Selasa, 30 Juni 2009

Pesta Pelindung Paroki

Hari Senin, 29 Juni menjadi pesta pelindung paroki Pekalongan. Bersama dengan perayaan St Petrus dan Paulus, umat paroki merayaakan pesta pelindung dalam perayaan ekaristi di gereja. Perayaan ekaristi ini dirancang dengan parade nyanyian dari kring. Beberapa kring yang ditunjuk menyanyikan lagu-lagu untuk mengiringi perayaan ekaristi. Lagu pembukaan dinyanyikan oleh kring Marta dan Stefanus, antar bacaan oleh Magdalena, Pesembahan oleh para suster SND, Komuni oleh Kring Agustinus dan Petrus serta Penutup oleh Kring Mateus. sementara lagu-lagu ordinarium dinyanyikan bersama dengan dipandu oleh dirigen. Sedangkan lagu Bapa Kami dinyanyikan secara bersamaan dalam 2 versi yaitu (bapakami biasa PS 404 dan BapaKami Rowoseneng PS 405).
Rancangan liturgi demikian dipikirkan sebagai penghayatan akan semangat yang diajarkan oleh St Petrus sebagai batu-batu hidup untuk bangunan rumah rohani bagi imamat kudus. Ada kekayaan dan perbedaan dalam hidup menggereja tetapi semua diarahkan untuk keluhuran dan kemuliaan bersama.
Hal ini ditegaskan dalam kotbah bersama dalam perayaan tersebut.Kotbah ini dirancang dengan format "kampanye pemilu" sekarang ini. Frater Tri selaku moderator acara memberikan pengantar dan pengenalan pada 2 romo yaitu rm toro dan rm mardi. Masing-masing mengusung slogan yang berbeda. rm toro dengan slogan lebih cepat lebih baik sementara rm mardi dengan slogan lanjutkan. Tema pembicaraan debat adalah penghayatan iman St Petrus dan slogan ubi petrus ibi Christus. Karena terbatasnya waktu untuk berbicara maka menjadi perdebatan seru dan pemaknaan yang berbeda. Hal ini dibuat untuk menunjukkan bahwa ada perbedaan pandangan dan kehidupan namun sebagai umat beriman tetap bersama membangun Gereja. Diakhir kotbah para romo dan frater menyanyikan lagu "Berpadu setia".
Perayaan liturgi ini dilanjutkan dengan santab malam bersama nasi tumpeng. Semua umat yang hadir dalam perayaan ekaristi bersama menikmati acara bersama tersebut. "lebih cepat lebih baik" diserukan umat dengan menikmati hidangan dan tanpa sambutan-sambutan. SEmentara yang ingin menambah mengatakan "lanjutkan". Selamat Pesta Pelindung
in finem omnia/ag dwiyantoro

Jumat, 26 Juni 2009

HUT WKRI Cabang Paroki St Petrus PEkalongan

Jumat, 26 Juni gedung gereja paroki terisi beberapa ibu berpakaian biru-biru. Dalam ekaristi harian ini WKRI merayakan syukur atas ulangtahun ke 85. Lebih dari biasanya sehingga umat yang hadir terasa jauh lebih banyak. SEtelah ekaristi acara dilanjutkan dengan syukuran bersama di aula paroki.7 ranting (St Anna, St Maria, St Lucia, St Mikael, Wiradesa, Stasi Sragi, St Magdalena dan St Agustina) turut hadir dan memeriahkan perjumpaan dengan spontanitas. Ada yang menyanyikan lagu "Ndherek Dewi Maria" "Kucinta Yesus". Rm Moderator diminta memberikan sambutan dan dalam ksempatan tersembut disampaikan ajakan untuk berpartisipasi dalam gerakan seratus rupiah. kendati nilainya kecil hanya 100 dan sekarang tidak laku lagi tetapi gerakan ini tidak sekedar gerakan materi tetapi gerakan rohani. Sebab ada yang mengungkapkan dari pada susah-susah 1 th bayar 36.000,- jadi dah kontan selesai. Namun maksud gerah bukanlah demikian. Diharapkan pula WKRI menjadi anggota keluarga yang bisa ikut serta menyiapkan umat yang layak bagi Tuhan. Moderator mengambil kutipan dari Luk 1:17. Acara dilanjutkan dengan makan tumpeng bersama.infinem omniaag dwiyantoro

Jumat, 19 Juni 2009

Dinamika Sosial Ekonomi Paroki

Teman-teman Ytk,
Ini sekedar berbagai kisah. Kemarin malam, 18 juni 2009 pertemuan rutin tim kerja PSE Paroki St Petrus yang biasa dilaksanakan tiap hari Senin ketiga dipindah hari Kamis. Dalam pertemuan selain dibahas pengguliran dana PSE paroki baik rutin untuk kebutuhan sembako bagi yang tidak mampu berupa 10 kg beras dengan 43 penerima, untuk kebutuhan pendidikan yang biasa diajukan tiap semester berupa bantuan bea siswa berupa 30% SPP, maupun bantuan modal usaha, pertemuan ini juga membahas bagaimana tanggapan dan kiprah solidaritas yang menjadi tema tahun keprihatinan kemiskinan di keuskupan.
Meskipun paroki St petrus masih menggulirkan tahun formalisme agama, namun gerakan mari bersolidaritas dengan GERAH (gerakan 100 rupiah) tetapi dilaksanakan sebagai kesinambungan dan langkah konkrit formalisme agama. Sosialisasi melalui warta paroki baik tulisan maupun mimbar dan pemberitahuan kepada ketua kring akan disampaikan dalam perayaan ekaristi sabtu minggu, 20-21 juni. Gerakan bersama akan dimulai bulan Juli 2009 secara serentak dan berakhir Juni 2010.
Secara teknis PSE akan menjadi pendukung utama gerakan tersebut. Tim PSE yang terdiri dari 5 orang tersebut menjadi koordinator penerima GERAH dari tiap kring. Masing-masing person menjadi penanggung jawab kring yang berjumlah 20 ditambah stasi.
Selanjutnya tim PSE membicarakan tentang pengajuan proposal modal usaha dan peninjauan sejauh mana permohonan bisa dikabulkan atau tidak.

Demikian sekedar cerita dari gerak bersama paroki st petrus

Selasa, 16 Juni 2009

Ekaristi Adorasi

Iman menjadi modal untuk mengalami kesembuhan dan keselamatan. Berkat iman ini setiap orang dapat berjumpa dengan Yesus Kristus yang datang menyapa dan menyentuh umat. Demikianlah pokok ajakan Rm John lefteuw MSC dalam Ekaristi Adorasi di Gereja St Petrus Pekalongan.
Ekaristi adorasi diselenggarakan oleh Persekutuan Doa Kharismatik Katolik Paroki St Petrus. Gedung gereja dihadiri oleh umat dan tidak kelihatan kosong. Hampir semua bangku terisi. Umat yang ingin mendapatkan berkat khusus duduk di barisan depan dengan kursi roda atau kursi khusus. Sementara sebelum menyambut komuni, Yesus Kristus disembah dan umat mendapat berkatnya dari sakramen maha kudus.
Ekaristi yang berlangsung hari Senin, 15 Juni dimulai pk 18.00 dan berakhir pk 20.15 dan dilanjutkan doa khusus bagi yang ingin didoakan oleh rm John Lefteuw MSC. Sementara umat yang lain menikmati hidangan santab malam bersama di aula gereja.

bdifo/tr

Minggu, 14 Juni 2009

Penerimaan Komuni I Paroki St Petrus

Sebanyak 53 anak menerima komuni pertama di paroki St Petrus pada hari SAbtu, 13 Juni 2009. Bertepatan dengan HR Tubuh dan Darah Tuhan, ke0-53 anak didampingi oleh kedua orang tua mereka merayakan untuk pertama kalinya menerima komuni. DAlam penerimaan komuni tersebut rm paroki dalam kotbahnya meminta agar orangtua ikut mendampingi bagaimana tata liturgi anak dilatih. Terutama cara berdoa, bersikap dalam perayaan ekaristi, dsb. Dengan didampingi oleh rm P Bambang Pr anak-anak bersama kedua orang tua mereka menerima komuni pertama.
Setelah itu diadakan syukuran bersama di aula paroki. rmParoki mengajak anak-anak yang menerima komuni untuk mengikuti kegiatan gereja dengan menjadi misdinar khusus bagi yang anak laki-laki dan ikut kelompok PIR. Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan baik dari panitia penerimaan komuni pertama, wakil orangtua komuni pertama dan pendamping. Acara diakhiri dengan santab bersama dan pemberian kenangan pada anak penerima komuni pertama.

bdifo/tr

Minggu, 07 Juni 2009

Rekoleksi Calon Penerima Komuni I

Rekoleksi calon penerima komuni pertama dilaksanakan hari Minggu, 7 Juni di Susteran SND Kraton. Anak-anak berjumlah 54 didampingi oleh pendamping mempersiapkan lebih intensif tentang makna komuni dari hidup mereka. Sementara itu orangtua juga ikut dibekali oleh rm P Bambang W Pr. Orang tua ikut serta bertanggungjawab dalam mendampingi iman anak dan memberikan teladan dalam tatacara peribadatan.
Selanjutnya penerimaan komuni akan dilaksanakan pada hari Raya Tubuh dan Darah Tuhan Sabtu, 13 Juni 2009 di gereja St Petrus. Sebelumnya anak-anak diajak untuk menerima sakramen tobat pada hari Rabu, 10 Juni dan melakukan gladi bersih hari Jumat 12 Juni pk 18.00.
Panitia yang terdiri dari para orangtua calon penerima komuni pertama mengatur persiapan dan rencana pelaksanaan penerimaan komuni. Setelah komuni pertama anak-anak dan orangtuanya merayakan bersama dalam perjamuan dan sukacita/ pesta.

bdifo/tr

Pisah Sambut Dandim Pekalongan

Acara pisah sambut dandim pekalongan hari ini berlangsung dengan lancar dan meriah. Yang hadir kebanyakan tokoh-tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, pejabat TNI-Polri dan dan para ulama. Sebelum acara ini dilakukan, upacara serah terima jabatan dandim 0710/Pekalongan dari Letkol Inf. Sapriadi,S.IP kepada Letkol Inf Sugi Mulyanto dilaksanakan di Lapangan Manunggal TNI-Rakyat.
Acara lepas sambut diisi dengan aneka sambutan sebagai ungkapan terima kasih, selamat jalan dan selamat datang. Yang memberi sambutan ialah dandim lama dan baru, walikota pekalongan; Bp. Baasyir Achmad, bupati pekalongan. Hj. Siti Komariah, Kapolwil Pekalongan, Danrem, dan sesepuh ulama/masyarakat pekalongan; Bp. Habib Lutfi bin Yahya (ketua MUI Jateng). Bupati dan walikota memuji peran serta dandim dalam mewujudkan iklim hidup yang kondusif di kota maupun kabupaten pekalongan. Mereka masing-masing setelah sambutan diminta menyumbangkan sebuah lagu.
Oleh Habib ditekankan bahwa baginya tidak ada pisah sambut, selagi kita masih di bumi Indonesia, kita tetaplah satu, jangan melihat orang lain sebagai musuh, melainkan pandanglah dengan kasih sayang, maka perkataan dan perbuatan kita pun akan keluar dengan sangat indah dan menyatukan. Bersyukur bahwa kini Pekalongan tidak lagi seperti sumbu pendek, yang mudah disulut oleh permusuhan.. . Semangat persatuan dalam keragaman mesti dijaga dan dikembangkan menjadi sebuah kekayaan. Dalam sambutan sesepuh umat di Pekalongan ini terlihat semua mata memandang beliau, tenang tanpa obrolan, dan bertepuk tangan bila kata-katanya menyentuh. Sungguh Habib dengan penuh kharisma menyampaikan pesan-pesannya dengan sangat baik.
Setelah itu dilanjutkan acara ramah tamah, makan siang lalu selesai. Setelah makan saya sempatkan untuk berfoto bersama pak Sapriadi dan Habib. Pak Sapriadi bersemangat mengenalkan saya dengan Habib karena kebiasaan bertemu dan jogging bersama di alun-alun hampir tiap pagi. Awalnya saya pikir pak sapriadi orang katolik dan bukan dandim karena beliau dan istrinya selalu menyapa saya selamat pagi lebih dulu. Entah dari siapa mereka mengenal saya sebagai romo. Eh gak taunya.. pak sapriadi non katolik..hehe. . Dari kebiasaan yang non seremonial kami saling mengenal, makin dekat dan dalam acara yang seremonial ternyata semakin terasa dekat. Ibu sapriadi bersama seorang pegawai pemda katolik pernah mengajak saya makan swieke di daerah warung asem tapi tidak terlaksana, karena dengar dari anak buahnya bahwa warung itu tempat mangkal wanita2 gak beres dan milik seorang germo..haaaha. .akhirnya acara batal dech..
Untuk kesehatan saya, Habib juga memberikan tips supaya saat makan dan setengah jam setelah makan jangan minum. biarkan enzim-enzim yang keluar di mulut dan gusi kita menjadi obatnya dan jangan biarkan air minum melarutkannya. Jika enzim itu terbuang oleh air, tak ada pencegahan penyakit dalam tubuh kita. Habib menceritakan pada saya bagaimana selama bertahun-tahun mempraktekkan kebiasaan itu. Saya hanya mengangguk-angguk dan akan mencobanya.. Setelah itu saya bersalaman dan mohon pamit. Pesan Pak Dandim untuk tetap jogging pagi di alun-alun saya jawab dengan kata, "beres, siap pak"

Selamat bertugas di tempat yang baru.dari makodim 0710/pekalongan/ mardius.

Senin, 01 Juni 2009

Sosialisasi Program Tahun Kemiskinan

Minggu, 31 Mei 2009 paroki St Petrus mendapat jadual sosialisasi th Kemiskinan dari Tim Tahun Kemiskinan Keuskupan Purwokerto. Hadir 5o peserta baik kring, stasi, kategorial dan komunitas susteran. Rm Widyantardi Pr yang hadir memberikan masukan tentang arah keuskupan dalam pengguliran tahun kemiskinan dan langkah-langkah yang perlu disikapi sebagai aksi solidaritas nyata Gereja terhadap persoalan-persoalan masyarakat. Adanya GERAH (gerakan Rp 100,-) tiap hari di keluarga-keluarga menjadi aktual gerakan solidaritas tersebut.
Kendati paroki St Petrus pekolangan masih memberi fokus pada tahun formalisme agama namun program keuskupan ini dapat dilaksanakan sebagai program serentak. Apa yang hendak dilakukan ini menjadi tindakan langsung bentuk penghayatan tahun formalisme. Iman dihayati tidak hanya sekitar ibadat tetapi juga keprihatinan nyata. Namun demikian, paroki baru akan menggulirkan program tahun kemiskinan ini pada bulan Juli dan dewan akan mempersiapkan penegasan tentang hal konkrit dan kebersamaan waktu serta tata cara mengguliran GERAH. Romo paroki yang hadir memberikan ilustrasi bahwa perlu ada target minimal selama gerah ini yaitu memperhitungkan jumlah umat. Bila jumlah umat paroki ada 4000 jiwa dan bisa disebut yang domisili 2/3nya maka akan ketemu sekitar 2.600 jiwa dan dari itu yang bisa dijangkau dalam kegiatan ini misalnya 50%nya maka akan mendapat target 1.300 jiwa. bila jumlah tersebut tiap hari mengumpulkan Rp 100, maka 1 hari akan mendapat 130.000,- bila 1 bulan akan mendapat 3,9 juta. Kalau paroki ini realistis dengan angka minimal misalnya 10 bulan maka total yang mestinya didapat adalah Rp 39.000.000,- Ini menjadi angka minimal dari target yang oleh karena nilai dari gerakan ini dimengerti dan ditindaklanjuti oleh umat. Diharapkan pengurus kring menjadi lanjutan gerakan ini yang selain kerja memaksimalkan komunikasi juga memotivasi umat untuk ikut terlibat.
Sosialisasi berlangsung dari pk 10.00 sd 13.00 di aula paroki.
nonme/bd.