong yang baik-baik dan sesuai yang digariskan." demikian kata ketua dewan pastoral paroki.
Ada juga yang sudah memulai sejak bulan juni. Meskipun keseragaman dari paroki bulan Juli cacatan hasil rekap di tim pse bisa menjadi petunjuk kring mana yang sudah mulai aktif menanggapi tanpa menunggu juklak paroki.
Itulah sekelumit cerita dari gerah yang dibahas dalam pertemuan pengurus kring.
bd/ifo

Tidak ada komentar: