Sabtu, 29 November 2008

Agenda Kegiatan Paroki

Kegiatan menjelang Natal 2008
- Pengumpulan sembako dimulai pada tanggal 1-9 Desember 2008 di kring masing- masing atau langsung ke gereja
- Pengobatan Gratis pada hari Minggu, 7 Desember 2008 di stasi Sragi
- Rekoleksi umat pada hari Rabu, 17 Desember 2008 pukul 17.00 di Gereja.
- Bersih-bersih lingk di sekitar gereja pada hari Minggu, 21 Desember 2008 pukul 09.00
- Pesta Natal untuk PIA dan PIR pada hari Kamis, 25 Desember 2008 pukul 09.00,
- untuk seluruh umat pada hari Sabtu, 27 Desember 2008 pukul 19.00
- NATAL penghuni LAPAS Pekalongan Minggu, 4 Januari 2009 pukul 09.00 di LAPAS.

Panitia Arisan Paroki
- Mengucapkan terima kasih kpd peserta arisan, smg tetap setia pada arisan
periode tahun 2009-2011
- Pengambilan uang arisan dilaksanakan pada Januari 2009.
Mohon bagi yang belum lunas supaya melunasinya.
- Undian bonus bagi peserta yang belum dapat dilaksanakan pada minggu II
bulan Januari 2009. - Mohon partisipasi umat pada arisan periode berikutnya.
Brosur ketentuan bisa diambil di kotak depan pintu gereja, sekretariat paroki atau
pada kolektor

RENUNGAN MINGGU ADVEN I dari Rm A. Galih

Tanggap dan waspada
Adven 1, 30 Nov 2008

Bulan Oktober lalu ada sekitar 1 juta warga California berpartisipasi dalam kegiatan tanggap bencana gempa bumi. Mulai dari siswa sekolah, pegawai, polisi, pemadam kebakaran, serta pihak rumah sakit. Kegiatan ini dilaksanakan di tengah kota yang penuh kepadatan. Pemadam kebakaran dikoordinasi sungguh untuk berlatih mengantisipasi kebakaran pada gedung-gedung tinggi, mengevakuasi orang yang terjebak di bawah reruntuhan, serta memetakan tempat-tempat untuk evakuasi.
DI Negara kita, tiap tahun banjir datang, longsor selalu ada, gempa juga sudah langganan. Namun belum semua pihak tanggap pada persoalan management of disaster. Syukurlah bahwa Carito sudah punya pengalaman dalam soal disaster management sehingga bisa membantu warga Sidareja yang kebanjiran.
Bagaimana kisah-kisah diatas dilihat dari kacamata pengalaman iman? Yesus mengingatkan para pengikutnya untuk “waspada dan berjaga-jagalah, karena kamu tak tahu saat kapan anak manusia datang”.
Kecenderungan umum manusia, biasanya bereaksi setelah ada kejadian. Jarang sekali kita mendengar ada pelatihan tanggap bencana yang melibatkan seluruh masyarakat, dan dikoordinasi secara baik. Akibatnya, ketika bencana tiba, barulah kita kalang kabut karena ternyata persiapan dan antisipasi kurang. Kewaspadaan tak ada.
Waspada dan berjaga-jaga sangat berkaitan dengan spiritualitas hati yang siap siaga, dan mengantisipasi, tidak lengah! Orang yang siap siaga dan berjaga-jaga adalah orang yang tahu dan siap akan segala kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Karenanya, siap siaga ini juga berkaitan dengan kebijaksanaan dan visioner. Kebijaksaanan akan memampukan orang mengambil sikap yang tepat demi langkah di masa depan. Sedang visioner, didapatkan karena orang mampu melihat dan memprediksi segala kemungkinan di masa depan.
Kalau dihubungkan dengan Advent, maka masa advent ini mengajak kita untuk membangun semangat “antisipatif dan tanggap”. Kita diajak lebih peka menangkap tanda kehadiran Tuhan dalam hidup ini, bukan hanya siap-siap menyambut Natal saja. Namun, bagaimana hati yang peka itu bisa memandang Allah yang hadir dalam sesama, dalam kejadian-kejadian alam, serta dalam kehidupan lumrah harian.
Hanya orang yang tanggap dan peka saja, akan mampu melihat Dia yang tidak kelihatan menjadi nyata dalam kehidupan ini, sehingga melihat sejarah manusia menjadi sejarah Allah yang turut bekerja dan hadir dalam hidup kita.
Selamat menyiapkan diri
Tanggap dan waspada

Galih

Kamis, 27 November 2008

Firman di jajaran Mapolresta

Kegiatan Binroh (bina rohani) bagi kalangan kepolisian di wilayah kepolisian Mapolresta Pekalongan sudah terjadi selama 3 kali. Dilaksanakan tiap 2 minggu sekali. Pada pembinaan rohani ini giliran Gereja Katolik diberi kesempatan untuk mengisi. Kali sebelumnya kegiatan rohani seperti in belum pernah dilaksanakan. Kegiatan yang dihadiri 8 orang anggota yang meliputi seluruh wilayah polsek timur, barat, selatan dan kantor mapolresta dihadiri pula oleh bp kapolres.
Kegiatan ini dilaksanakan agar kerohanian anggota ikut terpelihara. Firman yang dijadikan acuan adalah 2 Petrus 3:11-12 dengan tema "menantikan dan mempercepat" kedatangan Kerajaan Allah. Kekuatan untuk mewujudkan hal tersebut tampak dari kehidupan doa, kehidupan pelayanan dan kemampuan menanggung derita.
Setelah selesai sharing pengalaman iman, bincang-bincang bersama tentang kegiatan seputar natal dan hidup nyaman di wilayah indonesia. Di singgung perasaan malu sampai-sampai ibadat saja dijaga. Tentang bagaimana hal tsb dilakukan akan tergantung dari bidang intelegen. Bahkan disinggung pula tentang upaya untuk tetap melakukan kegiatan pembinaan rohani bagi anggota sekalipun kapolres diganti. "Harus tetap dilaksanakan karena ini hak" demikian ungkap kapolres. "Kalau saya tidak di sini kalau ada yang melarang telpon saya nanti biar saya yang koordinasi" demikian lanjutnya.
Selesai kegiatan pembinaan semua kembali ke tugas masing-masing.

Berkah Dalem/ifo/agtr

Organ Yayasan St Bernardus Pekalongan










(ki: foto semua organ, ka: foto pengurus yayasan)

SUSUNAN ORGAN YAYASAN ST BERNARDUS PEKALONGAN
Berdasarkan Penyataan Keputusan Rapat Yayasan no 87

PEMBINA
Ketua : Rm AGUSTINUS DWIYANTORO.PR
Anggota :
1. Ir. BAMBANG SUGIARTO.
2. Ir FX. HERU SANTOSO.
3. RM FRANSISKUS WIDYANTARDI. PR

PENGAWAS
Ketua : Tuan FERDINANDUS AGUSTINUS JUWONO WIDJAJA,
Anggota :
1. Nyonya MARIA THERESIA LILYWATI - HARTOJO,
2. Nyonya INDRA JANUATIE AMINAH
3. Tuan RIDWAN WIJAYA,

PENGURUS
Ketua : Drs VICTOR DAMIANUS SOEKARNO,
Sekretaris: Rm PAULUS BAMBANG WIDIATMOKO PR
Bendahara:
1. Nyonya TREES RYLANTY (Tanlan Yuwono)
2. Nyonya WARTI SANTOSA (Ninik)
Anggota :
1. Drs. PAULUS EDI SADONO,
2. Tuan ALBERTUS PRANOTO TEGUH- SANTOSA,
3. Nyonya LILIK HENDRAWATI (Hendro)

Peneguhan Yayasan St Bernardus Pekalongan


SMA St Bernardus Pekalongan adalah SMA milik paroki yang dikelola oleh paroki. SMA ini berdiri sejak th 1960 dan mengalami perkembangan baik tempat belajar maupun kepengurusan. Sekarang ini dengan bertempat di jl Patriot 14 Pekalongan, sekolah ini menjadi sekolah kategori Nasional. Kelangsungan karya pendidikan ini tidak hanya ada pada kepala sekolah guru-karyawan dan siswa tetapi juga kepengurusan yayasan. SEhubungan dengan berakhirnya kepengurusan yayasan maka paroki membentuk kepengurusan yang baru. Kepengurusan ini dipilih dan diangkat oleh pembina yang mewakili pendiri dan pemilik sekolah. Maka pada hari Rabu, 26 November 2008 kepengurusan yayasan diteguhkan bersama. Dihadapan pengurus Dewan Pastoral mereka yang dipilih diajak untuk menggunakan kesempatan tersebut sebagai bagian dari pelayanan dan pengabdian pada Gereja. Mereka dipilih oleh Gereja untuk mengemban tugas misi Gereja dalam bidang pendidikan.
Dalam kesempatan ini Romo paroki mengajak semua organ bertindak kompak karena mengemban misi dan saling mendukung sesuai dengan cakupan serta kapasitas masing-masing baik sebagai pembina, pengurus maupun pengawas.
Diungkap pula harapan tentang pengelolaan sekolah menjadi tanggungjawab bersama. Maka kondisi riil tetap membutuhkan dukungan dan harapan optimis untuk menjadikan karya pendidikan ini sebagai karya GEreja. Berbagai harapan ini terungkap dari para pengurus baru maupun dewan pastoral. MEnjadikan sekolah yang sehat dan tetap sesuai dengan visi misi pendidikan membutuhkan pengelolaan dana yang tidak sedikit. Target adanya dana abadi 5-7 milyard bila terealisasi akan membuat karya ini tetap bisa bertahan. SEkolah yang sehat dapat mengelola sendiri operasional dari siswa. Persoalannya bahwa 90% dana masuk sudah habis untuk gaji guru karyawan dan operasional. Padahal sekolah yang sehat 60%nya dana masuk untuk kepentingan gaji guru karyawan. Hal inilah yang membutuhkan gerak bersama agar karya pendidikan tersebut tidak berhenti dan tetap bertahan bahkan makin kuat.
Di akhir pertemuan tersebut para terpilih diajak untuk berdoa bersama, doa peneguhan. Dipimpin oleh romo paroki para organ yayasan menjawab kesediaan dan berjanji untuk melayani Tuhan dalam karya pendidikan sesuai dengan bidang masing-masing. Selamat berkarya dan mengabdi pada GEreja.
in finem omnia/agtoro

Rabu, 26 November 2008

Benarkah Kaum Awam dipanggil untuk Terlibat dalam Kehidupan Politik?

Mengapa Pemilu 2009 Penting dan Gereja Mengajak Umat Terlibat?
disampaikan oleh Rm F Widyantardi Pr
dalam rekoleksi kerawam di HEning Griya BAturaden Purwokerto, 22-23 Nov


Benarkah Kaum Awam dipanggil untuk terlibat dalam kehidupan Politik?
Gereja mengharapkan orang beriman Katolik tekun terlibat dalam bidang politik. Alasannya bukan pertama-tama berhubungan dengan dengan kekuasaan atau jabatan publik, meliankan kecintaan serta tanggung jawab terhadap tanah air dan bangsa.[1]
Konsili Vatikan II (GS art 75) dengan jelas menekankan pentingnya keterlibatan politik Umat Beriman Katolik dengan mengatakan sbb.
1. Hendaknya secara intensif diusahakan pembinaan kewarganegaraan dan politik, yang sekarang ini perlu sekali bagi masyarakat dan terutama bagi generasi muda, supaya semua warganegara mampu memainkan peranannya dalam hidup bernegara.
2. Mereka yang cakap atau berbakat hendaknya menyiapkan diri untuk mencapai keahlian politik, yang sukar dan sekaligus amat luhur, dan berusaha mengamalkannya, tanpa memperhitungkan kepentingan pribadi atau keuntungan materiil.
3. Hendaknya mereka dengan keutuhan kepribadiannya dan kebijaksanaan menentang ketidakadilan dan penindasan, kekuasaan sewenang-wenang dan sikap tidak ber-tenggang rasa satu orang atau satu politik.
4. Hendaknya mereka secara jujur dan wajar, malahan dengan cinta kasih dan ketegasan politik, membaktikan diri bagi kesejahteraan semua orang.
Pandangan dan Praktek Politik yang keliru menyebabkan Awam Katolik “alergi, apatis, skeptis, dan takut” terhadap kehidupan Politik.
Sikap apatis, skeptis atau alergi terhadap kehidupan politik yang ada dalam diri Umat Beriman Katolik memang tidak baik. Kenyataan ini ada akibat munculnya pandangan politik dan praktek politik yang keliru (menyimpang dari hakekat kehidupan politik). Memang ada praktek politik yang telah menyebabkan citra dasar yang baik tentang politik menjadi buruk, kotor atau jahat. Tetapi justru dalam kondisi yang runyam itulah Umat Beriman Katolik (khususnya yang mahir di bidang politik) dipanggil untuk bersama warga masyarakat lain yang memiliki kehendak baik melakukan perbaikan.[2] Dalam hal ini Gereja konsisten ingin mewujudkan apa yang sudah ada sejak 2000 tahun lalu, sejak Gereja Perdana jaman Para Rasul, untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Praktek berpolitik yang menyimpang digambarkan dengan gamblang dalam Nota Pastoral KWI 2003 : “… Yang berlangsung sekarang, politik hanya dipahami sebagai sarana untuk mencapai dan mempertahankan kekuasaan, atau menjadi ajang pertarungan kekuatan dan perjuangan untuk memenangkan kepentingan kelompok. Kepentingan ekonomi atau keuntungan finansial pribadi dan kelompok menjadi tujuan utama …. Simbol-simbol agama pun dijadikan alat untuk mencapai kepentingan politik itu …”.
Kenyataan seperti dirumuskan dalam Nota Pastoral KWI 2003 inilah yang menjadi alasan bagi sementara Umat Beriman Katolik untuk tidak mau terjun (bahkan membicarakannya pun tidak mau) dalam bidang politik. Untuk itu perlu dilakukan pelurusan persepsi atau cara pandang terhadap politik itu.
Politik mempunyai akar kata Polis (Bhs Yunani) artinya negara (negara kota). Plato (347 sblm M) menulis buku ttg negara idela Politeia dan Aristoteles (322 sblm M) menulis buku ttg ketatanegaraan Politikon. Dalam kedua buku tersebut terungkap bahwa Politik itu adalah Seni Mengatur dan Mengurus Negara atau Ilmu Kenegaraan. Politik mencakup semua kebijakan atau tindakan dalam urusan kenegaraan / pemerintahan, termasuk penetapan bentuk, tugas dan lingkup urusan negara terhadap rakyatnya.
Apabila Politik dijalankan sesuai dengan semangat dasarnya, maka tidak ada lagi alasan untuk menyebut politik itu kotor atau jahat. Upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umum (bonum commune) adalah usaha yang baik dan luhur. Hanya ketika cita-cita dasar itu dikhianati, maka muncul berbagai kecurangan dan manipulasi nilai yang pada gilirannya menjadikan wajah praktek politik yang ada menjadi kusam.
SERUAN BERSAMA PGI dan KWI Dalam Rangka Pelaksanaan Pemilihan Umum 2009
Bisa dibaca sendiri teksnya, namun di sana ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan dengan saksama sbb.
1. Melalui peristiwa PEMILU hak-hak asasi setiap warga negara di bidang politik diwujudkan.
2. Masyarakat perlu didorong untuk terus-menerus mengontrol mekanisme demokrasi supaya aspirasi rakyat benar-benar mendapat tempat.
3. Hasil-hasil PEMILU harus benar-benar menjamin bahwa Pancasila dan UUD1945 tetap dipertahankan sebagai dasar negara dan acuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dari Sidang KWI 03-13 November 2008 : Mengapa Pemilu 2009 Penting dan Gereja Mengajak Umat Terlibat?
1. Pemilu 2009 adalah pemilu antara menuju ke pertarungan politik yang sesungguhnya atau riil, yaitu 2014; sebab pada pemilu 2014 ini eksponen yang akan memimpin bangsa Indonesia adalah generasi baru (generasi yang tidak berhubungan dengan Orla dan Orba). Ini bisa berimplikasi ganda: di satu pihak, RAHMAT/BERKAT karena hadirnya orang-orang baru yang tidak terkontaminasi kedua Orde itu diharapkan betul-betul menjadikan Indonesia ini lebih baik; di lain pihak, menjadi PETAKA kalau tidak tersiapkan dengan baik sebab kemudian akan ada keterputusan generasi (generation gap) yang bisa berakibat Indonesia ini menjadi lain sama sekali.
2. Umat Katolik adalah garam dan terang dunia. Prinsip ini bisa diartikan harus menyebar dimana-mana tapi tidak kemana-mana. Garam itu cukup sedikit sudah mengenakkan masakan dan terang itu tidak perlu besar tapi sudah bisa membuat kegelapan terusir. Namun dalam realitasnya cukup banyak orang Katolik tidak hadir sbg yang menggarami dan menerangi. Banyak yang tetap dikooptasi oleh hegemoni dan oligarki partai politik dan juga kekuatan fraksi (kalau itu di DPR). Apakah orang Katolik akan tetap membiarkan dirinya seperti itu sehingga tidak memiliki arti yang signifikan dalam kehadirannya di masyarakat?[3]


”Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” Yeremia 29:7
------------------------------
Catatan kaki:
[1] Konsili Vatikan II menegaskan hal ini “Hendaknya para warganegara dengan kebesaran jiwa dan kesetiaan memupuk cinta tanah air, tetapi tanpa berpandangan picik, sehingga serentak tetap memperhatikan kesejahteraan segenap keluarga manusia, yang terhimpun melalui pelbagai ikatan antarsuku, antarbangsa dan antarnegara” (Gaudium et Spes artikel 75).
[2] Sri Paus di Vatikan, melalui Kongregasi untuk Ajaran Iman, di Roma, 24 November 2002 mengeluarkan catatan tentang “Peranserta Umat Katolik di Dalam Kehidupan Politik”. Di sana terungkap bahwa Gereja Katolik secara resmi memberikan dorongan kepada Umat Berimannya untuk melibatkan diri dalam politik yang oleh banyak orang dianggap kotor dan jorok itu. Para Politisi Katolik dan semua Umat Beriman Katolik disadarkan bahwa dirinya terpanggil untuk berperanserta di dalam kehidupan politik dalam masyarakat yang mencita-citakan terwujudnya masyarakat yang demokratis, sejahtera dan berkeadilan.
[3] Dalam Sidang KWI 2008 kemarin ada Hari Studi Politik dihadirkan dua narasumber sbb.

PRAISE & WORSHIP

Kegiatan Praise dan Worship Komunitas Tritunggal Mahakudus dilaksanakan di aula paroki pada hari Selasa, 25 November. Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin. Hadir dalam perayaan ini kelompok pujian dari Semarang sementara yang membawakan firman adalah Rm Paulus Bambang Widiatmoko Pr. Sabda "Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya" (Yoh 15:1-10) menjadi tema permenungan.
Anggota komunitas dan para sahabat komunitas yang hadir sekitar 100 orang menyemarakkan kegiatan tersebut. Sementara itu pula di aula paroki ada kegiatan pertemuan ketua kring. Mereka membahas kegiatan natal, kalender paroki dan arisan paroki.

infinemomnia/berkahDalem/toro

Selasa, 25 November 2008

Ucapan Terima Kasih



Indah Rencana Tuhan dalam Hidupku


Ucapan Terima Kasih

Empat puluh hari sudah dalam rangkaian doa-doa kami mengantar suami dan ayah kami tercinta


"Stefanus Agus Wahyudi"
(23 Oktober 1969 - 8 Oktober 2008)


Dalam rentang waktu itu, dalam diri kami datang berbagai
hal silih berganti. Kenangan akan kasih sayang, cita-cita,
keyakinan dan iman, prinsip hidup dan perjuangan yang pernah
almarhum kenalkan dan tunjukkan. Juga pergumulan kecemasan,
ketakutan, kebimbangan yang tumbuh dalam diri kami secara
manusiawi.

Serta kerelaan, kepasrahan, kebanggaan yang coba
kami tumbuhkan.

Semua kami coba letakkan dalam iman, pengharapan dan kasih dari ajaran iman kami.


Kami juga merasakan kehadiran dan sapaan saudara-saudari yang langsung bertemu muka, atau yang dari jauh melalui berbagai media. Baik pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit Salatiga, di RS Elisabeth Semarang, saat meninggal, perawatan jenasah, misa reqiuem sampai pengantaran ke makam, juga saat bersama-sama berdoa sampai tiga, tujuh dan empat puluh hari.

Kami merasakan dukungan doa-doa yang menguatkan kami, terutama mendukung ketentraman jiwa almarhum.

Empat puluh hari sudah kami mengantar suami dan ayah kami tercinta dalam pergumulan batin dan doa-doa yang menyatu dengan dukungan serta doa-doa semua pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih tiada tara, atas dukungan dan bantuannya, kepada

Bapak Uskup Purwokerto Mgr Julianus Sunarka SJ
Walikota Pekalongan dr HM Basyir Ahmad beserta jajarannya
Pastor Kepala Paroki Pekalongan Rm Ag Dwiantoro Pr
Romo Paulus Bambang W, Pr
Romo Bonivasius Abas MSC
Romo Mardiusmanto Pr
Bruder Matias
Para Romo, Suster Keuskupan Purwokerto
ISKA Basis Pekalongan
Rekan-rekan KKMK Purwokerto
Rekan-rekan Bhumiksara
APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) Jawa Tengah
BPPT dan Kementrian Riset dan Teknologi Jakarta
St. Peter Choir Pekalongan
Yayasan Widya Pratama Pekalongan dan STMIK Widya Pratama Pekalongan
Yayasan dan SD Pius-SMP Pius Pekalongan
Yayasan dan SMA Bernardus Pekalongan
Kring St. Martha Pekalongan
dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu


Semua dukungan, doa, kasih, sapaan, penguatan yang diberikan, adalah mata air yang amat berharga bagi kami.
Biar semua itu kami simpan dan kami pelihara
serta kami terus syukuri dalam doa.



Keluarga St Agus Wahyudi
Victoria Retnowati (istri)
Putra-putri:
ME Cahyaningrum Wahyudi
L Laksita Nadiantika Wahyudi
Gabriel Aryo Narendra Wahyudi

Sabtu, 22 November 2008

Evaluasi Komunitas Tritunggal

Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) wilayah Pekalongan sudah ada sejak 2004. Kelompok ini tumbuh dari kerinduan umat untuk menemukan kekuatan hidup beriman yang kokoh dan punya ikatan satu dengan yang lain. Sepanjang perjalanan waktu ini likaliku kehidupan yang punya basis hidup beriman dan bukan organisasi masa mengarahkan diriuntuk membuat evaluasi.
Jumat, 21 November para pengurus KTM berkumpul bersama dengan romo paroki untuk mengdakan evaluasi. Disampaikan laporan kegiatan selama perjalanan tahun 2008 dan rencana kegiatan th 2009. Romo paroki menambahkan bahwa evaluasi itu penting untuk meninjau sejauhmana perjalananitu sesuai dengan kriteria yang ada yaitu garis besar komunitas, pedoman pastoral dewan paroki dan pedoman keuangan paroki. Dari berbagai tolok ukur ini bisa dilihat sejauh mana kelompok ini berkembang sesuai dengan cita-cita atau visimisi baik manfaat/ daya guna kelompok sebagai pengembangan hidup rohani baik personal maupun eklesial, profil komunitas lengkap dengan data personalia dan visimisi serta bagaimana dikelola berdasarkan tata manageman yang bisa dipertanggungjawabkan.
Ada banyak hal positif yang dialami baik personal maupun eklesial seperti menjadi rajin untuk kegiatan kring, ekaristi, doa orang sakit dan doa orang meningal, rajin membaca KS. Namun demikian dirasakan bahwa secara organisasi kepemimpinan/ managemant banyak hal perlu ditingkatkan seperti administrasi kesekretariatan dan laporan aset, dirasakan pula bahwa faktor figursentris masih dirasakan dan terus diupayakan agar tidak tergantung pada person tetapi pada cita-cita anggaran dasar, juga kualitas pembawa firman perlu ditingkatkan agar tidakterkesan asal-asalan. Selain itu berbagai upaya untuk bisa kerjasama dengan kelompok lain terus diupayakan namun kendala teknis seperti aturan ikatan kelompok dengan yang lebih tinggi menjadi kendala. Dewan Pastoral paroki yang mengupayakan bentuk kerja sama satu sama lain telah menjadikan agenda bersama tetapi seringkali masih dirasakan "berkibarnya bendera kelompok" kuat.
Pada akhirnya ada harapan agar ada pembinaan untu pembawa firman maupun kepemimpinan. Orientasi pada tugas KRistus mewartakan atau menggembalakan akan ditentukan sebagai fokus pembinaan. Serta harapan untuk tumbuh berkembang sesuai dengan cita-cita menjadi kekuatan kelompok ini.

Berkah Dalem/in finem omnia/toro

Rabu, 19 November 2008

mungkinkah di penjara ada kmr pengakuan?

Demikianlah pertanyaan yang muncul dari kunjungan di lapas Pekalongan. SEbagaimana rutin tiap hari rabu, mereka yang katolik mengadakan ibadat bersama untuk penerimaan komuni. Namun usai ibadat bersama seorang warga katolik yang sedang menjalani masa tahanan ini meminta agar di lapas dibangun kamar pengakuan. Pertanyaan ini muncul karena dia selama ini menfasilitasi pengecetan ruangan yang biasa digunakan untuk kegiatan kebaktian baik Kristen maupun Katolik. Bukan hanya itu tetapi juga perlengkapan soundsistem dan sarana lain. Begitu mendengar harapan tersebut saya yang ikut hadir dalam ibadat tersebut menjadi heran kog sejauh itu pemikirannya? Rupanya yang bersangkutan merindukan tempat tersebut digunakan secar khusus sebagai kegiatan keagamaan dan tidak tergusur untuk kegiatan lain. Dia juga merindukan untuk menghabiskan masa tahanan di lapas karena merasa tempat dan situasinya jauh lebih nyaman dari tempat lain. Namun karena gagasan tersebut menyangkut pertimbangkan birokrasi maka kami tangguhkan.
Kunjungan ke lapas sebagai bagian rutin ibadat bersama memang dimaknai sebagai pengikut sabda YEsus. "kalau saudaramu sedang dalam penjara tengoklah". TEnyata rahmat Tuhan hadir dan memberi penghiburan.

Sabtu, 15 November 2008

mencari kesegaran bersama

Berkah Dalem,
Hari SAbtu ini saya mendpat kesempatan untuk menemani orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pelayanan kesehatan baik dari dokter, pengurus, pegawai administrasi, perawat, karyawan kebersihan, dsb dari Rumah SAkit Budi RAhayu. Dengan mengambil di padepokan Catur Tumanggal guci Tegal, kebersamaan yang disebut sebagai rekoleksi ini mengajak yang hadir untuk mencari kesegaran dengan bermain bersama. Berbagai permainan seperti memindahkan bola dari dagu dengan menggunakan siku, memindahkan tali rafia, menyanyi dan menari menjadi bagian kegiatan penyegaran bersama tersebut.
Tidak terasa bahwa semua orang merasa gembira tanpa melihat bagian dan tugas masing-masing sebagaimana layaknya setiap hari di RS. Pada bagian inti disampaikan suatu renungan tentang pentingnya menerima penderitan dan ikut mengambil bagian dari penderitaan orang lain khususnya pasien dan menjadikan kesempatan tersebut untuk terlibat dalam karya Allah. Sapaan, senyuman dan sentuhan pada mereka yang menderita makin menguatkan dorongan pasien untuk mendapat kesehatnnya sendiri. Tugas itu tidak sekedar diterima sebagai bagian "tugas standar" aku bekerja supaya mendapat gaji atau keuntngan tetapi aku bekerja aku bisa memberi lebih banyak.
Penyegaran seluruh jajaran RSBR ini dilanjutkan dengan rekreasi di obyek wisata pemandian air panas guci. SAyuran dan buah-buah yang ada di pasar tidak luput dari kunjungan.
Demikian perjalanan bersama mencari kesegaran.
in finem omnia- ag toro

Sabtu, 08 November 2008

AGENDA KEGIATAN PAROKI

Rutin : Misa Paroki Sabtu, 8 November pk 17.00; Minggu 9 Nov pk 07.00 & 17.00
Stasi Wiradesa, Sabtu 8 Nov pk 18.00; St Karanganyar MInggu pk 08.00

Perayaan HUT Paroki St Petrus ke 78
di aula Paroki stelah ekaristi sabtu, menampilkan pentas perwakilan kelompok kategorial, dan hidangan sega megono (khas pekalongan).

Ziarah Kaum Muda Karyawan, ke SEndangsono, Jatiningsih, Ganjuran
Sabtu, 8 Nov pk 23.00 berangkat dari gereja paroki

Demikian agenda paroki

MENABUNG SAMBIL BERAMAL

Menabung untuk menyimpang uang agar pengeluaran bisa diatur dengan baik. SElain ada keuntungan juga untuk mengelola keuangan secara tepat. Namun menabung untuk kepentingan sosial dapat dilakukan. Menabung untuk kepentingan beramal itu dilakukan untuk kepentingan Gereja. Sejak bangunan gereja st Petrus direnovasi biaya pemeliharaan boleh dibilang cukup besar. Yang rutin saja tiap bulan bisa dikatakan Rp 4.000.0000,- untuk listrik dan operasional telpon. Sedangkan rp 5.000.000 untuk kepentingan solar jenset gereja untuk misa/ kegiatan gedung gereja. Belum pengeluaran rutin lain seperti PSE, karyawan, kegiatan dewan, dsb.

Terdorong untuk menjadikan paroki memiliki dana simpanan bagi kepentingan pemeliharaan itu panitia Arisan dibentuk. Panitia ini menghimpun dana umat dengan cara arisan. Kurang lebih sudah 8 x periode Arisan ini dilakukan. Tiap periode berlangsung 3 th (36 bulan) dengan dana tersimpan 1 nomor Rp 100.000,-. Arisan ini akan diundi tiap 3 bulan sekali dihitung bulan Februari 2009 dengan hadiah utama untuk 3 pemenang yang besarnya tiap periode berbeda. Periode awal sebesar Rp 1.000.000,-. Mereka yang sudah mendapat hadiah utama tidak lagi menyerahkan arisannya.

Tahun ini merupakan tahun akhir periode sebelumnya (2006-2008). Pencarian tabungan dilaksanakan bulan Februari 2009. Tapi penarikan untuk periode berikutnya sudah dilaksanakan bulan Januari 2009. Kepanitiaan dibentuk untuk memperlancar kinerja amal bagi kepentingan Gereja. Panitia beriktiar akan mengumpulkan dana dari umat sendiri (tidak melibatkan paroki lain) dan diharapkan target sama atau tidak jauh beda dengan periode sebelumnya. (BDifotoro)

Kamis, 06 November 2008

Menjadi Prime Mover

"Hendaknya umat menjadi prime mover atau pelaku utama perubahan dalam kehidupan bermasyarakat. Sudah bukan saatnya lagi bertanya kepada romo tentang memilih mana dan siapa". Demikian ajakan bp Agus Wahyudi dalam pertemuan dekenat utara di Pekalongan. Selaku tim kerawan dan sekaligus terpilih sebagai anggota KPU Kabupaten Banyumas, Bp Agus Wahyudi mengajak tokoh umat, yang adalah pengurus Dewan Pastoral Paroki dan seksi kerawan untuk menjadi pelaku perubahan.
Pemilihan pemilu yang akan dilaksanakan 9 April 2009 nanti menjadi momen penting bagi umat katolik untuk dapat menggunakan hak suaranya secara benar. Jangan sampai suara umat menjadi mubah (sia-sia) karena umat tidak mengerti semangat dan prosedurnya. Umat diajak untuk mengerti dia ada di daerah pemilihan mana dan memilih caleg-caleg yang berkualitas. Dihimbau agar umat katolik menjadi pemilih yang cerdas dengan memperhitungkan calon-calon yang memiliki integritas nasionalisme, mengembangkan pluralitas dan bertanggungjawab. Sebagai pemilih ia perlu memperhitungkan agar suara yang diberikan dapat mendukung cita- cita kesejahteraan bersama. Mereka yang terpilih boleh disebut sebagai penerima mandat untuk melaksanakan cita-cita tersebut.
Pertemuan dewan pastoral paroki bersama tim kerawam ini dilaksanakan sebagai agenda rapat bersama tingkat dekenat. Bertempat di Paroki St Petrus Pekalongan, pertemuan yang dimulai sejak pk 17.00 berakhir pk 19.30. Hadir 70 wakil umat di aula st Petrus Pekalongan, Rabu 5 November 2008. Dalam pertemuan tersebut dihimbau agar seksi kerawam masing-masing paroki dapat mengadakan kegiatan sosialisasi pendidikan politik kepada umat dan membangun kinerja kerja sama dengan pihak lain agar dapat memberikan gambaran yang gamblang tentang calon yang akan dipilih nantinya. (ifoBDtoro)

Rabu, 05 November 2008

Mempersiapkan Perayaan Natal

Perayaan Natal menjadi perayaan rutin bagi umat katolik. Tidak terkecuali bagi umat paroki St Petrus Pekalongan. Perayaan Natal ini dipersiapkan secara khusus oleh panitia yang secara periodik diatur bergiliran dari pembagian wilayah yang ada di paroki. Natal 2008 ini menjadi jatah wilayah Barat-Selatan yang terdiri dari kring Andreas, Kristiana, Emanuel, Fransiskus, Agustinus, Magdalena, Thomas dan Nasareth. Panitia ini juga nantinya akan mengelola kegiatan-kegiatan selama Paska 2009.
Untuk memulai kegiatan tersebut ditegaskan kembali tentang maksud dan dinamika menggereja. Gereja dalam lingkup persekutuan (koinonia) mewujudkan diri sebagai persekutuan yang mensyukuri karunia iman. Paroki dengan arah persekutuan dengan semangat kebersamaan, kerendahan hati dan komunikasi diharapkan makin terwujud dalam kegiatan selama Natal. Demikian pula ada dinamika Gereja yang berfokus pada liturgia (peribadatan), diakonia (pelayanan) dan kerugma (pewartaan). Masing-masing bagian dari kepanitaan dapat menempatkan diri sebagai bagian dari dinamika menggereja. Kegiatan natal tidak hanya berpusat pada gereja dan peribadatan tetapi juga bisa memperluas kedamaian bagi masyarakat. Cakupan pelayanan melalui kegiatan bakti sosial, pengobatan gratis, dsb menjadi bagian dari kekuatan kehadiran Gereja.
Beberapa kegiatan yang dirancang seperti persiapan menyambut Natal dalam tata batin umat disusun demikian. Ada kesempatan rekoleksi umat yang dilaksanakan pada hari RAbu, 17 desember. Ibadat tobat umum dilakukan hari Kamis, 18 dan Jumat 19 desember. lalu dilanjutkan dengan ibadat tobat privat/ pengakuan dosa. Selain itu juga diagendakan untuk anak-anak sekolah yang jadualnya menyesuaikan.
Kegiatan Natal yang boleh disebut bukan hanya kegiatan umat intern melainkan sudah menjadi suasana umum ini akan bersentuhan dengan kelola komunikasi dengan pihak-pihak lain seperti keamanan karena dari tahun ke tahun tempat-tempat ibadat selalu dijaga. Karena itu juga dirancang kegiatan bersama sehingga dengan lebih seksama.
Panitia Natal yang dikukuhkan oleh Dewan Pastoral Paroki st Petrus ini akan melanjutkan dengan penyusunan kegiatan dan anggaran serta pengaturan agenda bersama. Pertemuan pengukuhan kepanitiaan ini berlangsung dari malam, Selasa 4 November pk 19.00 dan berakhir pk 21.00.

Gerejaku Rumahku: HUT Paroki ke-78

Dengan mengusung tema atau semangat Gerejaku adalah Rumahku, berbagai kegiatan dalam rangka HUT paroki St Petrus Pekalongan yang ke 78 dilaksanakan baik dalam perayaan ekaristi maupun dalam kegiatan di luar ekaristi. Ibadat tirakatan menjelang HUT dilakukan dengan adorasi Ekaristi hari Jumat, 31 Oktober yang sekaligus menutup bulan Rosario. Perarakan lilin dimulai dari gua Maria Kaliloji menuju gereja dilanjutkan dengan adorasi sepanjang malam. Pendukung kegiatan adorasi ini adalah kelompok kharismatik dan KTM serta tim liturgi paroki. Hadir sekitar 100 umat dalam prosesi lilin dan adorasi ini. Nyanyian salamat Ulangtahun mengakhiri adorasi pk 00.30 tepat pada tanggal 1 November yang menjadi hari ULtah Paroki.
Dalam Ekaristi di Gereja yang bertepatan dengan dengan HR Semua orang Kudus, dirayakan perayaan bersama dengan penyalaan lilin di logo 78 th. Diletakkan di samping altar, 7 lilin dinyalakan oleh para romo dan kedua dewan paroki. dinyanyikan pula lagu "Panjang umurnya serta mulia". Umat bergembira menyambut perayaan yang dibuat berbeda dari biasanya. Persembahan dengan tarian dari anak dan bawaan persembahan yang berupa hasil bumi dan produksi (sayuran, padi pisang, kelapa, roti anggur dan batik) membawa semarak peringatan HUT tersebut.
Masih berlanjut dengan kegiatan lain seperti lomba-lomba bulutangkis untuk anak di halaman gereja, kerja bakti ke taman pahlawan kota Pekalongan, dan juga kegiatan meriah seperti lomba cepat makan mie, bakiak dan menangkap belut. Hari Minggu, 2 November perlombaan meriah bersama dilaksanakan di halaman gereja/ parkiran berupa lomba bakian untuk keluarga, makan cepat mie dan menangkap belut. Puncak syukuran baru akan dilaksanakan minggu depan yaitu sabtu, 8 November 2008.
in finem omnia-toro