Selasa, 19 Agustus 2014

OMK Pitulasan dalam Suasana Hangat dan Akrab

OMK tengah sibuk mendekor gereja dengan bendera Merah Putih
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, OMK mendapatkan tugas koor dalam perayaan misa memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia. Agar bisa memberikan tugas pelayanan yang baik, kami memulai latihan koor dari 2 bulan sebelumnya. Banyak tantangan yang kami hadapi mulai dari lagu-lagu yang dipilih hingga jumlah anggota OMK yang ikut bergabung. Semakin mendekati hari bertugas, semakin banyak teman yang ikut bergabung latihan.
 
OMK berpose setelah merayakan misa HUT RI ke-69

Disela waktu latihan koor, kami juga berkumpul untuk mempersiapkan bendera Merah Putih aneka ukuran untuk menghias gereja. Kami bekerja sama dan membagi tugas ke beberapa teman OMK, ada yang menyiapkan bendera-bendera kecil bergagang sedotan untuk umat, ada yang  ngrentengi bendera, dan ada yang memasang rentengan bendera di  langit-langit gereja.

OMK mengadakan acara kebersamaan di area parkir gereja
Tibalah saatnya hari bertugas, kami mengenakan pakaian putih dan hasduk (dasi pramuka). Kami saling “mengenakan” hasduk satu sama lain. Tepat pukul 16.30 kami memasuki gereja dan langsung menempatkan diri di tempat koor. Kami berharap tugas ini akan berjalan lancar. Ada kecemasan dan keraguan di dalam hati kami, sebab Ibu Anwin yang selama ini mendampingi dan melatih kami dalam koor tidak dapat hadir karena beliau sedang berada di luar kota. Pukul 17.00 misa pun dimulai. Siap tidak siap kami harus siap! Lagu demi lagu kami nyanyikan dan perlahan semangat kami kian berkobar manakala mengenangkan jasa para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan. 

Usai misa perasaan kami sungguh plong. Tugas koor dapat kami laksanakan dengan maksimal. Ada umat yang berkomentar, “Lagu komuni yang dinyanyikan dengan empat suara  sangat bagus.” “Wah, kami bahagia sekali, latihan kami ternyata tidak sia-sia.” Tidak lupa, sebelum meninggalkan ruangan gereja, kami menyempatkan diri untuk foto bersama atau selfie.

Menikmati sate ayam dan sate babi sembari selfie
Perayaan kemerdekaan Republik Indonesia tidak hanya terjadi dalam upacara liturgi gereja, kami merayakan hari penuh kemerdekaan ini dengan syukuran bersama di area parkiran gereja. Orang Muda Katolik mensyukuri rahmat Tuhan dengan mengadakan acara bakar-bakar, ada sate ayam dan sate babi. Semua bahan-bahan sudah disiapkan sebelumnya oleh Cik Anik, pendamping OMK, dan beberapa teman lain. Selagi menunggu Cik Anik dan 10 teman lainnya mencoba menyalakan api dan membakar sate di lapangan badminton, kami berkumpul, berbincang, berbagi, dan bercanda dalam suasana santai penuh kehangatan. Bahkan kami mengisi acara kebersamaan malam itu dengan permainan yang seru dan menarik.

DPP Paroki turut ambil bagian dalam syukuran HUT RI
Sejam kemudian, sate pun matang dibakar dan siap disajikan. Acara syukuran malam itu pun didukung oleh umat. Ada umat yang berbaik hati memberikan donasi makan prasmakan bagi kami. Suasana penuh syukur semakin kami rasakan dengan santap malam yang nikmat dan lezat. Kami memulai makan dengan doa bersama. Sembari menikmati makanan, kami berdinamika pribadi, ada yang ngobrol, ada yang menyanyi, atau foto-foto.

Sekitar pukul 21.00 setelah makan selesai, kita menyempatkan diri untuk beres-beres. Kami mengambil dan membuang sampah ke tempatnya, mencuci piring, dan mengembalikan peralatan ke tempat semula. Setelah semuanya beres dan bersih, kami pun berpamitan pulang denga hati senang.

Romo paroki, DPP dan umat dalam kebersamaan HUT RI
Bagi kami, acara bakar-bakar malam itu sangat ramai dan asyik. Malam itu, kami bisa berkumpul dalam kebahagiaan bersama teman-teman OMK se-paroki tidak hanya OMK yang tinggal di dalam kota Pekalongan, tetapi OMK stasi pun turut terlibat. Mereka ada yang dari stasi Wiradesa dan Karanganyar. Jumlah OMK yang berkumpul kurang lebih 75 orang. Suasana semakin hangat ketika para romo, DPP turut ambil bagian dalam perayaan penuh syukur malam itu.

Semoga dengan diadakannya kegiatan kebersamaan (bakar-bakar) membuat OMK menjadi semakin akrab satu sama lain, serta OMK semakin terguguah untuk peduli dan bersemangat memajukan dinamika OMK di Paroki St. Petrus Pekalongan. Hidup OMK St. Petrus Pekalongan. MERDEKA !!!
 
- Devia Astriani W-
 

 
 

 


Minggu, 17 Agustus 2014

Minggu Biasa XX-A HR Ulang Tahun ke-69 Kemerdekaan RI

Dekorasi Gereja memeriahkan HUT ke-69 RI
WARTA GEREJA
  1. Kegiatan Paroki
    1. WKRI Cabang Pekalongan akan mengadakan temu sehat Lansia pada Hari Minggu, 17 Agustus 2014 sesudah misa
    2. Misa Syukur dan pertemuan PWK St. Monika pada hari Kamis, 28 Agustus 2014, Pukul 10.00 wib di aula lt. 2 paroki
    3. BPP-PKK St. Petrus Pekalongan mengundang saudara/i seiman dalam KEBANGUNGAN ROHANI KATOLIK (KRK) bersama RD. Yeppy Emanuelle, dan RD. MB. Sheko Swandi, pada hari Rabu, 27 Agustus 2014, Pukul 18.00 wib di aula lt. 2 paroki
    4. SOSIALISASI BAHAN BKSN 2014 bersama RD. MB. Sheko Swandi dan Tim Kitab Suci dilaksanakan pada Hari Minggu, 31 Agustus 2014, Pukul 09.00 wib di aula lt. 2 paroki. Mohon kehadiran para ketua lingkungan/stasi serta pemandu dari semua Komunitas Basis. Pendalaman Kitab Suci BKSN 2014 diadakan setiap hari Kamis, pukul 19.00 wib di semua Komunitas Basis mulai Kamis, 4 September 2014. Mohon keterlibatan seluruh umat.
  2. MOHON PERHATIAN
    1. ADORASI  : Para petugas Jaga Doa Bakti Kapel Adorasi Sakramen Ekaristi dimohon memperhatikan dan menepati jadwal yang telah dibuat. Beberapa kali terjadi petugas jaga doa bakti tidak hadir tanpa pemberitahuan jelas sehingga tidak ada yang menjaga Sakramen Mahakudus (adorasi). Hal ini sangat tidak dibenarkan pentahtaan berlangsung tanpa ada umat yang hadir.
    2. KLINIK PRATAMA "ADI HUSADA" :
      1. Pemeriksaan Kesehatan pada :
        1. Minggu, pukul 08.00 - 10.00 wib
        2. Senin dan Kamis, pukul 14.00 - 16.00 wib
      2. Tarif sosial pelayanan pemeriksaan:
        1.  Periksa Umum dan Obat (silahkan memberikan sumbangan sukarela)
        2. Gula darah : Rp. 10.000,-
        3. Kolesterol : Rp. 25.000,-
        4. Asam Urat : Rp. 15.000,-
      3. Terbuka untuk seluruh umat Paroki Pekalongan dan Masyarakat Umum. Pelayanan dilaksanakan di ruang kesehatan (areal parkir). untuk masyarakat umum silahkan masuk melalui pintu samping, dekat klenteng. Mohon informasi ini disampaikan kepada seluruh masyarakat di sekitar bapak-ibu, sdr/i
    3. PENJARINGAN PRODIAKON MASA BAKTI 2015-2018 akan segera dilakukan melalui Lingkungan/Stasi. Pendaftaran akan dilakukan melalui rekomendasi Ketua Lingkungan/Stasi. Diharapkan semua Komunitas Basis memiliki sendiri prodiakonnya. Syarat umum:
      1. Umat katolik yang tidak terkena halangan Hukum Gereja
      2. Tidak tercela hidupnya (juga keluarganya)
      3. Berusia maksimal 60 tahun.
      4. Untuk kasus khusus di atas usia 60 tahun harus dibicarakan dengan Romo Paroki. 
         

Jumat, 15 Agustus 2014

LINGKARAN TUJUH (LINGTU) PAROKI ST. PETRUS PEKALONGAN

LINGKARAN KELIMA - LINGTU "HIDUP DALAM SEMANGAT KERENDAHAN HATI SEPERTI KRISTUS"

Ekaristi Lingkaran Tujuh biasa disingkat ekaristi LINGTU merupakan salah satu kekhasan olah rohani yang dikembangkan di Gereja Katolik St. Petrus Pekalongan. Ekaristi Lingkaran Tujuh dimaksudkan sebagai sarana menumbuh-kembangkan devosi umat kepada Maria Bunda Ratu Surga yang diintegrasikan dalam perayaan ekaristi dan penghormatan Sakramen Mahakudus.

Perayaan ekaristi Lingkaran Tujuh diadakan setiap Jumat ketiga dalam bulan selama tujuh bulan. Perayaan ekaristi Lingkaran Tujuh dikemas dengan tema-tema tertentu sebagai sarana pengajaran Gereja kepada umat. Adapun tema Lingkaran Tujuh tahun 2014 adalah "Belajar Membangun Paguyuban dari Jemaat-Jemaat Binaan Santo Paulus". Tema ini dilatarbelakangi tema Arah Haluan Keuskupan Purwokerto yang mengolah tentang Pemberdayaan Paguyuban. Penjabaran tema Arah Haluan Keuskupan Purwokerto tentang Pemberdayaan Paguyuban tertuang salah satunya dalam tema-tema LINGTU.

Jumat, 15 Agustus 2014, pukul 18.00 wib menjadi kesempatan seluruh umat merayakan Ekaristi Lingkaran Tujuh putaran kelima. Tema Lingtu putaran kelima adalah Belajar dari Jemaat di Fillipi, "Hidup dalam Semangat Kerendahan Hati seperti Kristus." Perayaan Ekaristi Lingtu putaran kelima dipimpin oleh RD. Tri Kusuma. Ekaristi Lingkaran Tujuh dibuka dengan devosi Rosario bagi Bunda Ratu Surga. Ekaristi ini dilaksanakan di areal parkiran gereja di depan Gua Maria Bunda Ratu Surga. Di tengah doa rosario, umat diberi kesempata untuk menyalakan lilin sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta anak kepada Ibunda terkasih. Umat maju satu persatu dan menyalakan lilin di tempat yang telah disediakan oleh panitia.

PELANTIKAN PUTRA-PUTRI ALTAR
Di tengah perayaan Ekaristi Lingkaran Tujuh putaran kelima diadakan upacara Pelantikan Putra-Putri Altar Paroki St. Petrus Pekalongan. Upacara ini diadakan sesudah homili. Ada sebanyak 24 anak yang dilantik pada malam itu. Mereka telah disiapkan oleh para pendamping untuk bertumbuh dalam semangat pelayanan dengan baik dan benar. Selama setahun mereka didampingi dalam pelayanan di altar. Setelah dinyatakan matang dan siap, mereka dilantik. Melalui pelantikan, mereka resmi menjadi Putra-Putri Altar yang mempunyai tanggungjawab taat dan setia melayani Tuhan sebagai pelayan Altar. Ada salah seorang anak yang membagikan pengalamannya dalam mengikuti pelantikan ini. Dia adalah Richard. Dia berkisah, "Pada awalnya aku disuruh mengikuti pelantikan PPA dengan malas. Aku merasa "besar" sendiri di antara teman-teman PPA yang lain. Memang, mestinya aku sudah dilantik  1 atau 2 tahun yang lalu, tetapi aku gagal mengikutinya karena ada acara keluarga yang bertabrakan dengan agenda gereja. Aku merasa ogah-ogahan dan sempat berbicara kepada pendamping untuk tidak dilantik saja. Tetapi sehari sebelum pelantikan, aku menerima surat dari pendamping yang berisi undangan bagi orangtua untuk hadir dalam pelantikan itu. Akhirnya, aku ikut juga. Kesanku, upacara pelantikan ini menarik. Inilah pengalaman pertamaku mengikuti pelantikan. Harapanku untuk pelantikan tahun depan, anggota Putra-Putri Altar dilibatkan semua agar pelantikan dapat berlangsung semakin meriah."
Selain kehendak dan keterbukaan anak-anak untuk menjadi pelayan altar, peran orangtua pun penting. Dukungan dan perhatian orangtua kepada anak-anaknya untuk ambil bagian dalam pelayanan gereja sangat dibutuhkan. Maka, dalam upacara pelantikan itu, para orangtua PPA yang dilantik diundang untuk hadir dalam ekaristi sebagai bentuk dukungan dan keterlibatan mereka kepada anak-anaknya.

Sesudah upacara pelantikan, perayaan dilanjutkan dengan liturgi ekaristi. Rangkaian ekaristi Lingkaran Tujuh masih berlanjut dengan penghormatan kepada Sakramen Mahakudus. Hosti yang telah diberkati ditakhtakan. Romo mengajak umat untuk hening berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus untuk selanjutnya menerima berkat dari Allah melalui Sakramen Mahakudus yang diarak oleh romo di tengah umat. Demikian rangkaian Ekaristi Lingkaran Tujuh putaran kelima terjadi.

Perayaan Ekaristi Lingkaran Tujuh putaran kelima selesai pada pukul 20.15.

-Richard Steven/trikusumapr-

Selasa, 12 Agustus 2014

Sosialisasi Pedoman Sakramen Inisiasi

Minggu, 11 Agustus 2014, Aula Lt. 2 Paroki Santo Petrus Pekalongan menjadi tempat Sosialisasi Pedoman Sakramen Inisiasi dari Tim Komisi Kateketik Keuskupan Purwokerto. Sosialisasi Pedoman Sakramen Inisiasi merupakan agenda Tim Komisi Kateketik bagi seluruh paroki di Keuskupan Purwokerto. Kegiatan ini diadakan per-dekenat. Untuk wilayah Dekenat Utara, sosialisasi pedoman dibagi menjadi dua wilayah, Dekenat Utara bagian Timur dan Dekenat Utara bagian Barat.
 

Paroki Santo Petrus Pekalongan menjadi tuan rumah diselenggarakannya sosialisasi pedoman ini. Adapun paroki yang hadir adalah mereka yang tergabung dalam Dekenat Utara bagian Timur seperti Paroki Limpung, Paroki Batang, Paroki Pemalang dan Paroki Pekalongan. Undangan sosialisasi pedoman ini dialamatkan kepada para Ketua Lingkungan dan Stasi (Pekalongan), para pendamping Katekumen anak-dewasa-lansia, pendamping Calon Penerima Komuni Pertama, Pendamping Calon Penerima Sakramen Penguatan, dan Pendamping Baptis Bayi.

Kegiatan ini dihadiri oleh 57 peserta dengan rincian: Paroki Limpung sebanyak 7 orang, Paroki Batang sebanyak 6 orang, Paroki Pemalang sebanyak 6 orang, dan Paroki Pekalongan sebanyak 38 orang.

Dalam sosialisasi pedoman ini, RD. S. Parjono menjelaskan isi Pedoman Sakramen Inisiasi dengan santai tetapi serius. Antusiasme peserta tampak dalam kesempatan tanya jawab. Ada seorang peserta mengatakan, "Terimakasih untuk sosialisasi pedoman sakramen inisiasi ini. Apa yang kami terima sangat penting dan membantu kami dalam melayani umat. Kami menjadi semakin jelas akan pelayanan yang harus kami berikan kepada umat."

Selain sosialisasi Pedoman Sakramen Inisiasi, tim Kateketik Keuskupan Purwokerto juga menjelaskan tentang pola pengajaran bagi para calon penerima sakramen Krisma yang menggunakan metode sharing iman tujuh langkah. Penjelasan ini disampaikan oleh Bapak F. Jemidi.

Acara yang dimulai pukul 10.15 (molor) baru selesai pukul 13.30 wib. Acara sosialisasi ini ditutup dengan makan bersama di areal parkiran gereja. Para ibu rumah tangga pastoran telah mempersiapkan makan siang bagi seluruh peserta.

-trikusumapr-

Lomba PPA dalam rangka "Tarsisiusan"

Usai perayaan ekaristi Sabtu sore, 10 Agustus 2014, pukul 17.00 wib, Putra-Putri Altar Paroki Santo Petrus Pekalongan mengadakan kegiatan kebersamaan di areal parkiran gereja. Kegiatan ini diadakan dalam rangka peringatan Santo Tarsisius, pelindung Putra-Putri Altar sebagai sarana mempererat kebersamaan di antara para anggota Putra-Putri Altar dan mensyukuri rahmat Tuhan melalui karya pelayanan Santo Tarsisius yang mengasihi Putra-Putri Altar.   
 
Kegiatan Putra-Putri Altar dibuka dengan doa yang dipimpin oleh RD. M. Maryoto. Mereka membuka rangkaian kegiatan malam itu dengan makan bersama yang telah disiapkan oleh panitia (pendamping dan pengurus PPA). Jumlah PPA yang hadir kurang lebih 65 anak.
 
Sesudah makan malam bersama, mereka baru mengadakan perlombaan. Ada dua jenis perlombaan yang diadakan, antara lain : Lomba memindahkan tali rafia dalam kelompok dan Lomba memindahkan bola berkelompok. Dua jenis perlombaan ini dimaksudkan sebagai sarana membangun kebersamaan, kekompakan, kerjasama di antara para anggota PPA. Sejak perlombaan dimulai, sontak suasana areal parkiran gereja menjadi ramai dengan teriakan-teriakan mereka. Beberapa orangtua tampak hadir dalam kegiatan malam itu, ada yang sengaja menemani atau kebetulan mengantar sembari menunggu.
 
Keceriaan dan kebersamaan PPA sangat terasa. Beberapa di antara mereka asyik bermain dalam perlombaan, ada yang menonton, ada yang bersorak-sorai, ada yang berlari-larian, ada yang asyik ngobrol dengan tingkah dan polah seusia mereka. Acara malam ini diakhiri pada pukul 21. 30. Seusai perlombaan, mereka diajak untuk berfoto bersama.
 
Rangkaian kegiatan PPA masih akan dilanjutkan pada hari Jumat, 15 Agustus 2014 dalam perayaan Ekaristi Lingkaran Tujuh putaran ke-5. Dalam perayaan Ekaristi LINGTU, Putra-Putri Altar yang telah terlibat dalam kegiatan PPA selama setahun akan dilantik. Melalui pelantikan itu, keterlibatan dan keanggotaan mereka sebagai anggota PPA semakin dilengkapi. Jumlah PPA yang akan dilantik adalah 23 anak. Selain pelantikan, panitia akan mengumumkan dan membagikan hadiah kepada para pemenang perlombaan pada malam ini.
 
Semoga semua kegiatan ini menjadi sarana bantu untuk mengakrabi Tuhan dalam hidup kita.
 
Selamat melayani,
-trikusumapr-

Senin, 11 Agustus 2014

SANTA CLARA DARI ASSISI


Clara adalah seorang puteri bangsawan dari kota Assisi ltalia. la dilahirkan pada tahun 1193 dari ibu yang bernama Hortulana dan ayah bernama Favarone. Clara hidup di lingkungan istana yang mewah bersama orangtuanya. Ada kesaksian, dalam proses peresmian Clara sebagai orang kudus, suster Pacifica de Guelfuccio – sebagai saksi I – yang merupakan teman dekat Clara dan bertempat tinggal dekat rumah Clara – mengatakan bahwa Clara adalah seorang puteri yang saleh, banyak melakukan ulah tapa dan berdoa. la iuga biasa mengunjungi orang-orang miskin, memberi derma dan membawakan makanan untuk mereka.

Tubuh St.Clara tetap utuh walaupun sudah wafat
dan disimpan di dalam Basilika Santa Clara di Assisi
Clara sebagai puteri bangsawan, mendapatkan pendidikan yang lebih dari cukup. Aneka pendidikan ia terima : Pendidikan agama, ketrampilan mengurus dapur, menjahit, memintal, menyulam, menulis dan membaca serta bahasa Latin. Ia menjalani pendidikan home schooling. Dari kesaksian dalam proses kanonisasi, terungkap bahwa Clara biasa membuat corporal, kain penutup Altar yang kemudian dikirim ke gereja-gereja di sekitar kota Assisi. la juga membuat alba, dalmatika, bahkan pernah membuat sepatu sandal dari kulit halus khusus untuk kaki Fransiskus dari Assisi yang terluka karena Stigmata.

Clara seorang pribadi yang berani dan tegas. Ketika telah berusia sekitar 17 tahun, saat harus menentukan arah hidupnya, Clara menolak dengan tegas rencana pernikahan yang diperuntukkan baginya, Clara tidak mau menyesuaikan diri dangan pola hidup tradisional puteri bangsawan pada masa itu.

Hari Minggu Palma malam, tanggal 18 Maret 1212, merupakan saat titik balik hidup Clara. Malam itu bersama Pacifica, Clara melarikan diri dari rumah untuk memulai suatu kehidupan yang dicita-citakannya; suatu pelarian yang telah direncanakan secara matang selama satu tahun bersama Fransiskus dan yang direstui oleh uskup kota Assisi yaitu Uskup Guido. Malam itu juga di kapel kecil Portiuncula Clara menerima jubah seperti yang dikenakan olah Fransiskus beserta kawan-kawannya dan mendapat “tonsura“ para rubiah, Fransiskus sendirilah yang momotong rambut Clara dan memberinya kerudung. Untuk sementara Clara bersama Pacifica tinggal di biara Benediktines guna melindungi diri dari tindakan kekerasan ayah Clara yang ingin mengambil paksa dirinya.

Pada awal bulan Mei 1212, Clara mendapat hadiah dari Uskup Guido yakni sebuah kompleks kecil dengan gereja San Damiano yang terletak kurang lebih satu kilometer jauhnya dari kota Assisi. Setelah menempati kompleks kecil di San Damiano itu, Clara dan para saudari menerima dari Fransiskus petunjuk/pedoman tentang pola hidup injili yang mau diikuti. Sejak Clara menempati biara kecil itu Allah terus menambah jumlah saudari-saudari di San Damiano. Tercatat pada tahun 1233 jumlah penghuni San Damiano mencapai 50 orang.

Pada tahun 1215/1216 Clara mengajukan kepada Paus Innocentius III suatu “Privilegium” (hak istimewa) untuk tidak memiliki harta milik tetap, maksudnya sabagai jaminan hidup bagi Clara dan para saudarinya. Pormohonan Clara tersebut dikabulkan oleh Paus Innocentius III. Berdasarkan “Privilegium Paupertatis” ini Clara dan kelompoknya yang belum memiliki Anggaran Dasar telah diakui sebagai suatu lembaga di dalam tata hukum Gereja. Dengan cara demikian Clara dapat melaksanakan cara hidup yang dicita-citakan dengan berpedoman “Pola Dasar Hidup” karangan Fransiskus dan “Privilegium Paupertatis” yang diterimanya.

Pada tahun 1219, ciri gaya hidup kelompok Clara yang lain dipertegas. Secara resmi San Damiano menerima pingitan. Praktek itu sebelumnya sudah ada, tetapi secara hukum dipertegas. Sejak semula Clara memilih gaya hidup kontemplatif dan dalam kerangka hidup kontemplatif itu ia mau mewujudkan cita-citanya, Ia mau menjadi Hati dan Jantung Gereja, penggerak dari dalam dan sumber hidup. Sejak semula Clara menyadari diri sebagai “pembantu Allah” dan “penopang Gereja.” Dengan caranya sendiri ia mau memberikan sumbangannya kepada seluruh umat Allah.

Pada tahun 1227 Kardinal Hugolinus, sahabat dan pendukung Clara dipilih menjadi Paus dengan nama Gregorius IX (tahun 1227-1241). Segera Clara mengajukan permohonan, agar “Privilegium Paupertatis” diteguhkan kembali secara tertulis. Clara ingin sejak awal mengamankan mutiara itu. Pada tanggal 25 Mei – 17 Juli 1228, Gregorius IX tinggal di Perugia dan Assisi. Pada tahun itu, di Perugia, Gregorius mengabulkan permohonan Clara. Paus Gregorius IX menyalin surat Paus Innocentius lll, tetapi dengan mempersingkatnya sedikit. Beliau tetap prihatin kalau-kalau kemiskinan seperti dicita-citakan Clara kurang realistis, apalagi mengingat situasi sosio-politik masa itu yang memang kurang mantap dan aman. Maka Paus tetap merasa perlu memberi jaminan hidup bagi kelompok di San Damiano. Beliau menawarkan kepada Clara harta milik tetap (tanah, kebun anggur, dll.) serta bersedia memberikan dispensasi, kalau mereka merasa diri terikat pada janji mereka dahulu.

Namun Clara menjawab dengan tegas dan sekaligus menyingkapkan dasar terdalam bagi kemiskinan yang diinginkannya. Ia menegaskan: “Kami tidak ingin sama sekali dibebaskan dari hal mengikuti jejak Kristus.”

Clara menyadari cita-cita dasariahnya dapat “terancam” dari pihak pimpinan tertinggi dalam Gereja. Clara juga tidak dapat menaruh terlalu banyak kepercayaan pada Saudara-Saudara Dina. Sebab pengikut-pengikut Fransiskus terus bertikai satu-sama lain mengenai gaya hidup. Ada sejumlah saudara yang ingin meneruskan gaya hidup semula, yang mengandalkan kemiskinan mutlak, tatapi ada juga sekelompk saudara yang mendukung perkembangan ordo ke arah memperlunak praktek kemiskinan yang dihayati dan dijalani Fransiskus.

Dalam situasi semacam itu Clara merasa perlu menyusun Anggaran Dasarnya sendiri dan mengusahakan pengesahan oleh takhta apostolik. Hal ini samakin mendesak oleh karena penyakit Clara semakin parah. Pada tahun 1250, ia mengalami masa kritis, sehingga sudah diberi sakramen pengurapan orang sakit. Memang Clara menjadi sedikit lebih baik, akan tetapi jelaslah bahwa hidupnya tidak lama lagi. Selanjutnya Clara hampir terus menerus berbaring di tempat tidurnya.

Sekitar tahun 1251 Clara selesai menyusun Anggaran Dasarnya sendiri, yang mungkin sudah mulai disusun sajak tahun 1247. Anggaran Dasar Clara itu merupakan gabungan dari saduran Anggaran Dasar Fransiskus (th. 1221 dan 1223), beberapa dokumen dasariah (Pola Dasar Hidup, Wasiat Fransiskus, Privilegium Paupartatis) dan aturan-aturan yang disadur seperlunya dari konstitusi-konstitusi Paus Hugolinus dan Paus lnnocentius IV; ditambah beberapa hal dari pengalaman hidup Clara sendiri. Keseluruhan Anggaran Dasar itu disusun Clara dengan memakai latar belakang kebiasaan-kebiasaan yang ada di biara kecil San Damiano. Oleh karena Clara memanfaatkan berbagai dokumen rasmi yang telah disahkan, maka Anggaran Dasar Clara itu dapat diterima oleh para ahli hukum Paus.

Selain menyusun Anggaran Dasar, ia juga menuangkan dengan utuh, panjang lebar dan terperinci mengenai panggilan dan cita-citanya ke dalam dokumen yang disebut sebagai wasiatnya. Di dalam wasiat inilah justru terungkap kepribadian Clara yang matang dan merupakan warisan bagi para saudarinya dan melalui mereka diwariskan kepada seluruh umat Allah yang selalu bergumul dangan lnjil Yesus Kristus.

Pada tahun 1252 Clara sakit parah lagi. Sewaktu ia mendapat kunjungan dari Kardinal Raynaldus dan menerima komuni dari tangan beliau, Clara meminta agar beliau sebagai kuasa Paus mensahkan Anggaran Dasarnya. Permohonan ini diterima oleh Kardinal. Meskipun Clara terhibur oleh hal itu, namun ia merasa belum aman seluruhnya.

Seakan suatu kebetulan bahwa Paus Innocentius IV dengan para pengiringnya tinggal di Perugia dan Assisi; dan ketika Paus mendengar tentang sakit Clara, Paus mengunjunginya sampai dua kali. Kunjungan Paus ini dimanfaatkan Clara untuk memohon pengesahan Anggaran Dasarnya. Pada tanggal 9 Agustus 1253, permohonan Clara secara lisan dikabulkan Sri Paus. Segera dokumen resmi disusun oleh para pegawai Paus di Perugia. Pada hari berikutnya yakni pada hari peringatan Santo Laurentius – Martir (10 Agustus) dokumen itu dihantar oleh seorang Saudara Dina ke biara San Damiano. Dengan rasa gembira dan puas Clara mencium dokumen itu yang merupakan hasil perjuangannya selama empat puluh tahun. Pada tanggal 11 Agustus 1253, Clara dengan hati tenang beralih kepada Mempelai Surgawinya.

Paus Innocetius IV dengan seluruh pengiringnya datang menghantar jenazah Clara ke gereja St. Giorgio di Assisi, untuk dimakamkan di situ. Pada tahun 1260 jenazah Clara dipindahkan ke Basilika St.Chiara di Assisi. Atas nama para saudari di San Damiano sepucuk surat mengenai hal tersebut diedarkan kepada semua saudari Ordo San Damiano yang telah terpencar di mana-mana (sekarang Ordo Santa Clara). Ketika Clara meninggal dunia telah ada sekitar 120 biara yang berorientasi kepada biara San Damiano.

Pada tahun 1255 Clara diresmikan sebagai orang kudus oleh kardinal Raynaldus — sahabat dan pendukung penuh Clara — yang telah menjadi Paus Alexander IV (tahun 1254-1261).


Sumber : http://ofm.or.id/1-riwayat-singkat-santa-clara-dari-assisi/

PAUS FRANSISKUS: "MENGIKUTI JEJAK PETRUS YANG PERCAYA KEPADA PENYELENGGARAAN ILAHI"

Dalam Angelus hari Minggu 10 Agustus, Paus Fransiskus mengingat tragedi di Irak dan Gaza dan berdoa bagi para korban virus Ebola dan bagi semua yang tengah berusaha menghentikan penyebaran virus mematikan ini.
 
Paus Fransiskus mengajak umat beriman untuk mengikuti jejak Santo Petrus yang percaya dan siap atas panggilan dari Tuhan dan membuat dia mampu melakukan hal-hal menakjubkan, seperti berjalan di atas air. Dan juga saat Petrus  lengah, ia tetap percaya kepada pertolongan Tuhan dan memang Tuhan menolong dia. Iman kita tampak dalam diri Petrus: selalu lengah dan miskin, tidak berani, namun meski demikian tetap berjaya. Iman orang Kristen melangkah untuk bertemu Tuhan yang Bangkit, di tengah segala badai dan mara-bahaya dunia.
Yang paling menakjubkan, kata Paus, «Yaitu ketika Yesus naik ke perahu, angin ribut pun reda. Ketika itu pula, mereka tunduk dan mengakui: "Sungguh Engkau adalah Anak Allah!"».
Mereka yang imannya lemah dan kecil, menjadi besar ketika berlutut dan mengakui bahwa Guru mereka adalah Anak Allah.
 
Paus Fransiskus berkata: "Ini adalah wajah Gereja: bahtera yang harus menghadapi berbagai badai dan terkadang seperti hampir tenggelam. Yang menjadi penyelamat Gereja bukanlah kualitas dan keberanian umatnya, tetapi Iman, yang memampukan diri untuk melangkah bahkan di dalam kegelapan, di tengah kesulitan hidup. Iman membuat kita yakin akan kehadiran Yesus yang selalu mendampingi, yakin akan tangan-Nya yang menarik kita keluar dari mara-bahaya. Kita semua da di dalam bahtera ini dan di sini kita merasa yakin dibalik keterbatasan dan kelemahan kita. Kita aman di bahtera ini terutama ketika kita tahu berlutut dan menyembah Yesus, Allah yang Tunggal dari hidup kita. Kepada hal ini, Bunda Maria, bunda kita selalu memanggil kita. Kepada Bunda Maria kita datang dengan penuh keyakinan.
 
Pada akhir pesan, Paus Fransiskus memohon kepada umat beriman untuk berdoa bagi dirinya yang akan berkunjung ke Korea Selatan.
 
Veni Sancte Spiritus, Veni per Mariam.
 
Sumber : Shirley Hadisandjaja/Radio Vaticano, 10 Agt 2014

Minggu, 10 Agustus 2014

Minggu XIX-A HR Maria Diangkat Ke Surga

WARTA GEREJA ST PETRUS PEKALONGAN

KEGIATAN PAROKI
BAPTISAN BAYI
Diadakan pada Minggu, 17 Agustus 2014. 09.00 wib. Pendaftaran di sekretariat paling lambat 13 Agustus dengan menggunakan formulir dari Ketua Lingkungan/Stasi. Pendampingan orangtua dan wali baptis Rabu, 13 Agustus 2014, 19.00 wib di ruang pengajaran Lt. 3 pastoran.

SOSIALISASI PEDOMAN SAKRAMEN INISIASI KEUSKUPAN PURWOKERTO
Sosialisasi ini ditujukan bagi para Ketua Lingkungan dan Stasi serta para pendamping Katekumen anak-dewasa-lansia, Pendamping Calon Penerima Komuni Pertama, Pendamping Calon Penerima Sakramen Penguatan, dan Pendamping Baptis Bayi dari seluruh paroki di Dekenat Utara Bagian Timur (Limpung, Batang, Pekalongan dan Pemalang). Sosialisasi diadakan pada Minggu, 10 Agustus 2014, 09.00 di Aula Paroki St. Petrus Pekalongan.

KTM
Selasa, 12 Agustus 2014, 19.00 wib akan diadakan pujian dan penyembahan di gereja yang akan dilayani oleh KTM

WKRI
Ranting Santa Lusia : Selasa, 12 Agustus 2014, 16.30 wib di rumah Ibu Daniel (Jl. Manunggal Gg. 4)
Cabang Pekalongan : Kamis, 14 Agustus 2014, 16.30 wib di aula paroki Lt. 2

LITURGI PEKAN INI
PUTRA-PUTRI ALTAR
Perayaan Ekaristi Pesta St. Tarsisius - Pelindung Putra-Putri Altar sekaligus Pelantikan PPA baru dilaksanakan bersamaan dengan Misa LINGTU ke-5, Jumat, 15 Agustu 2014, 18.00 wib di Pelataran Gua Maria Bunda Ratu Surga. Mohon kehadiran seluruh Putra-Putri Altar lama dan baru.

HUT KE-69 RI
Hari Ulang Tahun ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia adalah Hari Raya Wajib bagi umat Katolik Indonesia. Perayaan Ekaristi diadakan dalam semua Misa Sabtu-Minggu, 16-17 Agustus 2014. Perayaan Utama dilaksanakan Sabtu, 16 Agustus 2014, 17.00 wib. Mohon kehadiran seluruh umat dalam perayaan wajib ini.

LINGTU KE-5
Perayaan Ekaristi Lingtu ke-5 akan diadakan Jumat, 15 Agustus 2014, 18.00 wib diawali Doa Rosario bersama. Tema "Belajar dari Jemaat di Filipi "Hidup dalam Semangat Kerendahan Hati seperti Kristus" bersama Rm. Tri Kusuma, pr


Selasa, 05 Agustus 2014

Adorasi : Merelakan Waktu Sembah Sujud bagi Tuhan

Pemberkatan Kapel Adorasi dan Kapel Maria

Hari Minggu, 22 Juni 2014, Gereja seluruh dunia merayakan Hari Tubuh dan Darah Kristus. Gereja Katolik Santo Petrus Pekalongan merayakan hal ini dalam kemeriaan pesta liturgis dengan adanya penerimaan Sakramen Komuni Pertama bagi 44 anak. Mereka telah disiapkan oleh para pendamping dengan pelajaran persiapan penerimaan Sakramen Komuni Pertama. Selain itu, Gereja Katolik St. Petrus Pekalongan mengadakan adorasi Ekaristi 24 Jam. Ini adalah adorasi pertama di Gereja Katolik St. Petrus Pekalongan. Adorasi Ekaristi menggunakan Kapel Adorasi yang belum lama ini selesai dibangun. Umat yang berjaga selama adorasi dibagi per-lingkungan.
Kapel Adorasi dengan background marmer
Seminggu kemudian Minggu, 29 Juni 2014, Bapa Uskup Keuskupan Purwokerto, Mgr. Julianus Sunarka, SJ memberkati Kapel Adorasi dan Kapel Maria Gereja Katolik Santo Petrus Pekalongan. Pemberkataan ini diselaraskan dengan Perayaan Gerejani Santo Petrus dan Paulus serta penerimaan Sakramen Krisma bagi 144 orang. Bapa Uskup memberikan berkat untuk Kapel Adorasi dan Kapel Maria, sesudah itu RD. Maryoto dan RD. Tri Kusuma memerciki dan mendupai kedua kapel itu. Kapel Adorasi dan Maria menjadi tempat untuk berdoa. Umat dapat menggunakan kedua Kapel kapan saja.  

Proses pemasangan Lukisan Yesus
Untuk melibatkan semakin banyak umat dalam ber-adorasi, Tim Liturgi dan Tim Devosional DPP mengadakan sosialisasi tentang Adorasi kepada umat. Setiap romo mengadakan misa lingkungan, salah satu dari tim turut serta dalam misa tersebut untuk mengadakan sosialisasi dan pendataan tugas jaga adorasi. Tidak berhenti disitu, RD. Maryoto bersama Tim pun mengadakan sosialisasi kepada umat tentang Adorasi dan tata pelaksanaan (teknis-praktis) adorasi agar umat yang bertugas jaga tidak mengalami kebingungan.

Pentahtaan Sakramen Mahakudus di Kapel Adorasi Gereja Katolik Santo Petrus Pekalongan diadakan setiap hari, pukul 06.00 – 08.00 wib, dilanjutkan pukul 15.00 – 24.00 wib, kecuali ada misa sakramen tidak ditahtakan.

Pemasangan Lukisan Yesus di Kapel Adorasi

Mas Adi memberi sentuhan akhir pada karyanya
Senin, 4 Agustus 2014, Kapel Adorasi dibenahi kembali. Pembenahan dilakukan sebagai sarana mendukung umat dalam berdoa. Pembenahan yang dimaksud adalah Lukisan Yesus pada background Monstran Sakramen Mahakudus. Lukisan itu dibuat oleh Mas Adi yang berasal dari Kerep, Ambarawa. Ia telah banyak berkecimpung dalam dunia seni di dalam maupun luar negeri. Karya-karyanya telah banyak mewarnai sisi-sisi gereja dan tempat peziarahan di jawa maupun luar jawa. Pada hari Senin ini, beliau menempatkan hasil karyanya di Kapel Adorasi Gereja Katolik St. Petrus Pekalongan. Dalam perjalanna ke depan, Kapel Adorasi masih akan dilengkapi dengan patung Malaikat Gabriel dan Rafael yang akan ditempatkan di sisi kiri dan kanan Sakramen Mahakudus. Semoga semua ini semakin membantu umat dalam berjumpa dengan Yesus dalam adorasi.
 
Berikut ini saya berikan bahan bacaan untuk membantu kita memahami Adorasi yang tengah kita geluti saat ini dan nanti. Tulisan ini saya ambil dari imankatolik.or.id.
 
Apakah Adorasi Ekaristi itu?

Adorasi berasal dari bahasa Latin, Adoratio, yang bermakna sembah sujud. Adorasi Ekaristi adalah tindakan sembah sujud, memberi hormat dan menyembah Yesus yang hadir dalam rupa Sakramen Mahakudus. Sejak Perjamuan Terakhir, ketika Yesus mengambil roti dan berkata, "Inilah Tubuh-Ku," lalu mengambil anggur dan berkata, "Inilah Darah-Ku," iman Katolik percaya bahwa roti dan anggur yang telah dikonsekrasi dalam Perayaan Ekaristi sungguh berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Lewat Tubuh dan Darah-Nya, Yesus Kristus secara istimewa hidup dan hadir bagi kita.
 
Lukisan Yesus menjadi background Monstran tempat Hosti Kudus
Bagaimana kita melakukan Adorasi Ekaristi?

Tindakan penyembahan terbaik yang kita bisa beri­kan adalah dengan ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi dengan baik dan menyambut Dia dalam komuni secara pantas, sebab "Barangsiapa dengan cara yang tidak Layak makan roti atau minum ca­wan Tuhan, ia berdosa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan" (I Kor  11:21). Di luar Perayaan Ekaristi, kita dapat mengunjungi dan menyembah Sakramen Mahakudus yang disimpan dalam Tabernakel atau yang ditahtakan, atau juga ketika dibawa dalam se­buah prosesi. Melakukan sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus yang ditahtakan menggu­nakan bejana yang disebur monstran merupakan bentuk adorasi yang mungkin paling dikenal umat beriman ketika mendengar tentang Adorasi Ekaristi.
 
Bukankah Sakramen Mahakudus seharus­nya disantap?

Benar sekali bahwa pertama-tama Yesus memberi­kan diri-Nya dalam Ekaristi dan diterirna dalam komuni. Dan Adorasi Ekaristi memperdalam maksud ini. Seputar ini Paus Benediktus XVI mengatakan, "Dalam Ekaristi, Putra Allah datang untuk berjumpa dan bersatu dengan kita; menerima Ekaristi dalam komuni berarti menyembah Dia yang kita terima. Tindakan Adorasi di luar perayaan Eka­risti merupakan tanggapan alami dari penyembahan ini, yang memperpanjang dan memperdalam apa yang terjadi dalam Liturgi Ekaristi. "Beliau melanjutkan dengan mengatakan, "Hanya dalarn Adorasi, pene­rimaan Ekaristi yang mendalam dan sejati menjadi matang. " (Sacramentum Caritatis no. 66)
 
Benarkah Gereja mengajarkan supaya umat beriman rajin melakukan Adorasi Ekaristi?
Benar sekali! Gereja sangat mendorong umat ber­iman untuk rajin mengadakan Adorasi Ekaristi.
"Sungguh membahagiakan menghabiskan waktu bersama Dia, bersandar dekat hati-Nya seperti mu­rid yang dikasihi-Nya dan merasakan cinta yang tak berkesudahan dalam bati-nya ... Bagaimana bisa kita tidak merasakan keinginan untuk mele­watkan waktu lewat percakapan rohani, dalam ke­heningan Adorasi, dalam luapan cinta di hadapan Sakramen Mahakudus?" - Yohanes Paulus Il -Ecclesia de Eucharistia 25 -

Apa saja yang  sebaiknya dilakukan ketika mengunjungi Sakramen Mahakudus
Berikut adalah beberapa saran mengenai apa yang sebaiknya dilakukan dalam Adorasi Ekaristi pribadi:
  1. Mendoakan Mazmur. Memuji, menyembah, bersyukur, memohon peng­ampunan atau doa-doa permohonan. Selalu tersedia Mazrnur untuk anda doakan dan renungkan.
  2. Membaca dan merenungkan Kitab Suci.Pilihlah satu perikop dari Kirab Suci. Baca dan renungkan. Mungkin ada ayat yang menarik perha­tian, mintalah kepada Tuhan untuk mengajarkan apa yang ingin Ia sampaikan lewat ayat tersebut.
  3. Curahkan isi hati anda dan sembahlab Dia. Bercakap-cakaplah dengan Yesus, sadarilah bahwa anda berada di hadapan-Nya.
  4. Berdoa bagi orang-orang di sekitar kita.Sampaikanlah permohonan dan syukur kita atas penyelenggaraan Tuhan bagi diri kita, keluarga, ternan-ternan atau sesama.
  5. Berdiam diri dan menikmati kehadiran Allah.Anggaplah mengunjungi Sakramen Mahakudus seperti mengunjungi seorang sahabat. Duduklah dalam keheningan, menikmati kehadiran bersama Yesus.

Minggu, 03 Agustus 2014

Minggu Biasa XVIII - A

Pengumuman

KATEKESE
Sosialisasi Pedoman Sakramen Inisiasi Keuskupan Purwokerto untuk Dekenat Utara Bagian Timur diadakan pada Minggu, 10 Agustus 2014, 09.00 wib di Aula Lantai 2 bersama Komisi Kateketik Keuskupan Purwokerto.
Mohon kehadiran para Ketua Lingkungan dan Stasi serta para pendamping Katekumen anak-dewasa-lansia. Pendamping Calon Penerima Komuni Pertama, Pendamping Calon Penerima Sakramen Penguatan, dan Pendamping Baptis Bayi dari seluruh Paroki Peklaongan.

ADORASI
Pentahtaan Sakramen Mahakudus di Kapel Adorasi dimulai lagi Senin, 4 Agustus 2014. Pentahtaan pukul 06.00 - 08.00 wib dilanjutkan pukul 15.00 - 24.00 wib. Petugas jaga doa dimohon memperhatikan jadwal yang berlaku selama ini.

OMK
Mohon kehadiran teman-teman OMK dalam Latihan Koor setiap Sabtu pukul 19.00 wib di gerea atau pastoran. Tugas Sabtu, 16 Agustus dalam rangka HUT Kemerdekaan RI.




Paus Fransiskus melakukan kunjungan mendadak ke kantin Vatikan


Paus Fransiskus melakukan kunjungan mendadak ke kantin Vatikan dan mengantri makan siang membuat koki kantin, Franco Paini, benar-benar terkejut, Paus Fransiskus tiba-tiba muncul untuk makan di kantin bersama para pekerja kerah biru Vatikan di "kawasan industri" Vatikan, Jumat 25 Juli 2014. Kantin di "kawasan industri" Vatikan melayani para karyawan yang bekerja sebagai teknisi, tukang listrik, tukang pipa, pandai besi, pengrajin, bahkan juga para karyawan surat kabar Vatikan, L'Osservatore Romano.
 
"Beliau muncul, mengambil  nampan, perangkat makannya yang terbuat dari perak, beliau berdiri dalam antrean dan kami melayani beliau", kata Franco Paini. Beliau berlaku  "lumrah, seperti para pekerja yang paling bersahaja", kata Paini, dengan suara lirih karena tak menyangka. "Maafkan saya, saya masih terpesona, Anda tahu?".
Paus Fransiskus makan bersama karyawan. dok. dailymail.uk.merdeka.com
Mengenakan jubah putih dan zucchetto, Paus  Fransiskus mengambil nampan plastik berwarna oranye dan memilih apa yang beliau inginkan dari berbagai makanan yang telah disiapkan. Beliau mengambil sepiring pasta tanpa saus; sepotong ikan cod; satu gulungan yang seluruhnya berlapis gandum; beberapa sayuran "au gratin"; beberapa kentang goreng; sebuah apel; dan sebotol air kemasan yang tidak bersoda.
 
"Saya tidak memiliki keberanian untuk memberinya tagihan", kata Claudia Di Giacomo, yang duduk di belakang meja kasir. Paini mengatakan bahwa Paus Fransiskus membuat semua orang merasa nyaman. "Kami memperkenalkan diri kami, beliau menanyakan keadaan kami, bagaimana rasanya bekerja di sana, beliau memuji kami, sungguh menyenangkan".
 
Paus Fransiskus duduk makan di sebuah meja bersama para pekerja dari gudang farmasi Vatikan. Mengenakan kemeja polo seragam berwarna biru gelap, orang-orang berbicara kepada Paus Fransiskus tentang pekerjaan mereka dan Paus Fransiskus berbicara tentang warisan Italianya. Mereka juga berbicara tentang sepak bola dan ekonomi. Selama Paus Fransiskus sedang makan dan mengobrol, orang-orang tak terelakkan melakukan “selfie” dengan kamera, telepon selular dan iPad mereka. Tetapi Paus Fransiskus tidak terganggu sedikit pun oleh jepretan terus menerus tersebut, dan terus tersenyum dan makan, melakukan percakapan dengan teman-teman semejanya.
 
Paus Fransiskus tidak berada di sana selama satu jam waktu makan siang. Setelah 40 menit beliau menuju pintu. Beliau  memberikan berkatnya kepada semua pekerja di sana dan berpose untuk  foto bersama sebelum naik ke mobil yang membawanya kembali ke kediamannya di Casa Sanctae Marthae.
 
(Sumber : Peter Suriadi, 25 Juli 2014)

Sabtu, 02 Agustus 2014

Minggu XVIII - A

Doa pada saat akhir Adorasi

Tuhanku, tibalah saatnya bagiku untuk pulang. Aku bersyukur kepada-Mu atas waktu hening ini bersama-Mu, yang tidak dibebani oleh segala tugasku sehari-hari.
Umat bersetia dalam adorasi. Dok. Hidupkatolik.com

Waktu ini telah memperbaharui aku. Waktu ini telah mendatangkan kesembuhan bagi tubuh dan jiwaku. Aku telah beristirahat sejenak dan memberikan kesegaran pada tubuhku, dan keheningan ini telah mendatangkan kesejukan pada jiwaku.
Waktu ini yang telah kuhabiskan bersama-Mu telah memperbaharui di dalamku keinginan untuk selalu bersekutu dengan-Mu dan dengan mereka semua yang kukasihi. Tempatkanlah di dalamku keinginan untuk bersama-sama dengan mereka dan semua orang, untuk menyatakan kebaikan-Mu pada saat kami menjalani kehidupan kami.

Aku berterimakasih kepada-Mu, atas rahmat yang Kau berikan di saat ini. Bantulah aku pada saat aku kembali dalam alur kehidupanku. Persiapkanlah aku untuk segala yang akan kuhadapi, baik hal yang baik, maupun yang kurang baik, baik kegagalan maupun kesuksesan, apapun yang akan kutemui.
Semoga waktu yang kudus ini dalam keheningan ini, memenuhkanku dengan kekuatan untuk sekali lagi mengusahakan kekudusan di tengah-tengah kegiatan dan pekerjaanku, dan di tengah-tengah rumah tanggaku.

Mari Tuhan Yesus, sertailah aku pada saat aku kembali pulang, untuk menjalani kehidupanku yang dipenuhi dengan hiruk pikuk kesibukan dan persimpangan jalan.
Dalam nama-Mu Yesus aku berdoa, dalam persatuan dengan Roh Kudus dan demi kemuliaan Allah Bapa.
Amin.

Sumber : http://katolisitas.org/2681/doa-sebelum-dan-sesudah-adorasi